REMBANG (wartamerdeka.com) - Warni (45) warga Desa Terjan Rt 01 Rw 02 Kecamatan Kragan yang menderita penyakit kanker payudara, kini kondisinya terus menghawatirkan. Wanita yang memliki seorang putra dari buah perkawinannya dengan Pariadi (50 th) saat ini hanya mampu berbaring saja di tempat tidur beralaskan galar bambu.
Kepada wartawan di rumahnya Warni menceritakan, awalnya, penyakit ni hanya berupa benjolan sebesar kelereng dengan rasa sakit yang berdenyut-denyut di payudara sebelah kanan. “ Kira-kira tiga tahun lalu, saya melihat ada benjolan kecil di payudara di sebelah kanan,”ujar Warni yang ditinggal suaminya 13 tahun silam.
Rasa sakitnya sekitar tiga tahun lalu sejak anaknya yang bernama Nurwanto baru berusia 2,5 tahun. "Namun semakin hari, rasa sakit kian terasa dan benjolan dipayudaranya makin membesar, namun karena keterbatasan ekonomi kami tak mampu berbuat banyak dan pasrah,“ ungkap warni sembari menahan sakit yang dideritanya.
“Saya berharap untuk sembuh. Tetapi Jangankan untuk berobat ke dokter maupun Rumah sakit, untuk mencukupi kebutuhan sehari-hari saja ,saya mengandalkan pemberian saudara dan tetangga, karena selama ini saya tidak bekerja, ” keluhnya sambil menitikkan air mata.
Selain warga miskin yang hidupnya sangat pas-pasan, untuk makan setiap harinya hanya mengandalkan bantuan program pemerintah yaitu Beras untuk warga Miskin (Raskin). Dia mengaku sejak kecil sekitar 13 tahun terakhir di tinggal suaminya yang bernama Pariadi yang konon katannya pamit bekerja sebagai tukang becak di alun- alun Juana kabupaten Pati yang hingga kini belum juga pulang,”ungkapnya.
“Saya ini keluarga miskin. Saya kasihan nasib ibu, pak. Saya sangat sayang ibu. Setiap harinya saya yang memasakkannya, memendikan dan mencuci pakaian ibu, Saya berharap ibuku cepat sembuh dari penyakit Kanker payudara yang terus menggerogotinya. Saya berharap ada dermawan yang mau membantu ibukku untuk biaya berobat maupun untuk biaya makan, sehari-hari “ cetus Nurwanto (7)anak semata wayang Warni .
Hidup di bawah garis kemiskinan Wanita penderita Kanker Payudara itu rela tidur di atas galar bambu dengan rumah kecil berukuran 4 x 6 meter terbuat dari bambu dengan lantai dari tanah. Untuk mencukupi makan setiap harinya, dia mengaku mendapatkan Raskin sekitar 5 kg dari pemerintah di setiap bulannya.
“Alhamdulillah untuk setiap bulannya, keluarga saya mendapatkan raskin dari pemerintah. Untuk hidup hemat, saya rela setiap harinya saya memasak hanya satu gelas beras. Itu sudah cukup untuk saya makan bersama ibukku, walaupun terkadang perutku terasa perih. Untuk lauk dan sayur yang saya masak hanya seadanya dan itupun saya hutang di bakul- bakul, “ kata Nurwanto yang masih duduk di kelas 3 MTs Yayasan Nahjatus Sholihin desa Plawangan itu.
Dia berharap, pemerintah untuk berbuat lebih banyak agar beban hidupnya lebih ringan berupa penambahan Raskin maupun bantuan pengobatan. Untuk biaya sekolahpun Nurwanto terlalu berat, biaya sekolahnya memang geratis, namun untuk biaya transportasi dia minimal butuh uang sekitar Rp 3 ribu. Dua ribu untuk ongkos transport dan seribu untuk jajan dan sarapan di sekolah.
“Saya pingin pintar dan terus sekolah., seperti teman-teman yang lain,” ucap Nurwanto dengan menatap ibunya yang terbaring, sembari menangis memeluk ibunya meratapi perjalanan hidup keluarganya.(hasan)
(Sumber: www.wartamerdeka.com)
(Sumber: www.wartamerdeka.com)