JAKARTA (wartamerdeka.info) -Transformasi digital menjadi hal yang penting untuk diadopsi dalam berbagai aspek kehidupan di era industri 4.0 saat ini. Sementara itu, pandemi Covid-19 sendiri telah menjadi salah satu katalis dalam percepatan transformasi digital di berbagai sektor termasuk sektor kebijakan publik.
Salah satu kebijakan pemerintah yang telah memanfaatkan digitalisasi untuk efisiensi pelaksanaan di tengah tantangan pandemi yakni Program Kartu Prakerja.
“Program Kartu Prakerja bertujuan untuk memulihkan perekonomian melalui peningkatan kompetensi, produktivitas, dan daya saing angkatan kerja serta mendorong kewirausahaan,” ujar Menteri Koordinator Bidang Perekonomian Airlangga Hartarto secara virtual dalam Kegiatan Temu Alumni Prakerja Pulau Nias 2022, Selasa (12/04/2022).
Dengan tujuan tersebut, Kartu Prakerja dituntut untuk mampu menjangkau lebih banyak penerima manfaat di berbagai daerah. Melalui digitalisasi, Kartu Prakerja juga telah memberikan manfaat kepada lebih dari 11,4 juta penduduk di 514 kabupaten/kota selama tahun 2020 hingga 2021, salah satunya adalah Pulau Nias yang merupakan pulau di sisi terluar Indonesia.
Sepanjang tahun 2020 hingga 2021, total penerima Kartu Prakerja di Pulau Nias sebanyak 29.546 dengan total dana tersalurkan mencapai 71,2 miliar rupiah yang tersebar di 5 kabupaten/kota. Sementara dalam skala provinsi dan di kurun waktu yang sama, penerima Kartu Prakerja di Sumatera Utara tercatat mencapai 453.779 dengan dana tersalurkan sebesar 1,1 triliun rupiah. Selain itu, dengan berbagai pilihan pelatihan yang ditawarkan, penerima Kartu Prakerja di Pulau Nias cenderung tertarik pada kategori penjualan dan pemasaran, gaya hidup, manajemen, serta makanan dan minuman.
Dengan capaian penyaluran tersebut, evaluasi dan penelitian terus dilakukan guna meningkatkan efektivitas dan efisiensi. Menurut hasil evaluasi yang telah dilakukan, pelaksanaan Kartu Prakerja di Pulau Nias menunjukkan adanya dampak positif dari segi status kebekerjaan dan kewirausahaan para penerima Kartu Prakerja.
“Sebanyak 23% sampai 28% penerima Kartu Prakerja di Pulau Nias mengalami perubahan dari tidak bekerja menjadi bekerja. Sekitar 11% sampai 14% penerima Kartu Prakerja yang menganggur sebelum program, saat ini telah berwirausaha,” ungkap Menko Airlangga.
Selain itu, menurut Riset The Abdul Latif Jameel Poverty Action Lab (J-PAL) Southeast Asia dan Rumah Presisi Indonesia, secara keseluruhan penerapan Kartu Prakerja di Indonesia terbukti secara ilmiah memberi berdampak positif terhadap kompetensi, produktivitas, kebekerjaan, kewirausahaan, dan pendapatan para penerima serta berdampak positif pada ketahanan pangan, ketahanan finansial, dan inklusi keuangan.
Dengan berbagai dampak positif tersebut, Menko Airlangga berharap kedepannya program ini tidak hanya membantu meningkatkan keterampilan angkatan kerja saja, namun dana insentif yang tersalurkan juga dapat memutar roda ekonomi melalui belanja bahan pangan dan keperluan rumah tangga, juga dengan melahirkan wirausahawan baru sehingga dapat memulihkan perekonomian daerah maupun nasional.
Kegiatan tersebut turut dihadiri secara luring oleh Bupati Kabupaten Nias, Bupati Kabupaten Nias Selatan, Wakil Walikota Gunungsitoli, Direktur Eksekutif Manajemen Pelaksana Kartu Prakerja, Senior Vice President Direktur Hubungan Kelembagaan BNI, serta perwakilan dari jajaran pemerintahan kota dan kabupaten di Pulau Nias. (A)