YM. Sjahrir Tamsi adalah Tomakaka Adaq Jambu Cappa Bate Dara' Kerajaan Binuang Mandar (Ketua Adat/Kepala Distrik Jambu, Cappa Bate Dara' Kerajaan Binuang Mandar).
Seri 11 - "Tanda-Tanda Anugerah"
Tahun demi tahun telah berlalu sejak pernikahan mewah YM. Sjamsi dan YM. Mirah yang mengguncang sejarah Kerajaan. Hubungan mereka terus tumbuh dalam harmoni, cinta, dan kebijaksanaan. Di setiap langkah mereka, rakyat kerajaan merasakan kehangatan cinta yang terpancar dari pasangan muda ini, yang menjadi teladan hidup bagi semua orang.
Namun, harapan terbesar rakyat dan keluarga Kerajaan adalah hadirnya seorang penerus "Tahta" menjadi sebuah "Anugerah" yang akan melanjutkan warisan kebesaran Kerajaan. Hingga saat itu, YM. Sjamsi dan YM. Mirah dengan sabar menanti keajaiban itu.
Memasuki tahun ketiga pernikahan tanda-tanda itu mulai terlihat. YM. Mirah merasa tubuhnya lebih lemah dari biasanya, sering merasakan mual di pagi hari, dan perubahan kecil pada selera makannya. Awalnya ia menganggap itu hanya kelelahan karena jadwalnya yang padat menjalankan tugas-tugas sebagai Permaisuri. Namun, setelah berkonsultasi dengan Tabib Kerajaan (Sando Adaq), sebuah kabar menggembirakan tiba.
"Yang Mulia Permaisuri, segala tanda ini menunjukkan bahwa Permasuri YM. Mirah sedang mengandung," ucap Tabib Kerajaan (Sando Adaq) dengan suara penuh hormat dan kebahagiaan.
Berita itu bagaikan matahari yang menyinari Kerajaan. YM. Mirah tak dapat menahan air mata bahagia. Dengan segera, ia mengabarkan hal ini kepada YM. Sjamsi yang langsung bergegas ke tempatnya.
"Benarkah ini, YM. Mirah?" tanya YM. Sjamsi dengan mata berbinar.
YM. Mirah mengangguk sambil tersenyum, "Ya, YM. Sjamsi. Kita akan menjadi orang tua."
YM. Sjamsi memeluknya erat, seolah ingin memastikan momen ini nyata. "Ini adalah Anugerah Terindah dari Allah SWT, Sang Maha Kuasa. Aku bersyukur atas berkah ini, dan aku akan menjagamu dan calon penerus kita dengan segenap jiwaku."
Berita kehamilan YM. Mirah segera disampaikan kepada PYM. Raja dan YM. Ratu Permaisuri. PYM. Raja, yang telah lama menantikan penerus Tahta di Kerajaannya, menyambut berita ini dengan sukacita. Ia memerintahkan agar doa syukur diadakan di seluruh penjuru Kerajaan, memohon keselamatan dan kesehatan bagi ibu dan calon penerus Kerajaan.
Selama masa kehamilannya, YM. Mirah mendapatkan perhatian dan perlakuan istimewa dari semua pihak. Istana dipenuhi dengan suasana penuh harap, dan rakyat berbondong-bondong mengirimkan doa serta persembahan untuk keselamatan calon "Pewaris Tahta Kerajaan."
Pada bulan ke-7 kehamilan YM. Mirah, PYM. Raja mengadakan upacara adat untuk memohon berkat Allah SWT sang Pencipta Alam semesta ini. Dalam upacara itu, PYM. Raja bertitah, "Anak ini adalah harapan bagi masa depan Kerajaan kita. Semoga ia tumbuh menjadi pemimpin yang bijaksana, mencintai rakyat, dan membawa kemakmuran bagi Kerajaan ini."
Hari-hari menjelang kelahiran calon penerus ini dipenuhi dengan persiapan. Nama-nama terbaik mulai dibicarakan oleh keluarga Kerajaan. Desain pakaian dan ornamen kamar khusus untuk bayi mulai dirancang. Ornamen mencerminkan antusiasme yang luar biasa dari seluruh Keluarga Besar Kerajaan.
Seri ini menjadi pembuka dari perjalanan baru kerajaan, di mana cinta YM. Sjamsi dan YM. Mirah melahirkan "Anugerah Buah Cinta Terindah" yang akan mengubah sejarah dunia.
Hari yang dinantikan akhirnya tiba. Setelah sembilan bulan penuh harapan dan doa, Kerajaan kini bersiap menyambut kelahiran generasi penerus yang akan membawa masa depan Kerajaan ke puncak kejayaannya. Malam itu, suasana di Istana terasa berbeda, semua terasa lebih hidup dan penuh harap.
