JAKARTA– Kesadaran masyarakat berlalu lintas selama arus mudik 2010 ternyata masih rendah. Dari pengamatan wartamerdeka.com berbagai kasus kecelakaan dan kemacetan lalu lintas yang terjadi sebagian besar akibat masih rendahnya kesadaran berlalu lintas warga masyarakat yang melakukan mudik.
Wartawan wartamerdeka.com Ulis J. Putnarubun yang menyusuri jalur arus mudik dari Jakarta sampai Purworejo melalui jalur Pantura melaporkan bahwa para pemudik masih banyak yang melakukan pelanggaran lalu lintas, seperti menyerobot jalur, sehingga menyebabkan kemacetan lalu lntas.
“Para pemudik yang mengendarai sepeda motor juga masih banyak yang membawa penumpang tiga sampai empat orang, ditambah lagi dengan banyaknya barang yang dibawa. Tampaknya sosialisasi dari kepolisian agar sepeda motor tidak berpenumpang tiga orang atau lebih, masih kurang,” ujar Ulis J. Putnarubun dalam laporannya Selasa, 14 September 2010.
Selain itu, banyaknya kecelakaan dan parahnya kemacetan lalu lintas juga disebabkan rusaknya sejumlah jalan. Hal ini menunjukkan juga bahwa sejumlah Pemerintah Daerah yang wilayahnya dilalui arus mudik tampak masih belum siap untuk mengantisipasi arus mudik Lebaran.
Pihak kepolisian sendiri mencatat ada 1.000 lebih kasus kecelakaan terjadi sepanjang musim mudik dan lebaran.
Sampai dengan 11 September 2010 malam, kecelakaan 1.013 kasus, meninggal dunia 216 orang," ujar Kadivhumas Polri Brigjen Iskandar Hasan, Minggu, 12 September 2010.
Iskandar mengatakan, angka tersebut juga menyebabkan jumlah luka berat 290 orang dan luka 566 orang.
"Kerugian Rp 3,8 M," jelasnya.
Pihak Plri juga mengakui, tingkat kesadaran berlalu lintas untuk para pemudik masih cukup rendah. Polisi mencatat ada pelanggaran sebanyak 22.264 kali dimana kasus penilangan sebanyak 19.193 kasus.
Dalam periode 3-12 September, polisi juga menilai angka kejahatan terus bertambah.
"Kejahatan terjadi 1.936 kasus, dimana 1.547 kejahatan konvensional dan 389 kasus lain," imbuhnya.
Wartawan wartamerdeka.com Ulis J. Putnarubun yang menyusuri jalur arus mudik dari Jakarta sampai Purworejo melalui jalur Pantura melaporkan bahwa para pemudik masih banyak yang melakukan pelanggaran lalu lintas, seperti menyerobot jalur, sehingga menyebabkan kemacetan lalu lntas.
“Para pemudik yang mengendarai sepeda motor juga masih banyak yang membawa penumpang tiga sampai empat orang, ditambah lagi dengan banyaknya barang yang dibawa. Tampaknya sosialisasi dari kepolisian agar sepeda motor tidak berpenumpang tiga orang atau lebih, masih kurang,” ujar Ulis J. Putnarubun dalam laporannya Selasa, 14 September 2010.
Selain itu, banyaknya kecelakaan dan parahnya kemacetan lalu lintas juga disebabkan rusaknya sejumlah jalan. Hal ini menunjukkan juga bahwa sejumlah Pemerintah Daerah yang wilayahnya dilalui arus mudik tampak masih belum siap untuk mengantisipasi arus mudik Lebaran.
Pihak kepolisian sendiri mencatat ada 1.000 lebih kasus kecelakaan terjadi sepanjang musim mudik dan lebaran.
Sampai dengan 11 September 2010 malam, kecelakaan 1.013 kasus, meninggal dunia 216 orang," ujar Kadivhumas Polri Brigjen Iskandar Hasan, Minggu, 12 September 2010.
Iskandar mengatakan, angka tersebut juga menyebabkan jumlah luka berat 290 orang dan luka 566 orang.
"Kerugian Rp 3,8 M," jelasnya.
Pihak Plri juga mengakui, tingkat kesadaran berlalu lintas untuk para pemudik masih cukup rendah. Polisi mencatat ada pelanggaran sebanyak 22.264 kali dimana kasus penilangan sebanyak 19.193 kasus.
Dalam periode 3-12 September, polisi juga menilai angka kejahatan terus bertambah.
"Kejahatan terjadi 1.936 kasus, dimana 1.547 kejahatan konvensional dan 389 kasus lain," imbuhnya.