Produksi Padi, Bupati Yuhronur Efendi dan Lembar LHKPN - KPK

W. Masykar

Masih soal berita di sebuah media online dengan judul, "Produksi Padi Terbanyak di Provinsi Jawa Timur, Segini Harta Kekayaan Bupati Lamongan Yuhronur Efendi".
Apa kaitannya tingkat produksi beras dengan kekayaan bupati? dan apa kaitan produksi beras dengan background foto bupati dalam berita tersebut, dengan laporan harta kekayaan bupati tahun 2022 (LHKPN) kop tertulis KPK?

Ada kawan yang menyebut tulisan saya sebelumnya sebagai upaya penggiringan opini publik, meski saya tidak paham persis yang di maksud dengan penggiringan opini. Jelasnya, saya mencoba meluruskan suatu informasi yang sesungguhnya perlu diluruskan sesuai standar dan nilai nilai jurnalisme. 

Sebab, seharusnya berita "Produksi Padi Terbanyak di Jawa Timur,... ", background foto pendukungnya foto bupati dengan tumpukan beras atau padi, atau saat panen padi. Dan bukan foto bupati dengan latar belakang lembar LHKPN ke KPK. Mengapa ini penting? karena foto dalam sebuah pemberitaan tujuannya antara lain, memperkuat konten dan pesan yang akan disampaikan ke publik. Dan itulah yang disebut fotografi jurnalistik.

Menurut Photographyicon, fotografi jurnalistik berfokus pada sisi story telling atau menyampaikan pesan gambaran dari hasil foto.

Kalau isi beritanya produksi Padi seharusnya foto pendukungnya foto saat panen raya Padi atau tumpukan beras. Dengan begitu, maka gambar/foto mampu memperkuat irama cerita yang disampaikan. 

Sebab, fotografi jurnalistik berfungsi untuk melengkapi teks berita dan meningkatkan daya tarik, bahkan untuk memperkuat bukti kejadian dalam berita yang disampaikan.
Itu sebabnya, foto jurnalistik harus sesuai dengan nilai nilai berita (news values), aktual, faktual, punya daya tarik yang tinggi sesuai dengan isi beritanya. 

Poin-poin etika ini penting untuk diingat untuk menjaga kredibilitas dan integritas sebagai seorang wartawan atau fotografer jurnalistik.

Dengan demikian, fungsi rangkaian kode etik dan etika fotografi jurnalistik yang untuk melengkapi teks berita dan meningkatkan daya tarik suatu berita memiliki makna penting. 

Tidak hanya itu, foto, juga untuk memperkuat bukti kejadian dalam berita yang disampaikan. Etika fotografi jurnalistik dalam rangkaian kode etik, antara lain, akurat, komprehensif dan berintegritas. 

Foto yang diambil untuk kebutuhan jurnalistik harus sesuai dengan berita. Dan harus apa adanya, tidak boleh diedit atau di manipulasi.
Kemudian integritas, yaitu konten foto harus sesuai konteksnya dan tetap terjaga meski melewati proses editing. Tidak boleh di tambah atau dikurangi. Nah, ada apa dibalik foto Bupati dengan latarbelakang laporan LHKPN - KPK tahun 2022 ? (Bersambung)

Posting Komentar

Lebih baru Lebih lama