Anomali Majunya Khusnul Yaqin

 

Oleh : W. Masykar

Bukan cuma cuaca yang anomali, berangkatnya Khusnul Yaqin untuk bertarung di pilkada serentak November 2024 juga membuat suasana politik anomali. 

Setidaknya, itu yang terjadi pasca Khusnul Yaqin pamitan ke Bupati Yuhronur Efendi perihal majunya dia dalam kontestasi pemilihan Bupati dan Wakil Bupati Lamongan 2024 - 2029.

Selesai menunaikan ibadah Umroh dan minta restu ke Bu Mahdumah (istri alm. Bupati Fadeli) dan pada saat yang sama baliho dan banner sudah disiapkan, sontak anomali terjadi. 

Publik terhenyak begitu melihat banner Khusnul bertebaran dan membaca berita di berbagai media. Tentu saja, beragam komentar juga bermunculan. Tapi setidaknya, majunya Khusnul Yaqin mampu merubah eskalasi politik di bumi Nasi Boranan ini. 

Sebelumnya, masyarakat Lamongan tampak apatis dan dalam suasana apa yang disebut silent majority, mayoritas diam, publik apatis.
Kondisi silent majority, bisa jadi menjadi salah satu alasan masuk akal bagi Khusnul atau kandidat lainnya untuk maju pada bursa pemilihan kepala daerah ini. Silent majority yang apabila mampu mengelola dengan baik melalui strategi komunikasi politik yang tepat bisa saja menjadi berkah bagi upaya menggaet konstituen.

Disinilah kejelian Khusnul Yaqin - meski tidak sedikit yang pesimis karena Khusnul dianggap kurang memiliki cukup popularitas di mayoritas warga Lamongan. Alasan kurang memiliki popularitas ini pun akhirnya terjawab karena terjadinya anomali. Publik tampak mencari tahu (bagi yang belum tahu) siapa Khusnul Yaqin itu? Greget publik untuk mencari tahu inilah yang diakui atau tidak, dengan sendirinya akan me- branding nama Khusnul Yaqin terangkat.

Apalagi maju nya Khusnul dalam kontestasi ini semakin meyakinkan publik dengan langkah tahapan yang telah dan sedang dilaluinya. Khusnul sudah mendaftar di sejumlah partai politik, selain sudah mendaftar di PKB, Khusnul juga sudah mendaftar ke PDIP sebagai bakal calon Bupati atau Wakil Bupati Lamongan untuk lima tahun ke depan. Dan itu akan dilanjutkan ke partai - partai yang lain sebagai syarat jika melangkah tidak melalui jalur independen.

Bagaimanapun anomali akan terus terjadi dan eskalasi akan kian berkembang, pertanyaannya mampukah tim Khusnul Yaqin mengelola suasana anomali yang tengah terjadi saat ini? Pada saat yang sama, silent majority harus dikelola dengan baik melalui strategi komunikasi politik dengan beragam pendekatan. (*)

Posting Komentar

Lebih baru Lebih lama