Pendeta HKBP Luspida Kenal yang Memukul, ST Sihombing Bukan Pendeta Tapi Penatua

BEKASI - Pendeta HKBP Pondok Timur Indah, Bekasi, Luspida Simanjuntak, menjadi salah satu korban pemukulan. Luspida, yang mengaku masih pusing ini, mengenali salah satu orang yang memukulnya.

"Saya kenal satu dari mereka. Tinggi, kurus," kata Luspida usai menjalani perawatan di RS Mitra Keluarga Bekasi Timur, Minggu (12/9/2010).

Seperti diketahui, saat ibadah setiap Minggu ratusan jemaat HKBP kerap ditunggui oleh pihak-pihak yang menentang diadakannya peribadatan di areal tanah di Desa Ciketing, Bekasi.

"Dia suka terlihat saat kita beribadah," kata Luspida.

Luspida mengaku mendapat 3 pukulan oleh segerombolan orang. Padahal, saat itu ia sedang membawa Sihombing, korban penusukan, dengan sepeda motor. Polisi yang mengendarai sepeda motor tersebut.

"Saya dipukul dengan stick panjang dari depan di kepala. Kemudian dari belakang di leher dan di punggung," kata Luspida yang dahi kirinya diperban itu.
Informasi terbaru menyebutkan, ST Sihombing, korban penusukan di kawasan Gereja HKBP Ciketing, Bekasi, adalah seorang penatua, bukan pendeta, seperti diberitakan sebelumnya. Sihombing saat ini tengah menjalani operasi di RS Mitra Bekasi Timur.
"Pendeta kami adalah Ibu Luspida Simanjuntak. Pak Sihombing adalah penatua," ujar Ratna, salah seorang jemaat HKBP Ciketing yang ditemui di RS Mitra Bekasi Timur, Bekasi, Minggu (12/9/2010).

Seperti diberitakan, Sihombing ditusuk oleh sekelompok orang yang mengendarai sepeda motor saat jemaat HKBP sedang berjalan menuju tempat ibadah. Sejak beberapa bulan lalu, ketegangan terjadi antara jemaat HKBP Ciketing dan warga menyangkut tempat pembangunan tempat ibadah.
Selama ibadah berlangsung setiap hari minggu, sekumpulan warga tampak berkerumun di sekitar tempat ibadah. Penusukan ini adalah puncak kekerasan dari ketegangan tersebut.
Sementara itu, Komisi untuk Orang Hilang dan Korban Tindak Kekerasan (Kontras) mengingatkan masyarakat agar tidak terprovokasi.

"Secara khusus, kami meminta seluruh elemen masyarakat untuk tidak terpancing dan menahan diri untuk menghindari provokasi dan tindakan kekerasan yang mungkin berlanjut," ujar Badan Pekerja Kontras Haris Azhar, Minggu (12/9/2010).

Kontras juga mengecam tindak kekerasan tersebut. Apalagi sejak Juli 2010 lalu, jemaat Gereja HKBP tidak dapat beribadah dengan aman lantaran terjadi sejumlah kasus kekerasan. "Peristiwa in mestinya bisa dihindari jika aparat Polri konsisten untuk memberikan keamanan ekstra dan melindungi para jemaat Gereja HKBP," imbuh Haris.

Selain itu, Kontras meminta aparat kepolisian agar sesegera mungkin menyelidiki peristiwa tersebut. Hal ini penting agar masyarakat mendapat informasi yang jelas. Selanjutnya polisi juga harus mampu menindak tegas pelaku kekerasan.

"Kami kembali mengingatkan Kapolri atas janjinya untuk melindungi agama dan kelompok keyakinan minoritas dari tindakan kekerasan," lanjut Haris.

Selain itu tang tidak kalah penting adalah keseriusan pemerintah daerah untuk memperhatikan dan menyelesaikan masalah itu. "Pemerintah Daerah harus mengambil langkah-langkah aktif untuk mencegah agar kekerasan tidak meluas," tutupnya.

Sebelumnya, pada Minggu (12/9/2010) sekitar pukul 09.05 WIB, Asia Sihombing, anggota majelis HKBP Pondok Timur Indah, Bekasiyang sedang berjalan beriringan dengan jemaat lainnya ditusuk perutnya oleh orang tidak dikenal. Pelaku berboncengan mengendarai sepeda motor. Lokasi kejadian di sekitar daerah Ciketing Mustika Jaya. Akibat peristiwa tersebut, Sihombing kehilangan cukup banyak darah. Kini dia masih dirawat RS Mitra Bekasi.

Selain menusuk Sihombing, pelaku juga memukul Pendeta Luspida Simanjuntak hingga terluka. Usai melakukan aksi kekerasan tersebut, para pelaku langsung kabur. (dadang/berbagai sumber)

Posting Komentar

Lebih baru Lebih lama