Bentrokan di Depan PN Jaksel, Tiga Tewas, Delapan Luka-luka


-Kapolres Metro Jakarta Selatan Terserempet Peluru

JAKARTA Bentrokan dua kelompok massa di Jalan Ampera Raya, Jakarta Selatan, tepatnya di sekitar Pengadilan Negeri Jakarta Selatan, Rabu (29/9/2010) siang telah menyebabkan tiga orang tewas dan delapan orang luka-luka serius. Tak hanya massa, ada eampat petugas kepolisian ikut menjadi korban tembakan,  Salah satunya Kepala Polres Jaksel Kombes Gatot Edy. Ia terserempet peluru di bagian kaki kiri.

Bentrokan yang berlangsung sekitar 10 menit itu terkait kasus kericuhan di Klub Blowfish, City Plaza, Gatot Subroto, bulan April 2010 yang menewaskan dua orang. Kemudian, dua pelaku yang diduga terlibat disidangkan di PN Jaksel. Bentrokan itu sudah terjadi pada sidang pekan lalu hingga polisi terpaksa melepaskan tembakan peringatan di dalam PN Jaksel.

Saat itu sidang dengan agenda mendengar keterangan saksi sebenanrnya belum dimulai. Sebagian kerabat korban Blowfish sedang makan di salah satu rumah makan yang berjarak 100 meter dari pengadilan. Sebagian lagi berkumpul di dalam pengadilan.

Setelah itu, datang 100-an orang yang diduga kerabat dari dua terdakwa sekitar pukul 12.45. Mereka menumpang tiga bus Kopaja 608 jurusan Blok M-Tanah Abang. "Kelompok yang datang itu dari Kebayoran Lama. Ngeliat ada kelompok datang, mereka yang lagi makan langsung lari ke dalam pengadilan panggil teman-temannya," ucap Komisaris Nurdi Satriaji, Kasat Reskrim Polres Jaksel, di sekitar lokasi.

Puluhan kerabat korban langsung keluar. Kedua kelompok lalu saling serang dengan batu dan parang di tengah jalan. Saat itu, arus lalu lintas Jalan Ampera Raya dalam keadaan padat. Satu pria terluka parah di bagian kepala. Dia sempat menghentikan beberapa taksi, tetapi taksi tidak bersedia mengangkut. Akhirnya, satu taksi dipaksa berhenti oleh polisi untuk melarikan korban ke rumah sakit.

Di tengah-tengah bentrokan, meletus sekitar 4 sampai 5 tembakan dari arah kelompok penyerang. Kelompok korban lalu mundur. Naas, satu pria jatuh setelah tertembak. Dalam kondisi tak berdaya tepat di depan rumah makan Bakmi Ampera, pria itu lalu dikeroyok oleh beberapa orang. Korban lalu dibawa oleh rekan-rekannya setelah kelompok penyerang mundur.

Setelah kelompok penyerang mundur, tiga bus Kopaja langsung dirusak. Satu Kopaja dirusak di depan Toko Total Buah Segar. Dua Kopaja lain dirusak di depan Medical Center Kemang. Seluruh kaca Kopaja pecah dan beberapa ban disobek.

Sebelum bentrokan, sekitar 200 petugas bersiaga di dalam pengadilan. Namun, mereka tidak keluar dari pengadilan untuk mengatasi bentrokan. "Mereka (kelompok penyerang) bawa senjata api dengan peluru tajam, sementara anggota kami enggak bawa senjata api, cuma tameng," kata Kepala Polres Jaksel Kombes Gatot Edy.

Selama bentrokan, Jalan Ampera Raya ditutup. Hampir semua toko hingga pedagang kaki lima di sepanjang jalan menutup dagangan.

Suasana mulai kondusif sekitar pukul 15.30. Arus lalu lintas di dua arah kembali dibuka setelah dua bus Kopaja yang terparkir di tengah jalan diangkut dengan mobil derek.

