SDN 03 Gondanglegi Buat Aturan “Ngawur”, Terapkan Hukuman Mencubit Ramai-ramai Murid Yang Dinilai Bandel, Eh... Kepseknya Malah Lecehkan Profesi Jurnalis

MALANG (wartamerdeka.info) – Seorang oknum Guru SDN 03 Gondanglegi Kulon, Kabupaten Malang, berinisial IN, kini jadi sorotan, gara-gara menerapkan peraturan yang terbilang “ngawur” terhadap muridnya. 

Yaitu dengan menghukum muridnya yang dianggap bandel dengan cara mencubit. Dia menyuruh murid-muridnya satu kelas  mencubit satu murid kelasnya kepada murid yang dinilai bandel.

Dan apabila ada salah satu murid yang tak mau melakukan perintah aturan tersebut, maka akan diberikan sanksi piket di kelas lain. 

Dalam aturan tersebut, salah satu siswi menjadi korban, sebut saja “GAN” (10), siswi kelas 05 SDN 03 Gondanglegi Kulon Kabupaten Malang, menangis saat pulang sekolah karena kesakitan pada lengannya lebam (memar) akibat dicubit teman satu kelasnya.

Dari kejadian tersebut, “GAN” selain menderita sakit karena banyak cubitan, dirinya juga mengalami rasa trauma yang mendalam sehingga tidak mau bersekolah lagi.

Atas peristiwa yang kemudian viral tersebut, Kepala Sekolah SDN 03 Gondanglegi Kulon Sulis ke rumah korban, “GAN”. 

Tapi, Sulis ternyata malah bikin masalah baru. Kepada orang tua korban Sulis menjatuhkan profesi wartawan. Bahkan cenderung mencemarkan profesi jurnalis atau wartawan

Saat datang ke rumah korban “GAN” melakukan permintaan maaf atas kejadian yang terjadi di sekolahan tempat didiknya, Sulis telah mengatakan kepada wali murid, jika seorang jurnalis itu kerjaannya cuma cari cari uang dan bisa nambah – nambahin berita acara saja.

“Wartawan itu hanya cari-cari uang, Wartawan itu senang nambah-nambahi, sampean bayar berapa ke Wartawan kok bisa tahu mengenai masalah di Sekolah,” ujar L, Ibunda GAN menirukan ucapan Sulis, Kepsek SDN 03 Gondanglegi Kulon saat meminta maaf mengenai kejadian yang terjadi di Sekolah ke L di kediamannya.

Tentu saja, pernyataan Kepsek yang bernada melecehkan wartawan itu  langsung mendapat banyak tanggapan.

Cahyo SH,  advokat muda, juga ketua  Lembaga MPPK2N Jawa Timur  menyayangkan hal itu.

“Seharusnya itu tidak perlu dilakukan. Aturan seperti itu (cubit mencubit) bisa berdampak pada anak didik mengalami trauma,” jelasnya, Jum’at, (19/08/2022).

Cahyo juga menjelaskan, pihaknya sangat tidak bisa menerima, pernyataan kepala sekolah SDN 03 yang menyebut,  seorang wartawan hanya cari-cari uang dan nambahin artikel pemberitaan.

“Apabila benar ada pelecehan terhadap profesi wartawan, ya oknum guru ini harus ditindak. Apabila terpenuhi minimal 2 alat bukti ya bisa dilaporkan ke pihak yang berwajib,” imbuhnya.

Dia minta agar  oknum guru tersebut dicopot, kalau bisa dipecat.

Cahyo berharap kepada Kepala Dinas Pendidikan oknum guru yang bersangkutan. 

Bila benar terbukti adanya siswi SDN 03 jadi korban aturan “cubit mencubit” dan juga melakukan pelecehan profesi wartawan, agar  Bupati dan Dinas Pendidikan memberi sanksi dan mencopot oknum guru tersebut.

Sementara hingga berita ini ditayangkan, Sulis, selaku kepala sekolah (Kepsek) SDN 03 Gondanglegi Kulon, ketika dikonfirmasi melalui  telfon salulernya, ditelepon hingga 3X tidak diangkat dan dichat juga tidak merespon.

(Achmad Bahrudin) 

Posting Komentar

Lebih baru Lebih lama