Bupati Freddy Pelopori Semangat Toleransi, Peringatan Tahun Baru Islam di Merauke Meriah

Bupati Merauke Frederikus Gebze (tengah berkaos hijau) nersabepara peserta kirab yang mendapat hadiah door prize
MERAUKE (wartamerdeka.info) - Semangat Toleransi di Kabupaten Merauke memang luar biasa. Meski kelompok muslim termasuk minoritas, tapi perayaan  menyambut Tahun Baru Hijriah di Kabupaten Merauke berlangsung meriah. Bahkan, Bupati Merauke Frederikus Gebze melepas langsung pelaksanaan kirab 1 Muharam 1440 Hijriah di Halaman Masjid Raya Al-aqsa Merauke, Selasa (11/09).  

Pada  kesempatan itu, Bupati Freddy mengatakan, kegiatan ini diharapkan menumbuhkan semangat generasi muda dan seluruh umat Islam dalam menyambut tahun baru Hijriah dimana setiap orang harus bisa menjadi pribadi yang lehih baik dari waktu ke waktu.

"Mari kita meriahkan tahun baru Hijriah 1 Muharram ini dengan tertib dan hati-hati di jalan. Kita star dari depan masjid dan kembali lagi di depan masjid, jangan ada yang kembali ke rumah di tengah perjalanan," ajak Bupati Merauke saat membuka kegiatan tersebut pagi tadi.

Di kesempatan itu, sekaligus bupati menyampaikan terimakasih kepada seluruh umat muslim dari berbagai profesi yang telah berperan aktif mendukung semua pembangunan di Kabupaten Merauke.

"Yang telah menjaga kemanan dan ketertiban masyarakat terutama memelihara solidaritas, saling menghargai antara sesama agama dan antara umat beragama," tutur Bupati akrab disapa Freddy ini.


Rute kirab diawali dari halaman masjid, jalan TMP Polder, Paulus Nafi, Wamanggu, Jakan Aru, Jalan Parako dan kembali ke titik awal.

Sebagai bentuk penghargaan, usai kirab, Freddy memberikan hadiah kepada peserta yang terlihat paling rapi dan tertib di jalan. Sebanyak 5000 peserta selanjutnya mengikuti door prize yang hadiahnya telah disiapkan panitia hari besar Islam (PHBI).

Ketua PHBI Merauke, Baharuddin Lahati mengungkapkan, tahun ini keterlibatan peserta kirab sangat tinggi hingga mencapai kurang lebih 5000 peserta, yang terdiri dari pelajar, masyarakat sipil, TNI/Polri, pemuda dan tokoh agama.

Sebelumnya, menurut Baharuddin, ada tiga rangkaian kegiatan lomba songsong 1Muharram yang diikuti pelajar, yakni menghafal ayat-ayat suci Alquran, lomba adzan dan lomba MC. Tujuannya untuk menyiapkan pengumandang azan dan pemenang MC  dipersiapkan untuk mejadi MC pada kegiatan keagamaan. 

"Tadi malam kita mengadakan kegiatan pengajian," jelas Baharuddin Lahati pada sela-sela kegiatan. 

Makna dari tahun baru Islam, lanjut dia, adalah berhijrah,  artinya berpindah tempat untuk mencari sesuatu yang lebih baik. 

"Yang dimaksudkan adalah sebuah perubahan dari hal yang kurang baik menjadi lebih baik secara rohaniah dan lahiriah. Hijrah secara lahiriah adalah mau bekerja kebih baik, apa yang kita lakukan hari ini, usagakan hari esok harus lebih baik lagi. Sedangkan batiniah menyangkut kualitas iman kepada Tuhan Yamg Maha Esa  dengan melakukan sholat lima waktu, memperbaiki kualitas persaudaraan kita dengan sesama bukan hanya dengan umat seiman tetapi dengan semua orang," jelasnya.


Menyangkut toleransi, masih kata Baharuddin, Merauke bisa dijadikan sebagai daerah percontohan. Sebab dari tahun ke tahun sikap toleransi sangat dijunjung tinggi. Kegiatan keagamaan selalu melibatkan krrjasama dengan agama sahabat. Ini merupakan satu kebanggaan bagi masyarakat dan semua umat beragama di Tanah Marind. 

"Terlihat dari pimpinan daerah Merauke yang  sangat peduli dan sangat menghargai hari besar agama Islam, maka ini menjadi panutan bagi segenap masyarakat agar kita tidak boleh ada lagi sikap yang selalu membeda-bedakan," pungkasnya.

Apa yang diungkapkan Baharuddin itu memang gambaran nyata di Merauke. Dari liputan langsung tim wartamerdeka.info dan otonominews.net di Merauke, sikap toleransi antar umat beragama di Merauke memang sangat dijunjung tinggi.

Hampir setiap perayaan agama, dari agama apapun selalu berlangsung meriah dan konfusif. Saat peringatan Idul Fitri, misalnya, umat beragama lain, baik Kristen, Hindu, Buddha dan lainnya tak segan--egan mengunjungi tetangganya yang beragama Islam untuk mengucapkan selamat. 

Demikian pula sebaliknya, saat acara Natal, warga yang beragama Islam juga tak sungkan-sungkan mengunjungi dan memberikan ucapan selamat kepada tetangganya yang merayakan Natal.

Bahkan saat peringatan Tahun Baru Imlek pun, yang merupakan peringatan tahun baru warga Tionghoa, umat atau suku yang lain pun ikut merayakan dan saling kunjung mengunjungi.

Bupati Merauke Frederikus Gebze pun selalu menyempatkan waktu mengunjungi warganya yang merayakan hari besar keagamaan, dari agama apapun dan dari suku manapun.

(geti)

Posting Komentar

Lebih baru Lebih lama