Ibadah dengan Sedekah Senyuman

 
Oleh : Sjahrir Tamsi

Membangun frekuensi yang sama dan cipta kondisi untuk berbagi kepada sesama adalah akhlak yang mulia. Apalagi bila berbagi kepada sanak saudara/keluarga atau kerabat dan tetangga yang senantiasa sangat membutuhkan uluran tangan kaum berada yang mempunyai kecukupan berupa bantuan yang bermanfaat bagi mereka dalam mengisi bulan suci Ramadhan Tahun 1445 Hijriah ini.

Sedekah dalam Islam ialah sunah atau dianjurkan, bila dikerjakan akan menerima pahala dan kebaikan. Apabila ditinggalkan juga tidak mendatangkan dosa. Namun, sedekah dapat berubah hukumnya menjadi "Wajib" jika seorang muslim telah mampu dan berkecukupan ketika berjumpa dengan orang lain yang kekurangan dan sangat membutuhkan. 

Bagi yang tidak berkecukupan, bisa berbagi minimal berupa sedekah senyuman adalah hal yang juga merupakan Ibadah. Oleh karena itulah apabila seseorang berusaha memberikan sesuatu tampilan baik demi untuk  menyenangkan hati orang lain, maka niscaya bernilai ibadah dan sesuatu yang sangat berharga bagi sesama manusia. 

Seulas senyuman manis yang disunggingkan seseorang terhahadap orang lain setara dengan nilai "Bersedekah".
Senyuman adalah sebuah ekspresi hati atau ungkapan perasaan kegembiraan dan kebahagiaan dari pribadi seseorang. 

Senyuman itu timbul dikarenakan hatinya penuh dengan limpahan anugrah kebaikan, sehingga tidak ada sedikitpun rasa dengki, ujub, sombong dan takabur terhadap orang lain.
Hikmah senyuman dengan performance sweet face di hadapan orang lain merupakan keniscayaan dan merupakan manifestasi akhlak mulia. 

Dalam agama Islam, senyum adalah "Sedekah" yang paling ringan, mudah dan murah bahkan gratis. Selain bernilai ibadah, senyum juga dapat memupuk silaturrahmi atau hubungan baik  antar sesama manusia.

Senyum merupakan jenis sedekah yang paling ringan dan bisa pula memberatkan timbangan pahala.
Abu Dzar RA berkata bahwa Rasulullah SAW bersabda :
‎تَبَسُّمُكَ فِى وَجْهِ أَخِيكَ لَكَ صَدَقَةٌ
Artinya: “Senyummu di hadapan saudaramu (sesama muslim) adalah (bernilai) sedekah bagimu.” (HR Tirmidzi).

Salah satu figur yang paling banyak diketahui dalam menebar kebaikan dengan senyuman adalah Rasulullah SAW. Rasulullah dikenal dengan sosok yang murah senyum, selalu ceria, dan berkata baik. Dalam sebuah hadits, disebutkan bahwa perkataan yang baik juga akan menaikkan derajat kita di Surga.

Rasullah SAW bersabda : “Dan yang termasuk mengangkat derajat adalah perkataan yang baik, menyebarkan salam, memberi makanan, sholat malam saat manusia dalam keadaan tidur.” (HR. Ahmad dan disahihkan oleh Al-Allamah Al-Albani dalam Shahih Al-Jami’).

Bukan hanya ibadah, senyum juga merupakan sebuah kebajikan. Disebutkan dalam sebuah hadits riwayat Muslim, Rasulullah SAW bersabda :
‎لَا تَحْقِرَنَّ مِنَ الْمَعْرُوفِ شَيْئًا، وَلَوْ أَنْ تَلْقَى أَخَاكَ بِوَجْهٍ طَلْقٍ

Artinya: “Janganlah engkau meremehkan kebaikan sedikitpun, meskipun hanya dengan bertemu dengan saudaramu dengan wajah yang berseri”. (HR. Muslim).  Kita diajarkan untuk selalu berpikir dan bersikap secara bijak dan jangan dengan mudah meremehkan sesorang walaupun hanya sekedar bertatap muka saja. 

