Membangun frekuensi yang sama dan cipta kondisi untuk berbagi kepada sesama adalah akhlak yang mulia. Apalagi bila berbagi kepada sanak saudara/keluarga atau kerabat dan tetangga yang senantiasa sangat membutuhkan uluran tangan kaum berada yang mempunyai kecukupan berupa bantuan yang bermanfaat bagi mereka dalam mengisi bulan suci Ramadhan Tahun 1445 Hijriah ini.
Sedekah dalam Islam ialah sunah atau dianjurkan, bila dikerjakan akan menerima pahala dan kebaikan. Apabila ditinggalkan juga tidak mendatangkan dosa. Namun, sedekah dapat berubah hukumnya menjadi "Wajib" jika seorang muslim telah mampu dan berkecukupan ketika berjumpa dengan orang lain yang kekurangan dan sangat membutuhkan.
Bagi yang tidak berkecukupan, bisa berbagi minimal berupa sedekah senyuman adalah hal yang juga merupakan Ibadah. Oleh karena itulah apabila seseorang berusaha memberikan sesuatu tampilan baik demi untuk menyenangkan hati orang lain, maka niscaya bernilai ibadah dan sesuatu yang sangat berharga bagi sesama manusia.
Dalam agama Islam, senyum adalah "Sedekah" yang paling ringan, mudah dan murah bahkan gratis. Selain bernilai ibadah, senyum juga dapat memupuk silaturrahmi atau hubungan baik antar sesama manusia.
Senyum merupakan jenis sedekah yang paling ringan dan bisa pula memberatkan timbangan pahala.
Abu Dzar RA berkata bahwa Rasulullah SAW bersabda :
تَبَسُّمُكَ فِى وَجْهِ أَخِيكَ لَكَ صَدَقَةٌ
Artinya: “Senyummu di hadapan saudaramu (sesama muslim) adalah (bernilai) sedekah bagimu.” (HR Tirmidzi).
Salah satu figur yang paling banyak diketahui dalam menebar kebaikan dengan senyuman adalah Rasulullah SAW. Rasulullah dikenal dengan sosok yang murah senyum, selalu ceria, dan berkata baik. Dalam sebuah hadits, disebutkan bahwa perkataan yang baik juga akan menaikkan derajat kita di Surga.
Rasullah SAW bersabda : “Dan yang termasuk mengangkat derajat adalah perkataan yang baik, menyebarkan salam, memberi makanan, sholat malam saat manusia dalam keadaan tidur.” (HR. Ahmad dan disahihkan oleh Al-Allamah Al-Albani dalam Shahih Al-Jami’).
Bukan hanya ibadah, senyum juga merupakan sebuah kebajikan. Disebutkan dalam sebuah hadits riwayat Muslim, Rasulullah SAW bersabda :
لَا تَحْقِرَنَّ مِنَ الْمَعْرُوفِ شَيْئًا، وَلَوْ أَنْ تَلْقَى أَخَاكَ بِوَجْهٍ طَلْقٍ
Selain itu ternyata tersenyum juga memiliki segudang manfaat dalam kesehatan, diantaranya dapat menurunkan tekanan darah. Sebuah penelitian menunjukkan bahwa tersenyum dapat membuat otot relaksasi, menurunkan denyut jantung dan tekanan darah serta membantu mengurangi risiko terkena serangan jantung.
Bila kita renungkan, tersenyum merupakan suatu perbuatan yang mempunyai nilai tersendiri untuk menghormati sekaligus menghargai martabat dan kewibawaan orang lain. Karena senyuman merupakan satu sifat dan akhlak mulia sebagaimana jamaknya suatu budaya, senyuman pun kini telah mengalami perkembangan. Senyuman menjadi sangat bervariasi dengan nilai dan karakteristiknya masing-masing orang dalam melakukannya.
Apabila seseorang mengerjakan tugas untuk meniti dan menata hidup dan kehidupannya dengan tulus dan ikhlas sesuai kata "Hati" dan berdasarkan panggilan jiwanya dengan pikiran yang positif, maka niscaya membuahkan suatu kebahagiaan.
Mengapa dari Hati..? Oleh karena, sebagaimana diketahui bahwa sesungguhnya dari "Hati" lah semua ketulusan berawal dan bermulanya suatu keikhlasan untuk bisa menerima segala sesuatu apa adanya dan mensyukuri apa yang ada.