Gubernur Sulsel Nurdin Abdullah Imbau Umat Islam Shalat Id Di Rumah Masing-Masing Bersama Keluarga

Gubernur Sulawesi Selatan (Sulsel) Nurdin Abdullah

MAKASSAR (wartamerdeka.info) - Biasanya sejumlah pusat perbelanjaan dan pasar di kota Makassar Sulawesi Selatan menjelang lebaran mulai dipadati pembeli dan jalanan macet dimana-mana. Namun, kali ini terlihat lengang.

Kawasan pusat perbelanjaan Panakukang Makassar dan Jalan Boulevard yang biasanya ramai juga terlihat sepi. Selain memang penerapan Pembatasan sosial berskala Besar (PSBB), ketegasan Pemerintah dengan menyemprotkan air juga membuat masyarakat sudah tak keluar rumah.

Gubernur Sulawesi Selatan (Sulsel) Nurdin Abdullah mengatakan, bahwa Provinsi Sulawesi Selatan mencoba untuk mengikuti protokol kesehatan. Karena bagaimanapun juga tugas pemerintah bagaimana memutus rantai penularan virus corona (Covid-19).

"Jadi memang sangat berbeda dengan bulan-bulan Ramadhan sebelumnya. Banyak hal yang biasanya kumpul keluarga tapi kali ini kita tidak bisa melakukannya, kami meminta warga ikut berperan aktif memutus mata rantai penularan corona. Salah satunya dengan tidak beraktivitas di luar rumah," ujar Nurdin Abdullah, Jumat (22/5/2020).

Nurdin juga mengimbau dengan sangat agar umat Islam melaksanakan Shalat Idul Fitri 1441 hijriah di rumah masing-masing bersama keluarga. Hal itu berdasarkan hasil kesepakatan bersama Forum Koordinasi Pimpinan Daerah (Forkopimda), Bupati dan Wali kota se-Sulsel.

Menurut Nurdin, imbauan tersebut merupakan langkah pemerintah pusat untuk mencegah penularan Covid-19. Sebab, Pemerintah memproyeksi lonjakan kasus akan terus terjadi, terlebih menjelang dan pascalebaran Idul Fitri.

"Maka saya mengimbau kepada masyarakat bahwa pandemi virus corona ini belum reda bahkan cenderung terus naik. Kalau kita masih menyayangi keluarga kita sebaiknya kita tidak saling mengunjungi," imbuhnya.

Gubernur juga setuju dengan anjuran menteri agama untuk tidak menerima tamu saat lebaran. Menurutnya, ada cara-cara yang lebih efisien dalam bersilaturrahim pada saat hari raya lebaran, yaitu melalui cara visual bisa saling menyapa.

"Apalagi, orang tua kita sudan rentan sangat rawan terpapar virus corona. Karena biasanya imunitas kita makin turun apalagi sudah ada penyakit penyerta. Maka kita anjuran supaya lebih baik berdiam diri di rumah," tuturnya.

Di Provinsi Sulsel, terangnya, hampir semua pelaksanaan PSBB sangat ketat dan masyarakat takut isolasi. Apalagi di daerah-daerah ketat sekali pelaksanan agar bisa hidup normal kembali.

"Karena memang kita ingin cepat bisa hidup normal kembali. Untuk menghadapi pandemi corona kuncinya itu, selama belum ada vaksin salah satu cara kita jalani hidup berdamai dengan virus dengan cara protokol kesehatan harus ketat. Apalagi ekonomi kita juga sudah terpapar," kata Nurdin.

Dia menjelaskan, berdamai dengan corona itu artinya kita hidup dengan virus karena kita tidak tahu siapa penyebabnya. "Orang-orang yang OTG itu kan tidak ada gejala. Karena virus corona tidak menular dengan benda-benda maka pentingnya masker, jaga jarak dan tangan harus selalu bersih. Kalau itu kita jaga kita bisa hidup normal," terang Nurdin.

Terkait adanya pelonggaran PSBB, Nurdin menegaskan, di Prov Sulsel tidak ada pelonggaran bahkan lebih ketat. Bahkan di perbatasan itu lebih ekstrim semua dijaga ketat.

"Siapapun orang baru masuk langsung dikarantina atau balik. Sekarang orang lebih memilih tinggal diam di rumah," pungkasnya. (Ar)

Posting Komentar

Lebih baru Lebih lama