Selain itu ternyata tersenyum juga memiliki segudang manfaat dalam kesehatan, diantaranya dapat menurunkan tekanan darah. Sebuah penelitian menunjukkan bahwa tersenyum dapat membuat otot relaksasi, menurunkan denyut jantung dan tekanan darah serta membantu mengurangi risiko terkena serangan jantung.

Bila kita renungkan, tersenyum merupakan suatu perbuatan yang mempunyai nilai tersendiri untuk menghormati sekaligus menghargai martabat dan kewibawaan orang lain. Karena senyuman merupakan satu sifat dan akhlak mulia sebagaimana jamaknya suatu budaya, senyuman pun kini telah mengalami perkembangan. Senyuman menjadi sangat bervariasi dengan nilai dan karakteristiknya masing-masing orang dalam melakukannya.

Senyum itu ringan, mudah, dan murah bahkan gratis, meskipun hanya sekejap, senyuman dapat menjadi sebuah kenangan yang berlangsung selamanya bahkan senyuman yang manis dapat pula menciptakan kebahagiaan sekitar kita. 
Senyuman manis juga adalah manifestasi yang membuncah dari dalam hati dan pikiran yang positif masing-masing orang.

Apabila seseorang mengerjakan tugas untuk meniti dan menata hidup dan kehidupannya dengan tulus dan ikhlas sesuai kata "Hati" dan berdasarkan panggilan jiwanya dengan pikiran yang positif, maka niscaya membuahkan suatu kebahagiaan.

Mengapa dari Hati..? Oleh karena, sebagaimana diketahui bahwa sesungguhnya dari "Hati" lah semua ketulusan berawal dan bermulanya suatu keikhlasan untuk bisa menerima segala sesuatu apa adanya dan mensyukuri apa yang ada. 

Mari membangun frekuensi yang sama dan cipta kondisi untuk berbagi kepada sesama, terkhusus kepada sanak saudara/keluarga atau kerabat dan tetangga yang sangat membutuhkan uluran tangan kaum berada yang mempunyai kecukupan berupa bantuan yang bermanfaat bagi mereka dalam mengisi bulan suci Ramadhan Tahun1445 Hijriah ini. Bagi yang tidak berkecukupan, maka ia juga bisa berbagi  minimal "Sedekah" dengan senyuman manis kepada semua orang, demi bisa menggembirakan dan menyejukkan, menyenangkan serta juga untuk kebahagiaan dan kedamaian "Hati" sesama kita manusia yang berakhlak mulia.
"May Peace Abide in Our Heart "

Referensi :
1. Rachmat Bahmim Safiri : Arti Senyuman bagi Kehidupan di tengah Masyarakat yang Hetrogen, bkpsdmd.bangbelprov.go.id, 2017;
2. Tamsi Sjahrir : Bahagia itu Indah bahkan Ibadah, Wartamerdeka.Info, 2023;
3. Tamsi Sjahrir : Membangun Karakter Bangsa yang Utuh dan Paripurna, Wartamerdeka.Info, 2023;
4. Tamsi Sjahrir : Perlu Kesabaran untuk Mewujudkan Ekspektasi, Wartamerdeka.Info, 2023;
5. Tamsi Sjahrir : Trend Style Hidup Baru dengan Slow Living, Wartamerdeka.Info, 2023;
6. Tamsi Sjahrir : Mapan bukan Standar Kebahagiaan, Wartamerdeka.Info , 2024;
7. Tamsi Sjahrir : Kebahagiaan Merupakan Kenikmatan Spritual Hakiki, Wartamerdeka.Info, 2024.
8. Ustadzah Manda : Ibadah yang ringan walau hanya sekedar Tersenyum, alazharassyarifsumut.scd.id, 2022.

Posting Komentar

Lebih baru Lebih lama