Dari Webinar FKIP UKI - FKIP UNTAD: Guru Perlu Banyak Belajar Untuk Masuk Dalam Proses Pembelajaran Secara Digital

TERKAIT peringatan Hari Guru Nasional Indonesia yang jatuh pada tanggal 25 Nopember 2021, Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Kristen Indonesia Jakarta (FKIP-UKI), bekerja sama dengan Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan (FKIP) Universitas Tadulako, Palu menyelenggarakan sebuah Webinar secara Virtual yang dihadiri lebih dari 300 peserta yang berlatar belakang pendidik, yakni guru, dosen, dan mahasiswa dari kedua Universitas. 

Seluruh peserta memiliki antusias yang tinggi untuk mendengarkan materi-materi yang disampaikan oleh narasumber yang mumpuni dalam bidang kependidikan, yakni Prof. Dr. Marina Silalahi, M.Si. dari FKIP-UKI Jakarta, Dr. Herlina, S.Pd., M.Pd. dari FKIP Universitas Tadulako dan Prof Dr dr Bernadeta Nadeak MPd, Guru Besar FKIP UKI.

Dalam Webinar bertema “Peran LPTK Dalam mendidik Calon Guru Pada Jaman Digitalisasi: Bergerak dengan Hati, Pulihkan Pendidikan"  pada Kamis (25/11/2021) itu,  Dr. Herlina, S.Pd., M.Pd, mengemukakan, kemajuan pendidikan di sebuah negara bukan terletak pada kebijakan pemerintah saja, namun terlebih penting terletak pada pelaku dari pendidikan, yakni guru dan pengelola pendidikan pada unit-unit terkecil, yakni sekolah. 

Dikatakan, meskipun unsur yang seringkali tidak terlihat dalam sebuah sistem pendidikan, namun guru memainkan peranan penting dalam memajukan pendidikan di sebuah negara. 

Dr. Herlina juga mengingatkan, guru merupakan katalisator yang dinamis dalam membawa pendidikan untuk memasuki dunia digital.

Dia memberikan pemaparan yang sangat jelas mengenai bagaimana guru merupakan katalisator atau penggerak yang dinamis dalam memajukan sistem pendidikan di Indonesia. 

Terlepas dari negara-negara di dunia yang masih berada dalam pendemi Covid 19 yang merubah seluruh aspek kehidupan termasuk pendidikan dari pertemuan-pertemuan secara fisik menjadi pertemuan-pertemuan dalam dunia maya dengan menggunakan teknologi, maka guru pun tidak boleh tertinggal dari perkembangan teknologi dalam melaksanakan pembelajaran. 

"Kita ketahui bahwa seluruh peserta didik mulai dari Pendidikan Anak Usia Dini sampai dengan Perguruan Tinggi telah lebih dahulu berselancar dalam teknologi digital, seperti browsing materi pelajaran, penggunaan medsos, bahkan sistem perekonomian, seperti online shopping," ujarnya.

Guru pun perlu banyak belajar untuk masuk dalam Proses Pembelajaran secara digital seperti penggunaan powerpoint yang merupakan unsur sederhana dalam menyajikan materi pembelajaran, menurut Dr. Herlina.

Sedangkan Prof. Dr. Marina Silalahi, M.Si menambahkan, bahwa guru pun bisa mencari materi pembelajaran yang menarik dari internet, bahkan ditegaskan pula untuk melakukan riset pun setiap pembelajar dapat memanfaatkan kecanggihan teknologi dengan men-searching dari internet. 

Dalam risetnya Prof. Marina kembali memaparkan, semua sumber ilmu dapat diperoleh atau dikaji melalui berbagai pandangan yang bisa didapatkan dari internet dengan cara mem-browsing berbagai jurnal, oleh sebab itu perguruan tinggi memiliki peran penting dalam mencetak guru-guru yang bukan hanya ahli dalam keilmuannya, namun juga ahli dalam menggunakan teknologi digital baik untuk pembelajaran, maupun untuk melakukan penelitian. 

Sementara itu, Prof Dr dr Bernadeta Nadeak MPd mengemukan, bahwa pendidikan harus membekali peserta didik dengan kemampuan literasi digital.

Prof Dr dr Bernadeta Nadeak juga mengingatkan bahwa saat ini kita sudah memasuki Era Society 5.0.

"Era ini merupakan proses kolaborasi antara manusia sebagai pusatnya (humancentered) dan teknologi sebagai dasarnya (technology based). Artinya, Pendidikan era Society 5.0 adalah proses pendidikan yang menitik beratkan pada pembangunan manusia sebagai makhluk yang mempunyai akal, pengetahuan dan etika dengan ditopang oleh perkembangan teknologi modern saat ini," ujar Prof Dr dr Bernadeta Nadeak. (Ar) 


Posting Komentar

Lebih baru Lebih lama