
Semenjak kejadian itu hingga sekarang Aziz hanya tergolek lemas dan lumpuh diatas tempat tidur ,kini biaya untuk menghidupi Istrinya dan biaya berobat setiap minggunya bergantung kepada Mertua dan sanak saudara suaminya.
Ariyanti (19 th) istri Abdul Aziz yang sedang hamil 8 bulan menuturkan dirinya hanya bisa pasrah kepada Tuhan yang Maha Esa ,Dan dirinya tak tau harus berusaha kemana lagi Ariyanti menambahkan untuk biaya hidup sehari-hari Suami dan dirinya ditopang oleh Mertua yang bermata pencaharian sebagai penjual krupuk ,tak hanya itu dalam setiap minggu mertuanya harus mengeluarkan Rp.200.000 untuk biaya dokter dan obat dan selang untuk buang air besar dan kecil ,sebetulnya Ariyanti merasa kasihan beban mertuanya namun mau bagaimana lagi.
Ariyanti menambahkan dalam setiap harinya ia tak bisa keluar rumah unuk mencari usaha karena merawat Suami dari mulai memandikan memnyuapi hingga mengganti pakaian.
Apalagi kini bagian tubuh suaminya dari mulai kepala kaki dan pantat lukanya membusuk dan lebar sehingga Ariyanti secara teratur harus membersihkan, karena mengeluarkan bau yang tak sedap.
Menurut dokter, suaminya mengalami Discubitus. Ariayanti yang dalam waktu dekat akan melahirkan anak pertamanya mengaku sangat kebingungan harus mencari biaya dari mana.
Aziz yang tak memiliki kartu jamkesmas hanya mampu berobat di RSUD Soetrasno dengan program JKRS saja, sedang Ariyanti sendiri sebetulnya ingin membawa suaminya ke Solo guna memeriksakan tulang belakang suaminya sesuai saran Dokter. Namun ia tak memiliki biaya dan kartu jamkesmas.
Aziz dan istrinya sambil meneteskan air mata berharap kepada Dewan Perwakilan Rakyat Daerah dan Pemerintah melalui Bupati bisa membantu untuk meringankan beban penderitaannya. Aziz mengaku uang santunan 10 Juta pemberian pemilik bangunan dimana ia bekerja dan terkena musibah sudah habis semenjak 2 bulan lalu. (Hasan)