Pilrek UKI Toraja Kisruh, 2 Suara Siluman Menangkan Oktovianus Pasoloran


MAKASSAR (Wartamerdeka.info) -Pemilihan Rektor UKI (Universitas Kristen Indonesia) Toraja telah berlangsung. Proses Pilrek berjalan 2 (dua) tahap. Pertama, penjaringan di tingkat Senat, dan kedua, pemilihan di Yayasan (YPTKM). BPS (Badan Pekerja Sinode) Gereja Toraja sendiri adalah Owner dari UKI Toraja melalui yayasan.

Puncak Pilrek berlangsung Selasa lalu (31/12) dan dimenangkan DR. Oktovianus Pasoloran, SE, M.Si, Ak. Okto mengalahkan rivalnya, Prof. DR. Marthen Arie dengan skor 5 : 4.

Pemilihan dilakukan pihak YPTKM dengan komposisi 9 orang pengurus yayasan. Mereka adalah Enos Karoma, SE, MH (Ketua Umum), Pdt. Drs. G. G. Raru, M.Si (Ketua I), Drs. Sam Tando, M.Si (Ketua II), Marten Kala' Lembang, S.Th, M.Pd (Sekretaris I), Drs. Pither Parinding, M.Pd (Sekretaris II), Yotham Pasumbung, S.Pd, M.Pd (Bendahara), Ir. Theo Kristian Seleng, MM (Anggota), Linda C. S. Paembonan, SS, M.Si (Anggota), dan Drs. Pither Salempang (Anggota).

Hanya saja, meski Pilrek ini telah memilih Oktovianus, prosesnya tampak kisruh. Hal ini diduga karena adanya intervensi dua oknum petinggi BPS GT. Kedua oknum yang diduga berinisial MS dan AA ini hendak memaksakan calon tertentu, yang sudah digadang-gadang sebelumnya. Dan benar calon dimaksud akhirnya terpilih.

Pengurus yayasan sendiri tampak tidak berdaya menghadapi intervensi itu. Terbukti, dua nama pengurus yayasan yakni Theo Kristian Seleng dan Linda C.S, istri Bupati Torut Kala'tiku Paembonan, meskipun tidak hadir suara mereka tetap dihitung. Suaranya dititip menggunakan rekomendasi melalui BPS. Dua suara inilah yang akhirnya memenangkan Oktovianus.

Padahal peraturan yayasan mensyaratkan para pengurus wajib hadir secara pisik.

Calon terpilih Oktovianus, berdasarkan data yang dihimpun awak media di lapangan, saat penjaringan lalu juga diduga tidak memenuhi syarat. Pasalnya, yang bersangkutan tidak mundur dari jabatannya di BPS. Ini menjadi syarat mutlak yang harus dipenuhi (dengan mengisi Surat Pernyataan Tidak Sedang Menjabat Pengurus Unit Kerja Dalam Lingkungan Badan Pekerja Sinode Gereja Toraja).

Kejanggalan lain dilakukan Senat saat penjaringan adalah menolkan penilaian atas presentasi visi-misi salah seorang bakal calon yakni Prof. Dr. Enos Tangke Arung, S.Hut, MP, Guru Besar Fakultas Kehutanan Universitas Mulawarman.

"Tidak logis kalau dalam memberi penilaian atas presentasi Prof. Tangke Arung itu nol. Masa dinolkan. Kalau memang mau objektif harusnya yang ditonjolkan itu fakta-fakta akademiknya, itu yang benar," ungkap Antonius Silamba, Cendikiawan Toraja yang berdiam di Samarinda, Kaltim, via ponsel, Kamis siang ini (2/1).

Dia mengaku bersedih dengan cara-cara Pilrek seperti ini yang dinilai lebih ditunggangi kepentingan politik ketimbang akademik.

Betapa tidak, Ketua Pembina YPTKM Prof. Sampepayung, Pengurus, dan Rektor lama konon juga dikalahkan oleh adanya intervensi tersebut.

Menurut Koordinator Divisi Monitoring dan Evaluasi Toraja Transparansi, Thonny Panggua SH, jika memang ada kisruh dan penyimpangan di balik Pilrek yang baru digelar, seharusnya Ketua Pembina YPTKM mengambil keputusan tertinggi dengan mendiskualifikasi calon terpilih dan menetapkan pemenang kedua sebagai rektor karena ada calon yang tidak memenuhi syarat sebagai calon.

"Atau kah mengulang proses karena ada suara siluman seperti suara dua orang pengurus yayasan yang tidak hadir itu. Suaranya jadi ada karena pakai rekomendasi," tandas Thonny.

Bisa saja, tambah adik kandung Pengacara Kondang Mika Lumiling ini, surat rekomendasi itu hasil intervensi dan dimanipulasi atau rentan dipalsukan, sehingga tidak lagi sesuai keinginan yang bersangkutan.

Karena itu, Thonny minta aparat hukum menyelidiki hal ini. "Kalau perlu aparat hukum menyelidiki. Proses ini karena sudah terkait masalah hukum," bebernya.

Apalagi Yayasan adalah badan hukum independen karena didirikan dari kekayaan yang sudah dipisahkan. Karakter publik yayasan harusnya untuk kepentingan publik. Belum lagi dana yang dikelola UKI Toraja, tegas Thonny, berasal dari mahasiswa atau masyarakat. Bahkan ada hibah-hibah dari pemerintah. (Tom)

Posting Komentar

Lebih baru Lebih lama