TASIKMALAYA (wartamerdeka) - Foto surat edaran sumbangan bagi sejumlah murid SDN Cilingga Kota Tasikmalaya yang diunggah oleh salah satu netizen ke media sosial di group Forum Warga Tasikmalaya (FWT), ternyata banyak menuai reaksi keras dari beberapa guru di sekolah tersebut.
Apalagi postingan tersebut menjadi viral di medsos. Pasalnya di group itu telah kebanjiran sejumlah komentar yang beragam. Mulai dari yang pro hingga yang kontra saling menyerang sehingga tak ayal akhirnya menuai polemik. Bahkan telah menjadi trending topic.
Komite SDN Cilingga Kota Tasikmalaya, Jaja Sukendar BA mengaku pihaknya sangat menyesalkan terkait adanya postingan tersebut. Pasalnya nama sekolahnya sekarang ikut tercoreng menjadi opini sumbang di mata publik. Seolah sumbangan tersebut pungli, padahal itu merupakan hasil kesepakatan bersama.
“Jadi ini sifatnya tidak ada paksaan sama sekali.Kalau ada yang mau menyumbang silahkan dan tidak menyumbang pun juga tidak masalah. Intinya ini hanya keikhlasan semata saja. Jauh sebelumnya juga sudah ada musyawarah dengan sejumlah orang tua siswa,” ujarnya, Jumat (27/10/2017).
Jaja mengatakan, sumbangan itu berkaitan dengan adanya dua kepala sekolah dan satu komite yang akan purnabhakti. Sehingga pihaknya ingin memberikan berupa bingkisan kenangan sebagai bentuk apresiasi atas pengabdiannya di sekolah selama ini.
Sedangkan untuk dana bingkisan untuk paturay tineung itu dibuatlah surat edaran hasil dari kesepakatan sejumlah orang tua siswa. Sehingga sesuai dengan musyawarah terkait biaya itu nominalnya seikhlasnya.
“Saat ini yang terkumpul itu belum semuanya. Baru sekitar ada 40 persen saja,” terangnya.
Kata Jaja, pihaknya segera mengundang kembali sejumlah orang tua siswa, dalam upaya untuk melakukan konsolidasi dan komunikasi guna memberikan pemahaman kembali sumbangan itu tidak ada paksaan. Sehingga tidak ada keliru lagi memadang sumbangan itu.
“Banyak di sini sejumlah guru yang merasa tidak berkenan dengan adanya orang yang memposting surat edaran sumbangan tersebut. Karena nama sekolah ini telah ikut tercoreng.Padahal kalau memang merasa keberatan tinggal komunikasi saja.Sebab ini juga bentuknya tidak ada pemaksaan,”bebernya.
Jaja menambahkan, terkait pelaksanaan paturay tineung itu masih lama yakni di bulan Desember. Adapun kegiatan paturay tineung ini sudah lama dilaksanakan di sini. Bahkan di sekolah-sekolah lain pun juga sama.Namun tiba-tiba saja menjadi rame pasca ada orang yang memposting ke medsos.(Ariska)
Tags
Daerah