FT Universitas HKBP Nommensen Gelar Webinar Seri-1 Soal Dunia Konstruksi Teknik Sipil di Era Digital

Foto: Para Narasumber, Pejabat Struktural UHN, dan peserta Webinar

MEDAN, wartamerdeka.info

Fakultas Teknik Universitas HKBP Nommensen (UHN) menggelar Webinar Seri-1 bertajuk: Dunia Konstruksi Teknik Sipil dalam Era Digital”, yang berlangsung secara hybrid, dari kampus UHN, Medan, Sumatera Utara, dan paralel secara zoom meeting.pada Sabtu (9/4/2022).

 

Dalam hal pengimplentasian pemikiran ilmiah suatu inovasi, pihak akademisi perlu juga menggandeng dan bekerjasama dengan pemerintah dan kalangan praktisi/perusahaan. Karena itu, UHN mulai menggiatkan penerapan teknologi digital tersebut bekerjasama dengan Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat (PUPR) dan Perusahaan seperti HATSINDO, JPN III, dan PT. Herawana Consultant. Selain itu, UHN juga berkolaborasi dengan Universitas Mpu Tantular, Jakarta.

 

Webinar Seri-1 ini menghadirkan para pembicara yaitu: Ir. Kimron Manik M.Sc; Prof. Dr. Manlian R. A. Simanjuntak, ST, MT. D.Min; Dr. (Cand.) Drs. Ir. Edison H. Manurung, ST, MT, MH, MM; Dr. Jan Patar Simamora, SH, MH; dan Rekson Sibuea, ST.

 

Ketua Panitia Penyelenggara, Tiurma Elita Saragi, ST, MT dalam laporannya, mengatakan, kegiatan ini berangkat dari pemikiran kemajuan dunia konstruksi yang semakin inovatif di era digital.

 

“Kami berharap acara webinar berseri ini dapat memberi energi bagi dunia konstruksi teknik sipil dan dunia akademisi,” harapnya.

 

Selanjutnya, Dekan Fakultas Teknik UHN Dr. Ir. Timbang Pangaribuan, MT, dalam sambutannya mengatakan, bahwa nantinya segala kegiatan yag terkait konstruksi teknik sipil ini akan bersentuhan dengan dunia computer, dan tidak lepas dari penguasaan software dan hardware.

 

Timbang berharap, agar semua pihak dapat bersatu padu mengambil hikmah dari pertemuan ini. Kemudian, ada follow up dari grup-grup mahasiswa membicarakan dunia teknik sipil dalam era digital.

 

Sementara Wakil Rektor III, Dr. Ir. Sindak Hutauruk, MSEE, membuka secara resmi webinar dan sekaligus menyampaikan sambutannya mewakili Rektor UHN, Medan. Menurutnya, seluruh pihak harus merebut teknologi digital ini untuk menang, dalam persaingan di Era Industri 4.0 ini, bahkan sudah ada yang beranjak ke Era Society 5.0.

 

Wakil Rektor ini juga sepakat agar para mahasiswa memperoleh bekal cinta efiesiensi dalam konstruksi teknik sipil, karena di era digital ini ada perubahan efisiensi dalam dunia konstruksi. Revolusi konstruksi menggunakan secara maksimal teknologi yang berbasis digital dan IT, sehingga dapat mempermudah pekerjaan dan meningkatkan efisiensi waktu dan biaya.

 

Selain itu, Sindak menambahkan agar kita juga mampu mengusai BIM (Building Information Modelling) pada konstruksi. BIM ini merupakan penerapan teknologi konstruksi yang berbasis digital dan internet. Penerapan BIM ini dapat menghemat biaya proyek, meminimalisir resiko pekerjaan, dan mengoordinasi antarpihak yang terkait.

 

Dalam sesi paparan, Dr. (Cand.) Drs. Ir. Edison H. Manurung, ST, MT, MH, MM, mengawali sesi pertama dengan topikPenerapan Teknologi Digital dalam Revolusi Konstruksi.

 

Edison memulai paparannya dengan membicarakan Revolusi Industri 4.0 yang banyak bertebaran percakapannya di media sosial dan media massa. Era ini juga disebut era disrupsi di mana dunia industri tidak lagi bergerak secara linier.

