Berharap Turun Hujan, Prajurit Yonif 141/AYJP Laksanakan Sholat Istiqa


MUARA ENIM (wartamerdeka.info) -Di musim kemarau tahun ini, BMKG memprediksi kemarau akan lebih panas dari kemarau tahun sebelumnya, yang mengakibatkan banyak terjadi Kebakaran Lahan dan Hutan (Karhutla). Selain itu juga membuat tumbuh-tumbuhan yang semula hijau menjadi mengering. Untuk mengantisipasi ancaman kekeringan tersebut, Batalyon Infanteri 141/AYJP menggelar shalat istisqa (salat minta turunkan hujan) di lapangan tenis Yonif 141/AYJP Karang Raja Kabupaten Muara Enim, Senin (26/08/2019).

Menurut Komandan Batalyon Infanteri 141/AYJP Letkol Inf Aswin Suladi, S. E,. M. AK, bahwa saat ini musim kemarau masih berlangsung dan belum juga turun hujan. “Kita berdoa memohon kepada Allah SWT, semoga diberikan rahmat berupa hujan sehingga penanganan Karhutla di wilayah Sumsel akan cepat teratasi,” katanya.

Letkol Inf Aswin Suladi, S.E,. M.AK juga menambahkan, selain kejadian Karhutla juga sudah banyak tumbuhan kering. “Di seputaran kita sudah banyak tumbuhan yang kering, mudah-mudahan dengan turun hujan, tumbuh-tumbuhan bisa kembali hijau dan subur lagi,” harap Danyonif.

Sementera itu keluhan telah banyak terdengar, tentang kondisi musim kemarau yang panjang, dan musim hujan yang belum juga datang, sehingga mengakibatkan kepada kekeringan dan kerusakan yang merata di segenap wilayah bangsa.

Di samping itu, katanya lagi, bencana kabut asap, kebakaran hutan, gagal panen, air tanah yang telah habis, air gunung, dan sungai yang semakin berkurang, sehingga mengurangi pasokan energi listrik, telah menjadi kondisi yang dirasakan oleh mayoritas rakyat di segenap negeri kita ini.

Kegiatan sholat istiqa ini dipimpin oleh ustad Dedi, wakil ketua Baznas kab. ME. Dan diikuti oleh 200 personel Yonif 141/AYJP.

Aswin berharap, kondisi ini semoga dapat menyadarkan segenap anak bangsa, rakyat biasa atau pemerintah, kaum pinggiran atau kalangan pejabat, umat yang terlupa atau kaum pesohor, bahwa bumi ini adalah milik Allah, tiada kuasa bagi manusia untuk menghindar dari nikmat yang diangkat oleh-Nya.

“Maka upaya tobat adalah satu-satunya jalan untuk mengembalikan nikmat tersebut. Bertobat dengan segenap kesadaran dan keikhlasan, kembali kepada aturan dan syariat Allah, meninggalkan perilaku yang dimurkai oleh Allah. Bertobat kepada Allah, menjadi penghapus atas segala kesalahan, dan juga pembuka pintu rahmat Allah," pungkasnya. (Agus v)

Posting Komentar

Lebih baru Lebih lama