PPDB Di SMPN 2 Lamongan Masih Sisakan Masalah


LAMONGAN  - Penerimaan peserta didik baru (PPDB) tahun 2011 di SMPN 2 Lamongan-Jatim ternyata masih menyisakan pertanyaan besar. Pasalnya pada musim penerimaan murid baru tersebut dinilai banyak mencederai rasa keadilan para murid dan walimurid. Informasi yang dihimpun wartamerdeka.com dilapangan mengatakan pada musim PPDB yang bukan hanya berdasarkan nilai NEM dalam penyaringan murid baru, namun juga tes langsung menjadi ajang “aji mumpung” untuk melakukan trik-trik tertentu. Tak sedikit para pendaftar di SMPN RSBI tersebut yang seharusnya lolos dan diterima di sekolah tersebut tiba-tiba namanya tidak muncul hanya karena calon murid bersangkutan dianggap tak mampu. Tak hanya cukup disini, sumber yang layak dipercaya bahkan sangat yakin kalau daftar murid yang seharusnya diterima berdasarkan rangking nilai NEM dan tes, namanya tiba-tiba menghilang saat lembar kertas  pengumuman di temple di dinding pengumuman waktu itu.

“Saya yakin betul, kalau daftar nama murid yang seharusnya diterima karena nilai tes dan NEM-nya baik, tapi banyak yang tidak muncul di papan pengumuman hasil akhir peserta didik yang lolos,” kata salah seorang walimurid yang tak mau disebut namanya, tadi pagi.
Menurut sumber tersebut, adanya jual beli kursi tak bisa dielakkan, saat PPDB beberapa bulan yang lalu.
Kasek SMPN 2 Lamongan, Janadi ketika dikonfirmasi melalui salah seorang wakaseknya Xainul Arifin menolak adanya informasi seperti itu. Menurut ketua PPDB ini, pihaknya sudah mengirim semua data siswa ke dinas pendidikan lamongan. “Anggapan seperti itu kurang benar,” ujar Zainul Arifin. Dia juga menambahkan kalau mengenai data siswa untuk pengumuman dan swaat seleksi, sekolah sudah tidak memiliki arsipnya. “Semua sudah saya kirim ke diknas, Mas!, atau sampean (anda) langsung menghubungi pak Kaseknya,” papar wakasek pencitraan sekolah ini.
Sementara itu, banyak walimurid yang menyayangkan komentar Zainul yang mengatakan kalau sekolah SMPN 2 tidak memiliki arsip PPDB. “Ah, itu sekolah macam apa? Arsip kok tidak punya,” tambah walimurid lain asal Lamongan yang juga enggan disebut namanya karena anaknya sekolah di SMPN 2.
Diduga otentisitas data antara hasil seleksi PPDB yang asli dengan yang ada di pengumuman saat itu berbeda. “Bila itu benar terjadi, berarti rasa keadilan murid dan walimurid yang seharusnya lolos namun tidak di loloskan tercederai,” tambah walimurid tersebut. Kepala Inspektorat Lamongan, Ismunawan dikonfirmasi melalui ka unit yang membawahi wilayah Lamongan Poerbi, hingga berita ini ditulis belum ada kejelasan. Namun sumber lain mengatakan, kalau fenomena bermain-main seperti itu sudah menjadi rahasia umum. Persoalannya, bagaimana inspektorat menindaklajuti informasi ini. (Mas)
Sumber:wartamerdeka.com

Posting Komentar

Lebih baru Lebih lama