JAYAPURA (wartamerdeka.info) - Kapolda Papua Irjen Pol Paulus Waterpauw
menyatakan pihaknya mensinyalir Nabire saat ini dijadikan pintu masuk
pengiriman senjata api dan amunisi untuk kelompok kriminal bersenjata
(KKB).
Dugaan itu diperkuat dengan
ditangkapnya beberapa pelaku yang menjadi pemasok senjata api dan
amunisi, termasuk yang dilakukan anggota Komite Nasional Papua Barat
(KNPB) serta aparat keamanan.
Penyelidikan
masih terus berlangsung dan berharap dapat terungkap dengan menangkap
para pihak yang terlibat, kata Irjen Pol Waterpauw di Jayapura, Selasa
petang.
Saat memberikan keterangan dalam
refleksi akhir tahun, Kapolda Papua menyatakan, akan terus menyelidiki
jaringan pemasok senjata api dan amunisi karena saat ini sudah ditemukan
adanya pasokan "senpi" asal Filipina yang dibawa dari Sanger Talaud,
Sulawesi Utara.
"Kami akan bekerja sama
dengan berbagai pihak guna mengungkap jaringan tersebut mengingat dari
keterangan MS yang mengambil senpi dari Sanger, senjata itu diterima
dari penduduk Sanger, RB seorang wanita yang sebelumnya sudah
berkomunikasi dengan YZ warga Nabire yang saat ini masih dicari
anggota," ungkap Waterpauw.
Diakui,
awalnya persenjataan yang dimiliki KKB lebih banyak berasal dari hasil
rampasan dari aparat keamanan yang bertugas di pedalaman, namun saat ini
mereka sudah ada para pihak yang memasok termasuk anggota KNPB yang
bertugas mencari senpi dan amunisi.
Dan
bila sudah mendapat logistik baik itu senpi maupun amunisi maka akan
dibawa ke Nabire untuk diserahkan ke orang yang sudah ditunjuk yang
nantinya akan meneruskannya ke KKB yang ada di sekitar wilayah itu.
Dari
Nabire saat ini sudah bisa jalan darat hingga ke Enarotali dan Timika
serta Intan Jaya, walaupun belum semuanya dapat dilalui dengan
menggunakan kendaraan bermotor.
Masyarakat
juga diharapkan bantuannya dengan memberikan informasi mengingat sangat
berbahaya karena dampaknya tidak saja kepada aparat keamanan tetapi
juga warga sipil, kata Waterpauw seraya menambahkan selama 2020 tercatat
49 kasus penembakan 17 orang meninggal, 12 di antaranya warga sipil dan
empat orang anggota TNI serta satu anggota Polri.
Selama
2021 diprediksi akan terjadi sejumlah gangguan kamtibmas yang dilakukan
KKB dan kelompok kriminal politik (KKP) di beberapa wilayah, adanya
aksi mahasiswa eksodus dan aliansi mahasiswa Papua (AMP) yang
menyuarakan Papua Merdeka ditempat mereka menuntut ilmu serta adanya
tuntutan penolakan otsus dan permintaan referendum, tutur Irjen Pol
Waterpauw.
Tags
Nasional