PUB - Untirta Sukses Gelar Seminar Internasional Tentang Sejarah Perkembangan Islam Di Banten Dan Indonesia


SERANG (wartamerdeka.info)  - Perkumpulan Urang Banten (PUB) bersama Universitas Sultan Ageng Tirtayasa (Untirta) sukses menggelar seminar internasional bertajuk 'Research on Islam In Indonesia : Hubungan Banten & Belanda Sejak Era Kesultanan Sampai Dengan Era Politik Etis'.
Kegiatan, dalam rangka menggali kembali sejarah kebudayaan Islam di Banten,  ini  diadakan di auditorium gedung B kampus A Untirta, kemarin.

Peserta seminar ini membludak, ruangan tempat seminar nyaris tak mampu menampung peserta seminar.

Tema seminar tersebut memang menarik. Ditambah lagi  pembicara utamanya adalah  Guru Besar bidang kajian Islam di Asia Tenggara di Universitas Leiden-Belanda, Prof Nico J.G. Kaptein.
Sejumlah tokoh Banten hadir dalam seminar tersebut, seperti para petinggi PUB, pengurus Majelis Ulama Indonesia (MUI) Banten,  para petinggi Untirta, dan tamu undangan.

Laksma TNI (Purn) Dr. Ir. H. Eden Gunawan, MM, IPM, AER, Sekjen Perkumpulan Urang Banten (PUB), mengapresiasi pihak panitia yang suksrs menggelar acara seminar tersebut.

Prof Nico J.G. Kaptein bersana pengurus PUB
"Ya, acaranya sangat sukses. Pesertanya membludak sehingga naik di atas dan nara sumbernya sangat on fire bagaimana menceritakan sejarah Islam yang di dalamnya ada tokoh Islam dari Banten di anataranya keluarga Jaya Diningrat dan Syaikh Nanwaai Tanahara. Peserta dari berbagai disiplin ilmu termasuk ketum MUI Banten dan jajarannya para pimpinan podok pesantren dan guru serta dosen dari berbagai sekolah," ujarnya.
Peserta seminar  aktif yang bertanya juga sangat banyak.

Rektor Untirta, Sholeh Hidayat, mengungkapkan bahwa pada abad ke 16, Banten pernah menjadi salah satu pusat perdagangan besar di Indonesia, setelah penguasaan Malaka pada tahun 1511 M. Letaknya yang dekat dengan selat Sunda, menjadi pintu gerbang alternatif untuk jalur pelayaran dari Barat sejak awal abad 17 masehi.

"Ketika itu pelabuhan Banten semakin ramai dikunjungi pedagang dari daerah Barat dan Timur, salah satunya adalah bangsa Portugis. Belanda mengikuti dengan mendarat di Banten pada tahun 1596 M dengan dipimpin Cornelis de Houtman," ujarnya.

Melihat dari sejarah besar Banten tersebut, Sholeh mengungkapkan rasa bangganya karena telah diberikan kesempatan, untuk menjadi tuan rumah dalam seminar Internasional ini. Ia pun mengucapakan terimakasih kepada keluarga besar PUB, atas kerjasamanya dalam pelaksanaan kegiatan tersebut.

"Saya sangat berbangga, hari ini kami (Untirta) mendapat kesempatan menjadi sejarahwan. Terimakasih pula kami ucapkan kepada PUB, mudah-mudahan nanti ketemu lagi dalam kesempatan yang sama dengan para akademisi, tentu juga dengan perguruan tinggi yang lain," terang Soleh.


Ketua PUB, Irjen. Pol. (Purn) Taufiequrahman Ruki, mengatakan bahwa PUB adalah sekelompok orang-orang Banten yang berisikan bukan saja kaum intelektual dan pejabat, tapi masyarakat umum lainnya.

"Kebersamaan PUB memiliki kepedulian kepada Banten dan itu tidak harus pada orang Banten. Kami memiliki kepedulian yang tinggi baik kepada orangnya, pemerintahannya maupun kulturnya," ucapnya.

Ia pun berpesan kepada peserta seminar, untuk membangun semangat ke-Banten-an, layaknya semangat Sultan Maulana Hasanudin dalam membangun Kesultanan Banten.

"Seperti pula semangat Sultan Ageng Tirtayasa, dalam mengelola Kesultanan Banten. Mereka memiliki semangat yang besar untuk membawa Banten kembali jadi Negeri yang Jaya," tegasnya.

Sementara itu, narasumber utama seminar, Nico J.G Kaptein, memaparkan bahwa dalam mengkaji Islam di Indonesia, sebaiknya pendekatan yang digunakannya yaitu pendekatan Interdisipliner. Namun, lanjutnya, tidak pula melupakan pendekatan sejarah.

"Dan penting untuk mengungkap naskah-naskah dan data-data yang sangat banyak di Belanda. Kalau itu tidak diungkap atau dikaji, nanti orang tidak memiliki basis data untuk meneliti kajian-kajian. Selanjutnya, kajian tipologi sosial, budaya, dan sebagainya, banyak yang meminati menggunakan pendekatannya lebih pragmatis," terangnya.

Ia menyarankan kepada para petinggi Untirta, untuk mengadakan kerjasama riset antar perguruan tinggi di Banten dengan Perguruan Tinggi di Belanda. Jika menginginkan kajian yang mendalam mengenai sejarah perkembangan Islam di Indonesia, lanjutnya, maka dibutuhkan basis data yang kuat.

"Mudah-mudahan generasi muda Banten mau memotivasi diri, untuk bisa melakukan penelitian di Belanda. Karena Belanda merupakan tempat penyimpanan data yang terbaik di dunia," tandasnya.


Setelah acara selesai Prof Nico J.G. Kaptein melakukan city tour Serang - Cilegon dan diakhiri di kawasan wisata halal baduy outbound. (A)

Posting Komentar

Lebih baru Lebih lama