 

Akibatnya era disrupsi terkesan mengacak-acak pola tatanan lama dan membuat pola tatanan baru. Apakah kita sudah siap menghadapi era Revolusi Industri 4.0 yang notabene turut mempengaruhi era digitalisasi konstruksi? Kunci dalam memenangkan persaingan dan menghadapi tantangan revolusi 4.0 adalah dengan pemanfaatan teknologi digital,” ungkapnya.

 

Namun demikian, dalam masa pandemi Covid-19 sejak awal 2020 ini, banyak kendala dalam dunia konstruksi. Dalam perencanaan konstruksi, di masa pandemi hampir tidak berdampak karena adanya pemanfaatan teknologi digital tersebut.

 

Sebaliknya, dalam pelaksanaan proyek dan pengawasan konstruksi dampak pandemi tersebut terasa sekali kendalanya. Sebagai contoh, adanya keterlambatan penyelesaian proyek, ketersediaan tenaga kerja, sulitnya mobilisasi, dan sulitnya pengadaan material.

 

Padahal sesungguhnya sektor konstruksi dapat menjadi motor penggerak perekonomian Indonesia.

 

“Kita berharap pemerintah benar-benar jeli dalam melihat sektor apa saja yang dapat memberi pengaruh besar bagi perekonomian. Misalnya infrastruktur jalan dan jembatan yang tepat sasaran dapat mempercepat akses pengiriman barang dan jasa,” bebernya.

 

Salah satu hal yang perlu dicermati dalam Revolusi 4.0 ini adalah lapangan pekerjaan. Revolusi 4.0 turut menghilangkan beberapa pekerjaan yang sudah diambil alih oleh otomatisasi mesin, robot, dan aplikasi perangkat lunak. Sebaliknya, Revolusi 4.0 juga mendisain ulang lapangan pekerjaan lama menjadi baru yang sebelumnya tidak terpikirkan, sekaligus melahirkan lapangan pekerjaan baru, misalnya digital marketing.

 

Karena itulah, Revolusi 4.0 membuat kita kembali melakukan pembelajaran agar kita tidak ketinggalan dan dapat mengikuti perkembangan teknologi digital tersebut,” tandasnya.

 

Edison mencatat bahwa Pemerintah sudah melakukan langkah konkrit dalam menyikapi perkembangan Rovolusi 4.0 ini, terlebih dalam masa pandemi ini.

 

Tentu saja dalam bidang jasa konstruksi, pemerintah mampu memanfaatkan 3D Printing untuk membangun rumah-rumah. Selain itu juga, dalam pembangunan infrastruktur, pemerintah sudah menerapkan BIM yang hasilnya sudah dapat kita rasakan,” lanjutnya.

 

Di sisi lain,  Edison juga menyinggung peran dosen yang berinteraksi dengan mahasiswa tidak dapat tergantikan.

 

Di masa pandemi ini, tentu hampir 2 tahun para mahasiswa mengikuti kuliah secara online. Tentu mereka kehilangan kebersamaan dengan komunitas kampus, baik itu dosen maupun teman-temannya. Berbahagialah kita sebagai dosen, walaupun gajinya tanda petik, bahwa Revolusi Industri 4.0 tidak mampu mengalahkan peran dosen bagi mahasiswanya,” kelakar Edison.

 

Ir. Kimron Manik M.Sc, Direktur Keberlanjutan, Ditjen Bina Konstruksi, Kementerian PUPR membawakan makalah berjudul “Digitalisasi Konstruksi & Penerapan Building Information Model (BIM)”. Kimron Manik mengawali penjelasan bahwa Era Revolusi Industri, teknologi internet dan teknologi jaringan mendorong proses digitalisasi industri.

 

Kimron Manik menjelaskan, di masa Covid-19, aplikasi teknologi 4.0 menimbulkan adanya kolaborasi digital, yang menciptakan Building Information Modelling (BIM). BIM memiliki beberapa aspek, yang kini sedang didorong peningkatannya oleh Kementerian PUPR dalam Era Industri 4.0.

 

Dikatakan Kimron Manik, BIM sebagai salah satu Teknologi Digital untuk mempercepat pembangunan infrastruktur. Serta menuju Transformasi Konstruksi, selain Arah Utama dan Kebijakan, adanya Prinsip Dasar yang salah satunya Menerapkan BIM di Industri Konstruksi.

 

Sedangkan Penerapan BIM Pada Seluruh Siklus Proyek, meliputi tahap Survey, Investigation, Design (SID), Land Acquisition (LA), Construction (C), Operation & Maintenace (OM), serta terdapat proses Procurement (Pro), sehingga seluruh siklus hidup pekerjaan konstruksi yang disebut SIDLAPROCOM.

