Lagi, 14 Warga Banyumas Nyatakan Siap Kembalikan BLT, Karena Merasa Mampu

Camat Kemranjen Dwi Irawan Sukma
BANYUMAS (wartamerdeka.info) - Setelah 12 Warga Desa Sirau Kecamatan Kemranjen Kabupaten Banyumas, mengembalikan Bantuan Langsung Tunai (BLT) Senilai Rp 600 ribu perbulan, kepada Bupati Banyumas, Rabu, 6 Mei 2020 di Pendopo Sipanji Purwokerto.

Sebanyak 14 warga lainnya di Kecamatan Kemranjen menyusul akan ikut mengembalikan bantuan yang seharusnya mereka terima. Di laman facebook Koramil Kemranjen yang diunggah akun facebook Camat Kemranjen Dwi Irawan Sukma dijelaskan, penyerahan melalui surat pernyataan pengunduran tersebut diterima oleh Camat Kemranjen Dwi Irawan Sukma, selanjutnya diserahkan ke Posko Bansos Dampak Covid-19 di Pendopo Sipanji, Kamis (07/05/2020).

Warga yang mengembalikan bantuan tersebut berasal dari Desa Karangsalam 4 orang dan warga Desa Kedungpring 10 orang.

Menurut Camat, penyerahan dilakukan secara sukarela setelah pihaknya bersama pemerintah desa memberi sosialisasi orang yang berhak menerima bantuan dan siapa saja yang menerima.

"Setelah mendapat informasi, ada warga yang spontan ingin mengalihkan kepada warga lain. Ada yang harus berembug dengan keluarga, baru mengundurkan diri," katanya.

Semula ada yang ingin diterima kemudian disalurkan ke tetangga, namun ada yang merasa tidak enak, akhirnya dikembalikan sesuai mekanisme.

"Meski disalurkan ke orang pasti ada orang yang usil, sudah mampu tetapi menerima bantuan. Maka mereka mengembalikan, walaupun informasi yang kami terima tetap ada yang menerima tetapi diteruskan ke orang lain," jelas Dwi Irawan Sukma.

Sesuai mekanisme, bantuan sosial tersebut bisa dikembalikan tetapi harus dilaporkan dulu ke Mensos. Kemudian Camat Kemranjen menyerahkan data ke Posko Bansos Dampak Covid-19 di Pendopo Sipanji Purwokerto.

Camat Kemranjen Dwi Irawan Sukma juga menambahkan masih ada beberapa warga desa di Kecamatan Kemranjen yang juga ingin mengembalikan bantuan.

Saat ini kepala desa dan perangkat, masih terus melakukan pendataan, dia berharap dalam waktu singkat Kepala Desa bisa melaporkan.

"Mudah mudahan penerima secara jujur mengakui kemampuan mereka, sehingga bantuan yang diterima, tidak membuat tetangganya iri karenanya," pungkas Dwi Irawan Sukma.

Sinkronisasi data sangat diperlukan dan harus up date. Prilaku masyarakat juga mulai berubah, mereka sudah tidak mau dikatakan orang miskin meskipun bukan orang kaya. Namun mereka melihat dengan hati, sehingga dapat melihat siapa yang lebih membutuhkan.(gus)

Posting Komentar

Lebih baru Lebih lama