Tabib-Tabib (Sando Adaq) terbaik Kerajaan telah berkumpul di kamar khusus dan istimewa YM. Mirah, bersama para pelayan dan pendamping yang bertugas memastikan agar segalanya berjalan lancar. YM. Sjamsi, meskipun dikenal sebagai Pangeran yang tangguh, namun kali ini tak dapat menyembunyikan rasa cemas sekaligus bahagianya. Ia mondar-mandir di depan ruangan, tak henti-hentinya melantunkan doa dalam hati.
Di luar Istana, rakyat berkumpul, menyalakan lentera-lentera doa yang mereka hias dengan harapan dan permohonan agar kelahiran ini berjalan dengan selamat. Langit malam dihiasi oleh ribuan lentera yang terbang tinggi, seolah memohon restu dari langit.
Ketika di penghujung malam semakin larut jelang subuh, suara tangisan bayi memecah keheningan udara malam dengan seketika menggetarkan setiap sudut Istana. Tangisan itu bukan sekadar suara seorang bayi, melainkan suara yang membawa kebahagiaan luar biasa. Fajar menyingsing di ufuk timur, para Tabib (Sando Adaq) keluar dari kamar istimewa itu dengan wajah penuh senyum, sedikit membungkuk dan berucap dengan santun dan lembut kepada YM. Sjamsi : "Yang Mulia, anak laki-laki calon Pangeran telah lahir dengan selamat dan sehat. Dia adalah seorang Pangeran Kecil yang mungil dan tampan."
YM. Sjamsi segera masuk ke ruangan istimewa itu dan mendapati YM. Mirah terbaring dengan wajah lelah namun penuh bahagia. Di tangannya, seorang bayi kecil yang nampak begitu mungil, tampan dan sempurna sedang terbungkus kain tenun halus hasil kerajinan tangan pengrajin di Istana yakni "Sarung Adat Sutra Asli Mandar." Melihat pemandangan itu, air mata bahagia menetes dari mata YM. Sjamsi.
Ia mendekat dan membungkuk untuk mencium dahi istrinya. "Terima kasih, YM. Mirah. Kau telah memberikan Anugerah Terindah dalam hidupku," bisiknya penuh haru.
YM. Mirah tersenyum lemah namun bahagia. "Dia adalah simbol cinta kita, YM. Sjamsi. Generasi penerus yang akan membawa cahaya bagi Kerajaan ini."
Hari kelahiran sang Pangeran Kecil itu dirayakan dengan kemeriahan yang belum pernah terjadi sebelumnya. PYM. Raja memerintahkan agar seluruh rakyat ikut bersuka cita. Pesta selama tiga hari tiga malam digelar di seluruh penjuru Kerajaan.
Di hari ketiga, PYM. Raja memimpin upacara pemberian nama sang Pangeran Kecil di Balairung Istana Kerajaan yang dihadiri para bangsawan dan rakyat terpilih. Dengan suara lantang, PYM. Raja Bertitah : "Kelahiran bayi merupakan Anugerah dari Allah SWT yang patut disyukuri. Bayi yang baru lahir juga merupakan penyejuk hati dan amanah yang diberikan kepada kedua orang tuanya."
Kelahiran bayi merupakan kabar gembira yang patut dikabarkan kepada saudara, kerabat, dan handai taulan.
Oleh karena itu, maka nama Cucuku ini adalah "YM. Pangeran Arya Dirgantara," yang berarti mulia atau ditinggikan untuk menjadi pemimpin agung dengan wawasan setinggi langit. Semoga ia tumbuh menjadi pemimpin yang membawa kemakmuran dan kedamaian bagi kita semua."
Nama itu disambut sorak sorai rakyat yang berkumpul. Lentera-lentera berwarna keemasan diterbangkan sebagai simbol harapan dan doa bagi kehidupan sang Pangeran Kecil.
Selama bulan-bulan berikutnya, sang Pangeran Kecil menjadi pusat perhatian Kerajaan. Setiap senyumnya membawa kebahagiaan, dan setiap tangisannya adalah panggilan bagi seluruh Istana Kerajaan untuk memberikan pelayanan yang terbaik.
YM. Sjamsi dan YM. Mirah membesarkan Pangeran Kecil mereka dengan cinta dan kasih sayang yang tulus, mengajarinya nilai-nilai kebijaksanaan, keberanian, dan teladan kasih sayang sejak usia dini. Mereka percaya bahwa Pangeran kecil ini adalah "Anugerah Terindah" yang akan meneruskan warisan kebesaran Kerajaan, melampaui semua harapan dan mimpi mereka.
Seri ini menjadi awal dari perjalanan baru Kerajaan dengan kehadiran sang Pangeran Kecil yang membawa cahaya harapan dan kebahagiaan untuk semua. (Bersambung)