Ketika Jenderal Sepuh Itu Bertemu Lagi


Oleh Dasman Djamaluddin

BARU saja di internet, saya menyaksikan foto dari Sekretaris Pribadi Letnan Jenderal TNI (Purn) Rais Abin, sebuah pertemuan di suatu tempat, di mana terdapat para jenderal, yang usianya sudah sepuh. Kenapa demikian, karena saya tahu usia Rais Abin, di mana bukunya pernah saya tulis, sudah memasuki usia 92 tahun.


Usia sepuh, tetapi tidak menyurutkan semangat untuk terus menyumbangkan berbagai pemikirannya terhadap bangsa dan negara ini. Kapan saja, di mana saja, di usia berapa saja. Itulah kelebihan dari seorang Tentara Nasional Republik Indonesia (TNI).

Rais Abin di usianya yang sepuh itu, mungkin beliau tidak nyaman dengan penyebutan sepuh ini, ketika Kongres Legiun Veteran Republik Indonesia (LVRI) ke 11 tanggal 17-19 Oktober 2017, terpilih kembali memimpin LVRI untuk ketiga kalinya. Sebuah apresiasi atas keberhasilan Rais Abin memimpin LVRI.

Ada tiga hal pokok, Rais Abin berhasil memimpin LVRI. Pertama, LVRI berhasil menang di Mahkamah Konstitusi (MK) RI agar pejuang tahun 1945 tetap dimakamkan di Taman Makam Pahlawan (TMP).

Kedua, berhasil menaikan kesejahteraan para Veteran. Ketiga, yaitu yang masih tetap terus digelorakan adalah terus mewarisi semangat perjuangan '45 kepada generasi penerus.

Lebih dari itu yang masih tetap diperjuangkan hingga ini, bagaimana amandemen UUD '45 yang sudah dilakukan empat kali perlu ditinjau kembali.

Dalam Kongres LVRI ke-11 baru-baru ini juga disuarakan bahwa LVRI menilai sistem demokrasi pasca perubahan UUD '45 di Indonesia terasa sangat liberal. 

Walaupun ada hal-hal positip, tetapi sistem itu belum berjalan dengan baik, karena belum sepenuhnya sesuai dengan nilai-nilai Pancasila sesuai yang diamanatkan Pembukaan UUD '45. 

Dengan kondisi yang seperti itu, Veteran melihat, bahwa sudah saatnya perubahan UUD '45 dikaji kembali disesuaikan dengan roh jiwa semangat Pembukaan UUD 1945.

LVRI menegaskan lagi, lembaga ini tidak semata-mata berkehendak mengembalikan UUD '45 itu seperti aslinya, akan tetapi dipandang perlu untuk melakukan kajian yang menyeluruh, mendalam dan berjangka  panjang untuk memperbaiki yang kurang tepat dan melanjutkan hal-hal yang sudah berjalan baik.

Pemangku-pemangku kepentingan, tegas LVRI, baik di eksekutif, legiskatif, yudikatif maupun masyarakat luas harus bersinergi dalam melihat momentum revolusi mental yang dicanangkan oleh Pemerintah.

Itulah beberapa Keputusan Kongres ke-11 tahun 2017 yang menggambarkan harapan LVRI di masa kepemimpinan Letjen TNI (Purn) Rais Abin, salah seorang pejuang kemerdekaan '45 dan beliu juga merupakan kebanggaan bangsa ketika sewaktu menjadi Panglima Pasukan Perdamaian Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB) berhasil mengajak Mesir-Israel berunding yang kemudian melahirkan Perjanjian Camp David.

Posting Komentar

Lebih baru Lebih lama