JAKARTA - Presiden Susilo Bambang Yudhoyono menginstruksikan Menteri Koordinator Bidang Politik, Hukum, dan Keamanan Djoko Suyanto segera berkoordinasi dengan Kepala Polri Jenderal Pol Bambang Hendarso Danuri dan jajarannya hingga ke tingkat Polres Metro Bekasi, untuk segera menangkap pelaku penusukan di HKBP.
Pernyataan Presiden ini terkait insiden penganiyaan terhadap dua pemuka Gereja HKBP Ciketing, yaitu Sintua ST Sihombing dan Pdt Luspida Simanjuntak. Sihombing menjadi korban penusukan dan Pdt Luspida Simanjutak menjadi korban penganniayaan/pemukulan.
"Presiden menginstruksikan polisi untuk memburu, mengejar, menangkap, dan mengadili pelaku tindak kekerasan terhadap dua pendeta HKBP," ujar Juru Bicara Presiden Julian Aldrin Pasha, Minggu, 12 September 2010.
Julian mengatakan, Presiden juga kembali menegaskan, tak ada ruang bagi para pelaku tindak kekerasan di Indonesia. Tindak kekerasan, atas dasar dan alasan apa pun, tidak dapat ditoleransi.
Para pelaku juga harus dipastikan mendapatkan sanksi sesuai dengan peraturan dan perundang-undangan yang berlaku. "Presiden juga menegaskan, kejadian ini tidak dapat dikategorikan sebagai konflik agama," kata Julian.
Presiden memerintahkan, polisi beserta jajarannya harus dapat memastikan kejadian serupa tak terjadi lagi di masa mendatang.
Sementara itu, Menteri Koordinator Politik, Hukum, dan Keamanan Djoko Suyanto meminta Polri segera mengusut pelaku insiden penganiayaan terhadap dua pemuka Gereja HKBP Ciketing tersebut.
“Saya instruksikan Polri segera mencari dan menindak pelaku penganiayaan sesuai hukum berlaku," katanya di Jakarta.
Kapolda Metro Imbau Masyarakat Tak Terpancing Insiden HKBP
Sedangkan Kapolda Metro Jaya Irjen (Pol) Timur Pradopo mengimbau masyarakat tidak terpancing atas insiden penusukan Sihombing. Timur menegaskan, penusukan bukan dilatarbelakangi konflik antaragama.
"Masyarakat hendaknya tidak terpancing hal-hal seperti ini, ini kriminal (murni)," kata Timur ujar menjenguk korban penusukan di RS Mitra Keluarga Bekasi Timur, Minggu (12/9/2010).
Timur meminta masyarakat bersabar dan mempercayakan kepolisian agar dapat segera menangkap pelaku.
"Kami sudah membentuk tim dari Polres Bekasi (Kota) dan Polda Metro Jaya untuk menangkap pelaku secepatnya," kata Timur yang mengenakan kemeja lengan pendek itu.
Ia mengatakan, insiden berkaitan dengan hal-hal yang belum menjadi keputusan Pemerintah Kota Bekasi. Oleh karenanya, kata dia, penyelesaian masalah akan dilaksanakan lintas sektoral.
"Penyelesaian dengan Pemda Bekasi, Gubernur Jabar, dan juga TNI untuk membantu pengamanan," katanya.(dadang/berbagai sumber)
Pernyataan Presiden ini terkait insiden penganiyaan terhadap dua pemuka Gereja HKBP Ciketing, yaitu Sintua ST Sihombing dan Pdt Luspida Simanjuntak. Sihombing menjadi korban penusukan dan Pdt Luspida Simanjutak menjadi korban penganniayaan/pemukulan.
"Presiden menginstruksikan polisi untuk memburu, mengejar, menangkap, dan mengadili pelaku tindak kekerasan terhadap dua pendeta HKBP," ujar Juru Bicara Presiden Julian Aldrin Pasha, Minggu, 12 September 2010.
Julian mengatakan, Presiden juga kembali menegaskan, tak ada ruang bagi para pelaku tindak kekerasan di Indonesia. Tindak kekerasan, atas dasar dan alasan apa pun, tidak dapat ditoleransi.
Para pelaku juga harus dipastikan mendapatkan sanksi sesuai dengan peraturan dan perundang-undangan yang berlaku. "Presiden juga menegaskan, kejadian ini tidak dapat dikategorikan sebagai konflik agama," kata Julian.
Presiden memerintahkan, polisi beserta jajarannya harus dapat memastikan kejadian serupa tak terjadi lagi di masa mendatang.
Sementara itu, Menteri Koordinator Politik, Hukum, dan Keamanan Djoko Suyanto meminta Polri segera mengusut pelaku insiden penganiayaan terhadap dua pemuka Gereja HKBP Ciketing tersebut.
“Saya instruksikan Polri segera mencari dan menindak pelaku penganiayaan sesuai hukum berlaku," katanya di Jakarta.
Kapolda Metro Imbau Masyarakat Tak Terpancing Insiden HKBP
Sedangkan Kapolda Metro Jaya Irjen (Pol) Timur Pradopo mengimbau masyarakat tidak terpancing atas insiden penusukan Sihombing. Timur menegaskan, penusukan bukan dilatarbelakangi konflik antaragama.
"Masyarakat hendaknya tidak terpancing hal-hal seperti ini, ini kriminal (murni)," kata Timur ujar menjenguk korban penusukan di RS Mitra Keluarga Bekasi Timur, Minggu (12/9/2010).
Timur meminta masyarakat bersabar dan mempercayakan kepolisian agar dapat segera menangkap pelaku.
"Kami sudah membentuk tim dari Polres Bekasi (Kota) dan Polda Metro Jaya untuk menangkap pelaku secepatnya," kata Timur yang mengenakan kemeja lengan pendek itu.
Ia mengatakan, insiden berkaitan dengan hal-hal yang belum menjadi keputusan Pemerintah Kota Bekasi. Oleh karenanya, kata dia, penyelesaian masalah akan dilaksanakan lintas sektoral.
"Penyelesaian dengan Pemda Bekasi, Gubernur Jabar, dan juga TNI untuk membantu pengamanan," katanya.(dadang/berbagai sumber)