Khasanah Dongeng Rakyat Rembang Bakal Bertambah Ratusan Cerita

REMBANG-Kantor Perpustakaan, Arsip dan Pengolahan Data Elektronik (Parsip dan PDE) kabupaten Rembang, di halaman setempat Sabtu (30/10) menggelar presentasi hasil lomba penulisan dongeng rakyat. Sebanyak 18 peserta dari tiga jenjang pendidikan ujuk gigi, masing-masing menceritakan dongeng karya mereka, untuk dinilai dewan juri.

Kepala Kantor Parsip dan PDE Rembang Edi Winarno disela-sela kegiatan lomba menerangkan, pada bulan ini pihaknya menyelenggarakan lomba penulisan dongeng rakyat Rembang, tujuannya untuk menggali cerita rakyat yang belum pernah dipbulikasikan, agar dimengerti warga Rembang. ”Selanjutnya naskah yang masuk ke panitia akan dibukukan dan disalurkan ke perpustakaan sekolah serta desa dan taman bacaan masyarakat,” ungkapnya.

Menurut dia, lomba difokuskan untuk pelajar jenjang pendidikan Sekolah Dasar sederajat, Sekolah Menengah Pertama sederajat dan Sekolah Menegah. Atas sederajat. Agar mereka peduli dan mau nguri-nguri budaya lokal agar tidak punah. ”Sekaligus juga sebagai upaya membentengi generasi muda kalangan pelajar di tengah gerusan budaya asing yang terus membanjir masuk ke negeri ini, baik melalui media massa, elektronik dan internet,” ceturnya.

Dia menuturkan, untuk lomba penulisan dongeng sendiri, hari Senin kemarin merupakan batas waktu terakhir naskah dikirim ke panitia. Selanjutnya dari ratusan naskah yang masuk disaring, diteliti dan dinilai, baik dari sisi gaya penulisan, orisinalitas dan ke-otentikan dongeng. ”Setelah itu ditetapkan nominator 3 putra dan putri urutan tertinggi dari masing-masing jenjang pendidikan dan hari Sabtu ini ditampilkan dalam lomba presentasi,” jelasnya.

Dia menambahkan, mereka semua otomatis akan keluar sebagai juara dan mendapatkan piala, piagam dan uang pembinaan dari panitia. ”Namun khusus untuk juara 1 putra dan putri masing-masing jenjang pendidikan akan mewakili kabupaten Rembang ke tingkat propinsi Jawa tengah, dalam ajang serupa yang dilaksanakan bulan depan,” imbuhnya.

Terpisah Khusaeri tokoh penulis dongeng rakyat Rembang yang juga salah satu anggota juri menerangkan, upaya lomba penulisan dongeng rakyat Rembang memang sangat dibutuhkan. ”Karena hasil dari lomba dapat dibukukan untuk menambah koleksi bacaan baik perpustakaan daerah, sekolah atau desa dan taman baca masyarakat,” sebutnya.

Menurut dia, dari ajang itu sebut Khusaeri, dapat menambah khasanah dongeng rakyat khas Rembang selain 48 cerita yang ditulisnya dan telah dibukukan. ”Setidaknya dari peserta lomba presentasi hari ini saja akan bertambah 18 cerita,” ctusnya.

Dia menambahkan, sebelum dongeng karya peserta dibukukan, hendaknya perlu dilakukan kajian empiris dan analisis mendalam atas orisinil dan keabsahan cerita serta nara sumber. “Bukan hanya sekedar membuat dongeng rakyat, tetapi juga harus dapat dipertanggung jawabkan keabsahannya,” imbuhnya.

Dongeng rakyat yang disampailkan peserta saat lomba presentasi cukup variatif. Ada yang menceritakan asal-usul nama pedukuhan, desa dan tempat-tempat wisata alternatif yang ada di kabupaten Rembang.(hasan)
         

Posting Komentar

Lebih baru Lebih lama