Salah satu korban tewas   yang berhasil diidentifikasi adalah Agustinus Tomasoa (48). Agustinus Tomasoa ditemukan meninggal di dalam sebuah toko sepatu, ia diduga sedang melarikan diri dari kelompok lawannya. Di dalam toko tersebut, peluru akhirnya bersarang di kepala Agustinus.

Kepala Satuan Reserse Kriminal Polres Jaksel Komisaris Nurdi Satriaji membenarkan adanya delapan korban yang dirawat di Rumah Sakit Medistra. Berikut ini identitas para korban:
1. Matkey, mengalami luka tembak di tangan kanan. Dia tinggal di Bekasi.
2. Muksin, mengalami luka tembak yang menembus lengan kiri. Dia tercatat tinggal di Jalan Otista, Bidara Cina, Jakarta Timur.
3. Fransiscus Reva, mengalami luka tembak pada dada kiri dan pipi kanan serta luka bacok. Dia tinggal di Gunung Sahari Selatan, Jakarta Pusat.
4. Ian, mengalami luka tembak pada dada kiri.
5. Tito Resta, mengalami luka tembak pada dada kiri.
6. Semy, mengalami luka bacok pada jari kanan. Dia tinggal di Tangerang Selatan.
7. Muthi alias Badmas, mengalami luka bacok pada kaki kiri.
8. Paulinus, mengalami luka. Dia tinggal di Pamulang Barat 

Wakil Ketua DPR Pramono Anung menyayangkan terjadinya bentrokan antarkelompok tersebut.  Menurutnya, pihak kepolisian seharusnya bisa mencegah dan mengantisipasi terjadinya bentrokan tersebut.
"Ketika ada konsentrasi massa, polisi kan sudah bisa membaca segala kemungkinan. Bentrokan itu seharusnya tidak terjadi karena polisi sudah berjaga dan harusnya bisa dicegah," kata Pramono di Gedung DPR, Jakarta.

Hal yang sama menurutnya juga terjadi dalam kasus bentrok massa di Tarakan, Kalimantan Timur.
Ketika ditanya apakah ia melihat indikasi politisasi di balik berbagai peristiwa bentrokan, Pramono menjawab, "Saya tidak melihat adanya politisasi."

Menjelang suksesi kapolri, berbagai peristiwa yang menguji kepemimpinan petinggi kepolisian terus terjadi. Yang jelas, menurut Pramono, berbagai peristiwa itu menurunkan kredibilitas Polri di mata publik.

"Untuk kasus Tarakan, terlihat bahwa aparat tidak tegas. Menjadi tugas kapolri baru agar hal-hal seperti ini tidak terjadi lagi pada masa mendatang," ujar Pramono.

Sementara pihak kepolisian menolak jika disebut bahwa pihaknya kecolongan. Boy Rafli Amar, Humas Polda Metro Jaya  mengatakan, aparat Polda Metro Jaya dan Polres Jakarta Selatan sebenarnya sudah melakukan pengamanan di depan Pengadilan Negeri Jakarta Selatan sejak pukul 07.00. Terjadinya bentrok dua kelompok massa yang menimbulkan insiden berdarah dinilai berada di luar kontrol pengamanan.

"Ini kan terjadi di jalan raya, di luar. Orang di jalan raya kan niat baik niat buruknya sulit terdeteksi," ucap Boy Rafli Amar.

Pengamanan tersebut memang terkait dengan sidang perdana Komisaris Jenderal Susno Duadji dan kasus blowfish yang akan dipidanakan pada hari tersebut, Rabu (29/9/2010). Boy memaparkan, jadi apabila peristiwa tersebut dikatakan sebagai kecolongannya pihak kepolisian, itu tidak benar.

"Mereka itu orang yang sekonyong-konyong jalan, dan itu di luar pengadilan, di jalan raya," tuturnya. Ditambahkannya, pada saat ini pihaknya sedang mendalami motif peristiwa kekerasan tersebut, menolong korban, serta sedang melakukan upaya penegakan hukum terhadap kasus kericuhan tersebut.(aris/ulis/berbagai sumber)

Posting Komentar

Lebih baru Lebih lama