Implementasi Pembelajaran Menyejukkan Hati Peserta Didik

Oleh : YM. Sjahrir Tamsi 
Pembelajaran menyejukkan hati merupakan pendekatan pendidikan yang tidak hanya berfokus pada pencapaian akademis, tetapi juga memberikan perhatian pada kesejahteraan emosional dan psikologis Peserta Didik. 

Dalam konteks pendidikan yang semakin kompleks dan kompetitif, penting bagi Pendidik atau Guru untuk membangun frekuensi yang sama dan menciptakan lingkungan belajar yang kondusif, nyaman, aman, dan menyenangkan hati bagi Peserta Didik di sekolah. Pendekatan ini memiliki dampak signifikan terhadap motivasi belajar, keterlibatan, dan perkembangan holistik Peserta Didik.

Konsep Pembelajaran Menyejukkan Hati
Pembelajaran menyejukkan hati dapat diartikan sebagai pendekatan yang menekankan pada empati, komunikasi positif, dan pengakuan terhadap perbedaan individu dalam proses belajar. Menurut Goleman (1995), kecerdasan emosional memainkan peran penting dalam keberhasilan akademik dan sosial seseorang. Oleh karena itu, dengan menghadirkan suasana belajar yang menyejukkan hati, maka Peserta Didik dapat lebih merasa dihargai dan didukung, yang pada gilirannya mendorong mereka untuk lebih bersemangat dalam belajar.
Manfaat Implementasi Pembelajaran Menyejukkan Hati
1. Meningkatkan Motivasi dan Antusiasme Belajar
Menurut Ryan dan Deci (2000), lingkungan belajar yang mendukung kebutuhan psikologis dasar seperti kebutuhan akan rasa dihargai dan dimengerti dapat meningkatkan motivasi intrinsik Peserta Didik. Dengan demikian, pendekatan pembelajaran yang menyejukkan hati dapat meningkatkan motivasi Peserta Didik untuk belajar secara lebih serius dan mendalam;
2. Membentuk Kecerdasan Emosional dan Sosial
Pembelajaran yang memberikan perhatian pada aspek emosional dapat membantu Peserta Didik mengembangkan kecerdasan emosional mereka, yang sangat penting dalam kehidupan sosial dan profesional mereka di masa depan. Goleman (1995) menekankan bahwa individu yang mampu mengelola emosi dan memahami perasaan orang lain memiliki kemampuan yang lebih baik dalam berinteraksi sosial dan memecahkan masalah;
3. Menciptakan Lingkungan Belajar yang Positif dan Inklusif
Suasana belajar yang menyejukkan hati mendorong inklusivitas, di mana setiap Peserta Didik merasa diterima tanpa memandang latar belakang mereka. Sebagaimana dikemukakan oleh UNESCO (2005), pendidikan inklusif memerlukan pendekatan yang menghargai keragaman dan mempromosikan partisipasi semua Peserta Didik dalam proses pembelajaran.
Strategi Implementasi Pembelajaran Menyejukkan Hati
1. Penerapan Komunikasi Positif
Pendidik atau Guru perlu menggunakan komunikasi yang menyejukkan dan membangun ketika memberikan umpan balik kepada Peserta Didik. Hal ini dapat meningkatkan rasa percaya diri dan mengurangi kecemasan yang sering dialami Peserta Didik saat menghadapi tantangan belajar;
2. Mengintegrasikan Pembelajaran Sosial dan Emosional (PSE)
Pembelajaran sosial dan emosional, seperti yang dipromosikan oleh Collaborative for Academic, Social, and Emotional Learning (CASEL), membantu Peserta Didik memahami dan mengelola emosi mereka serta mengembangkan rasa empati terhadap orang lain. Integrasi PSE dalam kurikulum dapat membantu menciptakan suasana belajar yang lebih tenang dan suportif;
3. Membangun Hubungan Guru-Peserta Didik yang Hangat
Hubungan antara Guru dan Peserta Didik yang didasarkan pada rasa saling menghormati dan empati dapat membuat Peserta Didik merasa lebih aman dan nyaman di kelas. Penelitian oleh Pianta et al. (2008) menunjukkan bahwa hubungan positif antara Guru dan Peserta Didik dapat meningkatkan keterlibatan Peserta Didik dalam pembelajaran.