 

Menurut Kimron, masalah umum Proyek Konstruksi ditemukan, lebih dari 60% proyek konstruksi besar gagal memenuhi target waktu dan biaya, dan 30% biaya konstruksi terbuang untuk pekerjaan ulang (rework). Sebab itu, Keuntungan Penggunaan BIM yaitu: Mengurangi Klaim Mengurangi Durasi Proyek Mengurangi Biaya Konstruksi; Mengurangi Pekerjaan Ulang (Rework); dan Mengurangi Kesalahan Dokumen.

 

Prof. Dr. Manlian R. A. Simanjuntak, ST, MT. D.Min, Guru Besar bidang Manajemen Proyek Konstruksi, Universitas Pelita Harapan (UPH)  dengan makalah “Penyelenggaraan Jasa dan Usaha Konstruksi di Era Digital”, memaparkan soal Globality, Sustainability, Life Cycle Construction, dan Construction Industry in Indonesia. Kemudian adanya Perkuatan Masyarakat Jasa Konstruksi melalui PP 14 Tahun 2021.

 

Manlian R. A. Simanjuntak juga menjelaskan bahwa Pengendalian Proyek Konstruksi Berbasis Sistem Rantai Pasok : Material; Peralatan; SDM dan Teknologi. Sedangkan Fitur Sistem Informasi Material Dan Peralatan Konstruksi (SIMPK), terkait dengan Informasi dengan Akses Publik; Layanan pencatatan sumber daya material dan peralatan konstruksi; Layanan konsultasi terkait material dan peralatan konstruksi.

 

Lebih lanjut, Asesor Sertifikasi Dosen Republik Indonesia ini menyinggung soal Kepemilikan Sertifikat  Kompetensi  Kerja (SKK) Konstruksi, sesuai dengan PP 14 Tahun 2021 pada Pasal  28 D.  Sedangkan SKK memiliki masa berlaku 5 (lima) tahun, dan akan dievaluasi serta dapat mengajukan sertifikasi lagi.

 

Adapun Dr. Jan Patar Simamora, SH, MH, Ketua LPPM Universitas HKBP Nommensen Medan, dengan makalah “Urgensi Penelitian dan Publikasi Karya Ilmiah Dalam Dunia Konstruksi”, menjelaskan dasar dilakukannya penelitian dan peranan penelitian dalam membantu manusia memperoleh pengetahuan baru dan mengembangkan ilmu pengetahuan.

 

Dikatakan Jan Patar Simamora, hasil Penelitian harus dipublikasi, karena untuk antara lain: Memperoleh hasil penelitian yang lebih baik; Mempromosikan pemikiran, ide dan gagasan dan Mengembangkan ilmu pengetahuan. Akhirnya, setiap publikasi dapat dibaca dan dipelajari oleh masyarakat, dan disinilah media publikasi mulai berperan.

 

Rikson Sibuea, ST, Ketua DPD Hatsindo & Askonas Sumut, Sekretaris Sekber Asosiasi Terakreditasi Sumut membawakan paparannya berjudul “Peran Asosiasi Profesi Meningkatkan SDM Konstruksi Di Masa Milenial”, yang menjelaskan Asosiasi Profesi Konstruksi, suka atau tidak suka wajib mengikuti perkembangan regulasi yang telah ditetapkan oleh pemerintah.

 

Hal ini sehubungan dengan peningkatan Sumber Daya Manusia (SDM) yang tidak terlepas dengan kebutuhan pasar serta peningkatan informasi dan teknologi yang sangat pesat. Mulai dari kebutuhan Pasar Bebas Masyarakat Ekonomi Asean (MEA), yang saat ini telah berkembang menjadi era 4.0, sehingga Asosiasi Profesi Konstruksi wajib berbenah.

 

Oleh karena itu, sebagai salah satu bentuk tanggung jawab Pemerintah mengikutsertakan masyarakat jasa konstruksi dalam melaksanakan sebagian kewenangan pemerintah pusat melalui Lembaga Pengembangan Jasa Konstruksi (LPJK). Salah satu peran masyarakat jasa konstruksi adalah memiliki kewenangan penerbitan sertifikasi kompetensi kerja konstruksi (PP No 14 Tahun 2021). DANS



Posting Komentar

Lebih baru Lebih lama