"Kita harus ingat, di atas semuanya persatuan dan kesatuan harus kita jaga, di atas semuanya yang namanya Pancasila harus tetap kita pertahanan, di atas semuanya Negara Kesatuan Republik Indonesia adalah harga mati," kata Listyo saat berpidato di panggung Kirab Merah Putih di Bundaran HI, Jakarta, Minggu.

Persatuan dan kesatuan, kata Sigit, sangat diperlukan bagi bangsa Indonesia untuk menghadapi segala macam bentuk tantangan ke depan, baik dari tingkat nasional maupun global.

​Sigit memaparkan tantangan tersebut di antaranya adalah pandemi COVID-19, di mana Indonesia berhasil membuktikan mampu terbebas dari COVID-19 dengan capaian vaksinasi yang termasuk tertinggi di dunia berkat semangat persatuan dan kesatuan.

"Karena persatuan dan kesatuan pula lah Indonesia saat ini bisa bangkit. Pertumbuhan ekonomi kita saat ini berada di angka 5,44 persen," ujarnya.

Kemudian tantangan berikutnya, kata Sigit, ialah ancaman krisis pangan dan energi global. Ia mengingatkan semangat persatuan dan kesatuan menjadi modal utama agar Indonesia mampu mencapai ketahanan pangan dan energi.

"Kalau kita tidak hati-hati, tidak siap untuk menghadapi ini maka Indonesia juga akan terdampak," kata eks Kabareskrim Polri itu.

Tantangan selanjutnya, sambung Sigit, adalah Pemilu 2024 serentak mendatang. Menurutnya semangat persatuan dan kesatuan diperlukan agar bangsa Indonesia tidak terpolarisasi akibat dari politik identitas yang mengemuka seperti pada Pemilu 2019 lalu.

"Di tahun 2024 kita ingin para pemimpin nasional nanti akan membawa semangat untuk bisa membangun, akan mewujudkan, menunjukkan program-programnya untuk bisa menyejahterakan masyarakat, dan tentunya yang paling penting jangan menggunakan politik yang bisa mengakibatkan polarisasi bangsa," kata Sigit.

Selain itu, Sigit menyebut pula bahwa Indonesia pada tahun 2030 mendatang akan mencapai bonus demografi. Untuk itu ia menekankan perlunya semangat persatuan dan kesatuan agar dapat memanfaatkan bonus demografi dengan sebaik-baiknya.

"Namun kalau kita lalui dengan cara-cara yang keliru, sebaliknya, Indonesia bonus demografi yang ada akan menjadi bencana dan kita akan terpuruk," tutur Sigit.

Sebelumnya, Presiden Joko Widodo (Jokowi) pada Minggu pagi melepas kirab Merah Putih dari depan Istana Merdeka, Jakarta, sekira pukul 07.00 WIB, didampingi Kapolri Jenderal Listyo Sigit Prabowo dan ulama kharismatik Habib Luthfi bin Yahya.

Puluhan ribu elemen masyarakat mengikuti mengirab bendera Merah Putih sepanjang 1.700 meter yang diikuti oleh lintas agama, pelajar, pemuda, instansi pemerintah, santri, TNI-POLRI, hingga berbagai organisasi masyarakat.

Kirab Merah Putih merupakan acara kebudayaan dan berkesenian dalam keberagaman yang bertujuan meningkatkan persatuan dan kesatuan. Acara ini juga diselenggarakan sebagai bagian dari peringatan HUT Ke-77 RI.

Pihak kepolisian memperkirakan Kirab Merah Putih dihadiri lebih dari 10.000 orang peserta dan berakhir sekitar pukul 09.00 WIB. (An)