Sarjana Cantik IPK Tinggi Ini, Pilih Jual Jamu Ketimbang Kerja Kantoran


Theresa Christya Alfiani atau Tesa

JAKARTA (wartamerdeka) -  Memiliki paras cantik dan pintar rupanya tidak serta-merta membuat wanita yang satu ini menggunakan kelebihannya itu, untuk melamar pekerjaan di perusahaan besar.

Theresa Christya Alfiani (25), gadis cantik yang lulus kuliah dengan Indeks Prestasi Kumulatif (IPK) tinggi, perusahaan mana yang ragu menjadikannya karyawati?

Tapi, Theresa akhirnya lebih memilih berusaha sendiri. Ia pernah kerja kantoran, selepas SMA dan saat masih kuliah, tapi itu tidak memuaskannya. Ia lalu berupaya mengembangkan bisnis sendiri, dan kini jadilah jamu bermerek ‘Sinok Kemayu’ yang sukses lewat penjualan online.


Theresa sukses mengelola dan mengembangkan jamu Sinok Kemayu yang ia jual secara online. Gadis berdarah Dayak kelahiran 16 Juni 1990 ini memanfaatkan resep leluhur yang turun temurun. Ia juga mewarisi dari orangtuanya, yang suka membuat jamu, meski dalam skala kecil.

Tesa, demikian panggilan akrabnya, sebenarnya pernah memulai karier sebagai karyawati. Itu dilakukannya setelah lulus SMA, dengan bekerja di hotel. Tapi, ia tak puas dengan pekerjaannya. Maka, dia melanjutkan kuliah S1 jurusan Komunikasi di Universitas Diponegoro (UNDIP), Semarang.

Selama jadi mahasiswi, Tesa mencoba untuk bekerja lagi. Ia menjadi karyawati pada sebuah kafe dan resto. Banyak ilmu yang ia peroleh, namun tetap saja ada perasaan tidak puas karena bukan usaha sendiri.

Tesa kemudian melirik resep jamu Dayak yang menjadi warisan leluhur. Ia melihat ini sebagai peluang bisnis. Maka, lahirlah jamu kecantikan alami, yang saat itu dikemas dalam botol tanpa merek.

Cerita soal jamu produk Tesa ini lantas menyebar dari mulut ke mulut hingga mulai banyak dicari. Dia pun mulai menekuni bisnis penjualan jamu tersebut.

Sedangkan soal merek ‘Sinok Kemayu’ sendiri, Sinok berarti gadis Jawa, sedangkan Kemayu bermakna centil. Modal awalnya hanya Rp 5 juta, namun kini sudah berkembang pesat melalui penjualan online.

Produk jamu Sinok Kemayu ia perbaiki kualitasnya, termasuk kemasannya. Karena pasarnya ternyata tidak hanya dalam negeri, tapi sudah merambah ke Malaysia hingga Jerman.

Di balik sukses yang ia raih, kata Tesa, sebenarnya ada perjuangan berat di sana. Saat memulai usaha, ia kadang tidak tidur sampai tengah malam. Ia harus merebus jamu dalam panci yang besar.

Bahkan, ia kerap menangis sendiri. Terbayang teman-temannya yang bekerja di kantor, hidupnya enak, masuk kerja pagi pulang sore, malam bisa kelayapan dan tidur awal.

Rawat Kecantikan
Untuk menjaga kecantikan diri, seminggu sekali Tesa  menyempatkan waktunya ke salon. Dua minggu sekali dia melakukan hair spa.

"Set rambut seminggu sekali," ujar dia sebagaimana dikutip dari media Jateng, beberapa waktu lalu.

Kebiasaan mencatok dan memberi sentuhan sasak itulah yang mendorong Tesa, untuk merawat rambutnya. Ditambah terpaan sinar matahari yang semakin merusak rambut. Padahal baginya, rambut itu penting untuk penampilan.

"Sehingga harus senantiasa dijaga kesehatannya," imbuhnya.

Sarjana lulusan Jurusan Komunikasi Undip itu pun menjaga rambutnya mulai dari akar sampai ke ujung. Akar rambut agar kuat dan tidak mudah rapuh. Tiap helainya harus sehat dan berkilau.

"Ujungnya jangan sampai bercabang," lanjutnya.

Di rumah, dia juga rutin melakukan hairmask agar kesehatan rambutnya terjaga lebih maksimal. Hairmask yang dilakukan sendiri tentunya tanpa disertai pemijatan. Jadi di salon, dia lebih memilih untuk hairspa.

"Dengan treatment hairspa di salon bisa mendapat dua keuntungan yaitu manfaat dari spa rambut itu sendiri dan meredakan pegal di kepala," terangnya.

Tidak hanya rambut, semua bagian tubuh penting untuk dirawat. Dia juga rutin merawat wajahnya. Untuk kesehatan tubuh, dia berolahraga dan mengonsumsi air putih serta buah.

"Saya juga rutin minum jamu sebelum dan sesudah menstruasi," pungkasnya. TJ/DANS

Posting Komentar

Lebih baru Lebih lama