Salah satu kawasan pantai yang tampak asri
Dilansir dari berbagai sumber, reklamasi pantai selama ini dipahami sebagai bagian dari upaya manusia mengubah lingkungan alam menjadi lingkungan buatan. Atau bisa diartikan reklamasi adalah kegiatan mengubah wilayah perairan pantai menjadi daratan, dengan cara mengubah garis pantai atau kontur kedalaman perairan.
Termasuk reklamasi bisa juga diartikan sebagai upaya memperluas daratan dengan cara memanfaatkan area yang sebelumnya tidak digunakan. Proses kegiatan reklamasi dengan cara menimbun kawasan perairan yang akan dijadikan daratan dengan menggunakan material pasir, tanah atau bebatuan.
Kabupaten Lamongan wilayah utara memiliki panjang garis pantai kurang lebih 47 km dan wilayah perairan laut seluas 902,4 km2, apabila dihitung 12 mil dari permukaan laut.
Garis pantai yang lumayan panjang ini adalah peluang adanya kegiatan reklamasi pantai untuk memperluas lahan baru. Meski kegiatan reklamasi harus melalui proses perijinan yang tidak mudah - tapi bisa jadi dengan cara diam diam (pelan tetapi pasti) kegiatan menciptakan lahan baru ini tetap akan terjadi. Baik untuk perumahan atau industri. Kegiatan seperti ini, jika dibiarkan cepat atau lambat akan dapat merusak habitat alami biota laut, termasuk terumbu karang yang sangat penting bagi kelangsungan hidup ikan dan organisme laut lainnya.
Ketika habitat ini terganggu, ekosistem yang bergantung padanya akan runtuh dan mengancam biodiversitas karena keseimbangan alam mulai terganggu.
Salah satu dampak utama kegiatan reklamasi pantai yang jelas akan terjadi kerusakan ekosistem pesisir. Karena proses penimbunan material ke laut dapat merusak habitat alami biota laut.
Reklamasi juga bisa memperburuk masalah erosi pantai. Tanah yang baru digunakan untuk direklamasi akan lembek dan mudah terkikis oleh arus laut, sehingga dapat menyebabkan pengurangan luas daratan yang baru saja dibentuk. Bahkan, reklamasi juga dapat mengubah pola aliran air laut, yang bisa meningkatkan risiko banjir di wilayah pesisir.
Dampak sosial dari reklamasi juga tidak dapat diabaikan. Nelayan yang menggantungkan hidupnya pada hasil laut sering kali menjadi korban dari kegiatan ini. Laut yang tercemar memaksa nelayan untuk pergi lebih jauh mencari tangkapan, akibatnya menambah cost keberangkatan melaut dan ini berkorelasi dengan pendapatan yang diperoleh. Pendapatan jelas akan berkurang.Dampak buruk lainnya, reklamasi juga bisa memicu terjadinya kenaikan muka air laut sehingga menyebabkan intrusi air laut yang mengganggu sistem hidrologi. Ekosistem laut di sekitar wilayah yang dilakukan reklamasi akan berubah, bahkan keanekaragaman hayati diperkirakan akan punah akibat reklamasi.
Dampak negatif lainnya, bisa memicu permukaan air laut naik, sehingga daerah sekitar menjadi tenggelam. Karena berpeluang terjadi banjir rob dan abrasi.
Perubahan alur gelombang air pantai dapat menyebabkan daerah di luar reklamasi akan mendapat limpahan air yang banyak sehingga menyebabkan kemungkinan terjadinya abrasi. (Tim)