Airlangga menyampaikan perundingan yang saat ini telah memasuki putaran ke-11 yang diselenggarakan secara virtual pada bulan November lalu, harus saling mempertemukan kepentingan yang saling menguntungkan Indonesia maupun UE.

“Negosiator dari kedua pihak diharapkan dapat lebih kreatif dalam mencari solusi atas isu-isu runding yang masih menjadi pending issues sehingga penyelesaian perundingan dapat segera dipercepat,” kata Airlangga dalam keterangannya di Jakarta, Kamis (23/12/2021).

Dalam pertemuan tersebut, keduanya sepakat untuk melakukan pembahasan teknis dalam upaya percepat perundingan. Kemudian, membahas tentang penanganan pandemi COVID-19 dan kebijakan strategi Green DealUni Eropa beserta peraturan turunannya yang nantinya akan mengatur importasi produk yang memenuhi kriteria berkelanjutan yaitu tentang usulan kebijakan Regulation on Deforestation-Free Products.

Selain itu, pemerintah Indonesia juga menyampaikan komitmen untuk mendukung perdagangan yang berkelanjutan serta menyatakan bahwa isu sektor lingkungan tidak boleh disalahgunakan untuk menghambat arus perdagangan.

Selanjutnya, dalam diskusi terkait isu sektor telekomunikasi, Airlangga mengundang perusahaan-perusahaan UE untuk berinvestasi di sektor pengembangan teknologi digital Indonesia.

Adapun Uni Eropa merupakan salah satu mitra strategis Indonesia dalam bidang ekonomi. Nilai perdagangan bilateral pada periode Januari hingga Agustus 2021 mencapai 18,1 miliar dolar AS, meningkat sebesar 8,68 persen dibandingkan periode yang sama tahun lalu sebesar 16,7 miliar dolar AS. Sedangkan nilai investasi UE pada tahun 2020 mencapai 2,1 miliar dolar AS.