Tantangan dalam Implementasi

Implementasi pembelajaran menyejukkan hati bukan tanpa tantangan. 
Salah satu kendalanya adalah beban administrasi Pendidik atau Guru yang menumpuk dan tinggi, yang seringkali membuatnya kesulitan untuk fokus pada aspek-aspek emosional dalam proses pembelajaran. Selain itu, perbedaan karakteristik Peserta Didik memerlukan strategi yang bervariasi dalam menciptakan lingkungan yang menyejukkan hati.
Mendidik dengan hati dan pikiran itu bisa ditularkan kepada Peserta Didik, yaitu dengan cara : 
1. Hargai seberapapun sikap dan perilaku atau apapun prestasinya. Contoh yang bisa dihadirkan dihadapan Pendidik atau Guru setiap hari di sekolah, misalnya Peserta Didik datang ke sekolah tepat waktu, kepeduliannya akan kebersihan media belajar, papan tulis dan ruang kelasnya, mengambil dan menaruh atau menempatkan sampah pada tempatnya, ataupun dengan mengerjakan tugas-tugas di kelas yang ala kadarnya, juga hasil penilaian tidak sesuai ekspektasi Pendidik atau Guru, walau Peserta Didik telah berusaha mengerjakan tugas-tugas yang telah diberikan kepadanya; 
2. Berikan apresiasi kepada Peserta Didik pada hal-hal positif sekecil apapun yang dilakukannya. 
Apresiasi tidaklah harus mahal-mahal dengan hadiah, cukup dengan senyum manis dan dengan menyapa para Pendidik atau Guru dan dengan ucapan terima kasih, ataupun tepukan di pundaknya diikuti dengan kata-kata apresiasi yang dapat menyejukkan hatinya, misalnya "Ananda memang bisa!, Ananda memang hebat!" dan lain sebagainya.
Maka dari itu, betapa pentingnya mendidik dengan hati dan pikiran. Hal ini juga bisa dilakukan dengan cara : Bangun komunikasi yang menyejukkan hati terhadap Peserta Didik dengan hangat, ramah, rendah hati dan selalu menyenangkan. Hargai martabatnya sebagai individu yang unik bahwa semua Peserta Didik itu mempunyai karakter yang berbeda-beda, terimalah dengan cara-cara yang baik (sopan dan santun), menyenangkan hati, terbuka dan apa adanya; 
3. Lakukan pendampingan secara rutin/kontinyu bila ada diantara Peserta Didik terlibat konflik atau membuat konflik, dengarkan masalahnya dan bantu atasi atau beri solusi dari permasalahannya. Contoh sikap positif Pendidik atau Guru lakukan dengan mendengarkan curhatan dan keluhannya secara seksama.
Menurut Prof. Dr. H. Abdullah Pandang, M.Pd. "Mendidiklah dengan hati. Oleh karena hanya dengan bahasa hati, pesan pendidikan bisa sampai ke hati Peserta Didik."
Bagaimana Caranya?
 dengan hati itu tak butuh ilmu yang tinggi. Tak butuh diklat berjilid-jilid. Tak butuh fasilitas mewah dan mahal.
Mendidik dengan hati hanya butuh sedikit kesabaran dan kesediaan diri untuk melakukan hal-hal sederhana seperti berikut : 1) Menerima Peserta Didik apa adanya (keunikan, kecenderungan, keterbatasan, dsb); 2) Mendengarkan apa yang Peserta Didik ingin katakan (kemauan, ketaksanggupan, keengganan, hambatan, dsb); 3) Merasakan apa yang Peserta Didik sedang rasakan (galau, takut, bosan, dongkol, marah, dsb); 4) Memahami apa yang Peserta Didik butuhkan (dukungan, support, perhatian, cinta, dsb); 5) Menemani Peserta Didik menghadapi kesulitannya (memfasilitasi, mendampingi, menemani bicara, mendengar curhatnya, merespon keluhannya, merangkul di saat sulit).
Praktisi Pendidikan Anak Usia Dini, Hana Marita S, juga berpendapat bahwa : "Mendidik anak dengan hati adalah mendekatkan rasa dengan jiwa anak untuk memudahkan berinteraksi di rumah dan memudahkan pelayanan pembelajaran yang menyenangkan di sekolah."
Kenapa harus dengan hati?
Oleh karena dari hatilah semua ketulusan berawal dan bermulanya sebuah keikhlasan untuk bisa menerima segala sesuatu apa adanya dan mensyukuri apa yang ada dalam kegiatan sehari-hari, mulai dari bangun tidur hingga tidur lagi.
Secara Khusus  Implementasi Model Pembelajaran Menyejukkan Hati Terhadap Peserta Didik :
1. Bersama-sama belajar dan menemukan hal-hal  teranyar, kreatif dan  inovatif; 
2. Menumbuhkan minat, semangat belajar peserta didik;
3. Mengeksplorasi metode dan materi pembelajaran
4. Suportif dan berempati  terhadap Peserta Didik;
5. Buat suasana ruangan yang berbeda. Metode  Mobile Teaching atau  Metode game kreatif, edukatif dan inovatif, atau suasana out door/di luar kelas/sekolah (Taman, Lapangan Masjid, Pantai dan di  tempat lainnya yang  dianggap kondusif);
6. Perbanyak interaksi dengan memancing ide Peserta Didik; 
7. Manfaatkan informasi dan teknologi teranyar;
8. Miliki sifat humoris;
9. Berikan perhatian yang sama pada semua  Peserta Didik;
10. Buat mereka penasaran
11. Tunjukkan kepedulian terhadap Peserta Didik;
12. Libatkan mereka dalam  P5. Berdasarkan Peraturan Kemendikbudristek RI No.56/M 2022,  Tentang Projek Penguatan Profil Pelajar Pancasila (P5) adalah kegiatan kokurikuler berbasis projek yang dirancang untuk memperkuat upaya pencapaian kompetensi dan karakter sesuai dengan Profil Pelajar Pancasila yang dibuat berdasarkan Standar Kompetensi Lulusan.
14. Hindari kebiasaan monoton;
15. Review pelajaran, tapi  jangan mengulangi  materi;
16. Modifikasi sistem pembelajaran dengan  percakapan/diskusi;
17. Cobalah bentuk tukar peran antar peserta  didik sekelas dan atau peserta didik  dengan  kelas lainnya;
18. Terapkan 5S + TR untuk  semua yaitu : Senyum, Sapa, Salam, Sopan, Santun, Tertib dan Rapi;
19. Biasakan berpantun untuk memulai dan  mengakhiri setiap kegiatan Pembelajaran Tatap Muka (PTM) teori atau  praktik di hadapan  Peserta Didik;
20. Bersama Peserta Didik  merapikan dan membersihkan  ruangan kelas ataupun ruang praktik/lab. sebelum pulang sambil  menyanyikan lagu nasional "Bagimu  Negeri" dan atau lagu daerah setempat yang mendayu-dayu.

