Mapan Bukan Standar Kebahagiaan

 
Oleh : Sjahrir Tamsi

Mapan adalah istilah di mana seseorang dapat mengisi keperluan inti atau pokok (kebutuhan sehari-hari misalnya makan, akademis, tempat tinggal, dan lain sebagainya) juga termasuk mampu untuk mengisi keperluan rekreasi.
Mapan juga merupakan capaian kesuksesan yang tenar dan glamor, yang sebagian orang mengkorelasikan dengan hidupnya yang bahagia. Banyak orang punya pangkat dan jabatan yang tinggi, kaya raya dengan bergelimang kemewahan harta dan aset dimana-mana, namun kesepian, hampa, gelisah dan tidak membuat hidupnya merasakan kebahagiaan.
Karena harta, pangkat, kedudukan dan paras yang cakep tidak ada yang abadi dan bukan pula standar untuk menjadikan hidup seseorang itu bahagia.
Yang miskin jangan bersedih dan jangan sesali diri.
Yang kaya janganlah bangga dan jangan busungkan dada.
Derajat manusia di sisi Tuhannya bukan karena hartanya.
Derajat manusia di sisi Tuhannya hanya karena taqwanya.
Dari itu bertaqwalah dalam hidup yang berharta.
Dari itu bertaqwalah dalam hidup yang tak punya.
Firman Tuhan di dalam kitab suci-Nya Alquran,
miskin dan kaya itu sama.
Sesungguhnya keduanya itu hanya ujian bagi orang-orang beriman.
Mampukah si miskin menjalani penderitaan?
Berimankah dia di dalam kekurangan?
Mampukah si kaya mengendalikan hawa nafsunya?
Berimankah dia di dalam kelebihan?
"Taqwa" demikian Judul dan Lirik sebuah Lagu Karya Prof. Dr. Rhoma Irama. Raja Dangdut, dari Soneta Grup.
Bahwa standar kebahagiaan dan derajat seseorang di sisi Allah SWT, Tuhan Yang Maha Mengatur Segalanya adalah sesuai judul lagu di atas, yakni "Taqwa"
Banyak manusia kehilangan kebahagiaan dalam hidupnya. Satu diantaranya disebabkan kehampaan spiritual, dimana rasa keberagamaannya dan keinginan dekat dengan Tuhan-nya mulai menjadi kerinduan yang membuncah dan teramat dalam.
Dalam Al-qur'an surat Al-Hujurat ayat 13 dijelaskan bahwa :
"Wahai manusia, sesungguhnya Kami telah menciptakan kamu dari seorang laki-laki dan perempuan. Kemudian, Kami menjadikan kamu berbangsa-bangsa dan bersuku-suku agar kamu saling mengenal. Sesungguhnya yang paling mulia di antara kamu di sisi Allah adalah orang yang paling bertakwa. Sesungguhnya Allah Maha Mengetahui dan Maha Teliti"
Tak bisa dielakkan, melejitkan spiritual memang membutuhkan ibadah untuk memenuhinya, karena dengan ibadah kebahagiaan akan terwujud dalam diri setiap orang yang beriman.
Ibadah adalah ketundukan, kepasrahan dan ketaatan kepada Allah SWT. Ibadah merupakan ekspresi dan manifestasi rasa syukur, wujud pengabdian dan loyalitas yang akan menghadirkan kepuasan bathin. Lebih dari itu ketentraman dan ketenangan bathin pun akan merasuk kedalam setiap relung jiwa.
Ibadah juga akan memantik seluruh elemen kejiwaan manusia yang dapat membentuk kepribadian yang mengagumkan. Secara aqliah, ibadah akan membentuk dan mengembangkan kognisi yang baik, berpikir positif, cerdas dan produktif. Secara qalbiah, ibadah akan membersihkan hati dan mendatangkan ketenangan bathin, sedangkan secara jismiah ibadah akan menyehatkan badan dan energik dalam gerak maupun pergerakan yang penuh keberkahan.
Dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI), pengertian ibadah adalah perbuatan untuk menyatakan bakti kepada Allah SWT, yang didasari ketaatan mengerjakan perintah-Nya dan menjauhi larangan-Nya.
Niscaya bahwa manusia terlahir dengan membawa dirinya sendiri tanpa sesuatu. Terlahir untuk hidup dalam rangka menyembah kepada Allah SWT.
Sementara Self love atau mencintai diri sendiri merupakan salah satu kunci untuk terus melaju dengan bahagia.
Komitmen peduli dan berbagi dengan tulus dan ikhlas kepada sesama tanpa membedakan satu dengan lainnya.
Nikmati hidup dan kehidupan ini dengan "Optimis" dan bersosialisasi kepada sesama manusia bahwa kita semua saling membutuhkan.
Nikmat Bahagia itu Indah bahkan Ibadah, karenanya bersyukurlah bahwa semua itu karunia dari Allah SWT.
Apabila seseorang mengerjakan tugas untuk meniti dan menata hidup dan kehidupannya dengan tulus dan ikhlas sesuai kata "Hati" dan berdasarkan panggilan jiwanya, maka niscaya membuahkan suatu kebahagiaan.
Mengapa dari Hati..? Oleh karena, diketahui bahwa sesungguhnya dari "Hati" lah semua ketulusan berawal dan bermulanya suatu keikhlasan untuk bisa menerima segala sesuatu apa adanya dan mensyukuri apa yang ada. Mari berbagi, minimal sedekah dengan senyum manis kepada semua orang, demi untuk menyejukkan, menyenangkan dan juga untuk kebahagiaan serta kedamaian "Hati " sesama kita manusia.
"May Peace Abide in Our Heart "
Referensi :
1. Sjahrir Tamsi : Membangun Karakter Bangsa yang Utuh dan Paripurna, Wartamerdeka.Info, 2023;
2. Tamsi Sjahrir : Perlu Kesabaran untuk Mewujudkan Ekspektasi, Wartamerdeka.Info, 2023;
3. Tamsi Sjahrir : Trend Style Hidup Baru dengan Slow Living, Wartamerdeka.Info, 2023;
4. Sjahrir Tamsi : Ternyata Ada Figur Kepala Sekolah Termiskin di Dunia.

Posting Komentar

Lebih baru Lebih lama