Ribuan Pendekar Seni Budaya Kumpul Bersama di Desa Madiredo


Sekitar 1300 peserta mengikuti pertemuan 31 Grup Kesenian baik Pencak Silat, Jaranan hingga Bantengan yang bertajuk Kirab Budaya Kesenian Banteng sebagai rangkaian acara Bersih Desa dan Karnaval Desa.

Penonton yang hadir tidak hanya dari Desa Madiredo, melainkan desa desa disekitarnya yang masih berada di wilayah Kecamatan Pujon dan Juga Kota Batu.

Acara Kirab Budaya ini berlangsung pada Minggu (24/9/23), mulai pukul 10 hingga jam 22.00 Wib


Antusias masyarakat desa sangat tinggi terhadap acara kesenian. Ini terbukti dengan membludaknya penonton hingga menutup jalan desa.

Tokoh LPMD, Abdurrochim, menjelaskan bahwa acara ini berawal dari keinginan masyarakat dan kemudian diapresiasi oleh pemerintah desa.

Abdurrochim yang 4 kali pernah menjadi kepala desa sejak thn 1982 ini mendukung penuh keinginan masyarakat dan pemerintah desa yang bisa bersinergi.


Apresiasi pemerintah desa terhadap kesenian dan budaya sangat tinggi. Hal ini terbukti dengan adanya acara yang sama sekali tidak membebankan biaya kepada masyarakat desa. Bahkan Kepala desa menyediakan konsumsi  1300 berupa nasi kotak dan konsumsi untuk pemerintah desa dan panitia acara secara prasmanan. 

Mahfud, Kepala Desa Madiredo menjelaskan bahwa acara ini sebagai ajang silaturahmi dan peningkatan kebersamaan antar warga melalui kebudayaan.

Disisi lain,  kegiatan ini tidak hanya berkiprah di ranah kebudayaan dan kesenian, melainkan juga olahraga Pencak Silat, Tari tarian Senduk khas Madura dan juga kerjasama serta rasa saling menghargai perbedaan.

Ahmad Dimyati, Ketua LAD (lembaga Adat Desa) Kepala Dusun Lebo desa Madiredo sangat senang dengan acara ini karena antusias warga dan para grup kesenian budaya.

Selain itu, masyarakat desa sangat diuntungkan dengan adanya kegiatan seperti ini karena meningkatkan perekonomian desa dengan berjualan di depan rumah masing masing.

Menurut Solehan, warga Desa Madiredo, berharap acara kirab budaya dan sejenisnya senantiasa sering dilaksanakan pemerintah desa untuk mendulang rejeki yang berlimpah.

Hingga acara berakhir pada pukul 10 malam, masyarakat desa tetap mengikuti dengan tertib.(Hari-Yuda)

Josep Minar

Sejak 1978-1988 penulis Kolom SDM Edisi Minggu Harian Merdeka, Jakarta. Pada 1988-2012 Reporter Harian Umum Merdeka Jakarta. Lanjut 2013 Berbisnis Usaha Kreatif, pola Jurnalistik Modern

Posting Komentar

Lebih baru Lebih lama