Kembali Secara Intensif Memahami Pusat Literasi Antara lain : Pembelajaran menyejukkan hati sangat penting dalam upaya menciptakan lingkungan belajar yang kondusif bagi Peserta Didik. Dengan memperhatikan aspek emosional dan sosial, pendekatan ini dapat meningkatkan motivasi belajar, membentuk kecerdasan emosional, serta menciptakan suasana yang inklusif di kelas. Meskipun terdapat tantangan dalam penerapannya, manfaat yang dihasilkan sangat besar untuk perkembangan holistik Peserta Didik.

Referensi :
1. YM. Sjahrir Tamsi : Urgensi Membangun Komunikasi Menyejukkan Hati Terhadap Peserta Didik. Wartamerdeka.Info. Mamuju. 2023;
2. YM. Sjahrir Tamsi : Urgensi Pendidikan Karakter Terhadap Peserta Didik. Wartamerdeka.Info. Mamuju. 2023;
3. YM. Sjahrir Tamsi : Launching Sistem 3 in 1 di SMK "OKE De." Wartamerdeka.Info. Mamuju. 2024;
4. YM. Sjahrir Tamsi : Uji Kompetensi Profesi Kepala Satuan Pendidikan Indonesia Perlu Berstandar Nasional dan Internasional. Wartamerdeka.Info. Mamuju. 2024;
5. YM. Sjahrir Tamsi : Learning to Learn : Membangun Kemampuan Belajar Mandiri untuk Masa Depan. Wartamerdeka.Info. Mamuju. 2024;
6. YM. Sjahrir Tamsi : Program Wajib Belajar 13 Tahun Sinergis Fasilitas Negara Secara Optimal. Wartamerdeka.Info. Mamuju. 2024;
7. YM. Sjahrir Tamsi : Meneroka Pendidikan Masa Depan : Tantangan, Peluang dan Transformasi. Wartamerdeka.Info. Mamuju, 2024;
8. YM.  Sjahrir Tamsi : Urgensi Memahami Soft Skill Dunia Kerja dan Dunia Maya. Wartamerdeka.Info. Mamuju, 2024;
9. YM. Sjahrir Tamsi : Membangun Karakter Bangsa : Kreatif dan Inovatif di Era Digital. Wartamerdeka.Info. Mamuju, 2024;
10. YM. Sjahrir Tamsi : Membangun Model Pendidikan yang Menggugah Hati Peserta Didik di Sekolah. Wartamerdeka.Info. Mamuju, 2024.
Editor : W. Masykar

Posting Komentar

Lebih baru Lebih lama