Oleh karena itu, Airlangga dalam pernyataan di Jakarta, Sabtu, usai menyaksikan panen perdana padi gogo di Kabupaten Tulang Bawang Barat, Provinsi Lampung mengharapkan adanya optimalisasi komoditas ini di berbagai daerah.

"Kami mengapresiasi panen perdana padi gogo ini yang tentunya menggunakan sentuhan teknologi dan uji coba. Padi gogo ini diharapkan dapat terus memberikan hasil yang positif dan dapat terus didorong, terutama di lumbung pangan yang airnya terbatas," katanya.

Dalam kesempatan tersebut, ia juga mendorong Pemerintah Daerah dan seluruh lapisan masyarakat untuk membangun pertanian dari hulu hingga hilir yang lebih berdaya saing dengan produktivitas tinggi.

Selain itu, ia mengharapkan para petani dapat menggunakan benih unggul dan mengaplikasikan mekanisasi pertanian agar mampu mencapai swasembada pangan dan memberikan kontribusi positif bagi perekonomian nasional.

"Indonesia sebetulnya dalam tiga tahun terakhir kita tidak pernah impor beras, jadi sebenarnya kita dalam tiga tahun terakhir swasembada beras. Dan bahkan sekarang beras kita relatif aman, kita akan masuk musim panen yang bisa mendapatkan 14 sampai 15 juta ton. Kita juga sudah mendapat permintaan negara lain untuk impor beras dari Indonesia," katanya.

Padi gogo dipilih sebagai salah satu tanaman untuk mewujudkan program konsumsi pangan karena merupakan jenis padi yang dapat ditanam pada areal lahan kering atau biasa disebut dengan padi tegalan. Budidaya padi ini juga menjadi solusi dalam pemanfaatan eks lahan perkebunan dan dapat diaplikasikan di daerah bercurah hujan rendah.

Panen perdana yang merupakan proyek penelitian padi gogo milik PT Huma Indah Mekar (HIM) ini mampu menghasilkan sebanyak 5,3 ton per hektare dengan lahan seluas 84 hektare.

Berbagai provinsi di Indonesia telah melakukan budidaya padi gogo, salah satunya adalah provinsi Lampung. Sebagai provinsi yang termasuk dalam urutan ke lima produsen padi nasional, budidaya padi gogo mendorong peningkatan jumlah produksi padi dan ketersediaan pangan di wilayah tersebut.

Berdasarkan rilis data dari Badan Pusat Statistik, produksi padi Provinsi Lampung pada 2021 tercatat sebesar 2.472.587 ton Gabah Kering Giling (GKG) dan mempunyai share sebesar 4,47 persen terhadap produksi nasional yang mencapai 55.269.619 ton GKG dengan produktivitas 50,40 kw/hektare. Khusus Kabupaten Tulang Bawang Barat, produksi padi pada 2020 mencapai 30.000 ton GKG.

Sementara itu, keseriusan pemerintah dalam memperhatikan ketahanan pangan telah terbukti dengan sektor pertanian yang mampu bertahan di masa pandemi. Sektor pertanian tercatat menjadi penopang pertumbuhan ekonomi setelah tumbuh positif 2,08 persen (yoy) pada triwulan IV-2021. (An)