Untuk Cegah Ancaman Banjir di Rembang, Diperlukan Normalisasi Sungai



Keterangan Foto: Pegawai DPU Rembang ukur tingkat eskalasi air embung


REMBANG-Limpahan air embung Banyukuwung di desa Sudo kecamatan Sulang sewaktu turun hujan deras memicu terjadinya banjir beberapa minggu terakhir. Itu disebabkan embung bervolume 2,4 juta meter kubik, sudah tak mampu lagi menampung air dari sungai Ngrajek dan Bathok, setiap kali turun hujan deras.

Saat hujan deras diketahui acapkali limpahan air menggenangi rumah warga sekitar rumah dan jalan desa di sebelah timur embung dengan ketinggian sekira setengah meter. Bahkan mengalir keluar menuju sungai desa Sukorejo kecamatan Sumber dan dusun Tempel desa  Kwangsan kecamatan Kaliori, menyebabkan terjadi banjir. Jika tidak segera dilakukan upaya penanganan secepatnya, dikhawatirkan banjir terus terjadi pada musim penghujan yang diperkirakan mulai pada bulan Oktober ini.

Terkait dengan hal tersebut, saat Kepala Kantor Kesatuan Bangsa Politik Dan Perlindungan Masyarakat yang juga merupakan Sekretaris Posko Penanggulangan Bencana Alam Kabupaten Rembang Suharso dikonfirmasi menjelaskan, pihaknya bebrapa kali telah  memantau kondisi embung Banyukuwung, untuk memastikan tingkat elevasi air.

Suharso menuturkan, manakala debit air tinggi dan hamipr tak tertampung, perlu adanya komunikasi antara penjaga pintu air embung Banyukuwung dengan perangkat desa yang daerahnya sering mengalami banjir. Sehingga warga bersiap melakukan antisipasi bencana.

Ditambahkan oleh Suharso, saat ini diperlukan  pemecahan aliran air sebelum limpahan air menggenangi desa Kwangsan. Namun sejumlah jalur irigasi harus dinormalisasi terlebih dahulu, agar mampu mengalirkan limpahan air dari embung Bnyukuwung.

Terpisah Kepala Bidang Sumber Daya Air Dinas Pekerjaan Umum Sinarman mengatakan, ancaman banjir akibat luapan Embung Banyukuwung akan disikapi dengan melakukan normalisasi saluran dan sungai dijalur limpahan air. Sedimentasi sungai di sepanjang saluran keluar embung yang memicu melimpahnya  terlalu cepat akan dikeruk.

Menurut Sinarman, jika normalisasi belum bisa dilakukan ketika debit air embung cukup tinggi. Harus menunggu debit berkurang, caranya nanti pintu air sedikit dibuka, agar air mengalir di sejumlah sungai. Selain normalisasi embung, sejumlah sungai di sepanjang saluran embung juga akan dinormalisasi supaya mampu menampung dengan normal, tidak menyebabkan banjir.

Lebih lanjut Sinarman menjelaskan, daerah aliran sungai sungai yang perlu dinormalisasi diantaranya alur sungai desa Sukorejo Tlogotunggal, Kuangsan,  Pengkol, dan  Babadan. Sedimentasi di sungai tersebut tergolong tinggi, hanya mengalirkan air dalam debit kecil yang berimbas menjadi banjir. Upaya lain yang diagendakan membuat saluran air baru menuju sungai melewati desa Gunungsari menuju Banyudono.

Ditambahkan oleh Sinarman, baik langkah normalisasi maupun memecah saluran akan membutuhkan anggaran cukup besar. Untuk itu terlebih dahulu akan dimintakan ijin ke Bupati Rembang apakah kegiatan tersebut bisa masuk pada pos anggaran rehab pasca bencana. (hasan)



Posting Komentar

Lebih baru Lebih lama