Coca-Cola Amatil Indonesia Tambah Investasi Senilai US$ 24 Juta Untuk Pengembangan Bisnis Di Indonesia Timur

Amatil Indonesia resmikan lini produksi Affordable Single Serve Package (ASSP) kedua dengan kapasitas produksi sebesar 42.000 botol per jam di Pabrik Pasuruan


Penyerahan Token of Appreciation dalam rangka Peresmian Lini Inagurasi ASSP di Pabrik Pasuruan. Ki-ka : Gigy Philip, Supply Chain Director,Kadir Gunduz, President Director Coca-Cola Amatil Indonesia, Alison Watkins, Group Managing Director Coca-Cola Amatil, Ir. Abdul Rochim, M.Si (Direktur Jenderal Industri Agro, Kementerian Perindustrian RI), Dr. Ir. Wahid Wahyudi, MT (Asisten II Bidang Perekonomian dan Pembangunan, Pemprov Jawa Timur), H. Moch. Soeharto, SH, M.Si (Asisten II Bupati Bidang Perekonomian dan Pembangunan, Kab. Pasuruan), Dr. Ir. Drajat Irawan, SE., MT (Kepala Dinas Perindustrian dan Perdagangan Prov. Jawa Timur)

PASURUAN (wartamerdeka.info) - Coca-Cola Amatil Indonesia (Amatil Indonesia) meresmikan lini produksi Affordable Single Serve Package (ASSP) kedua senilai US$ 24 juta di pabrik Pasuruan, Jawa Timur, pada 2 Oktober 2019 lalu. Lini baru ini akan mendukung Amatil Indonesia untuk memasok plastik ringan berkualitas tinggi dengan lapisan kaca yang akan meningkatkan daya tahan kemasan sebanyak 260 juta botol setiap tahunnya di seluruh Jawa Timur dan Indonesia Timur, termasuk Bali dan Kepulauan Timur, Sulawesi, Kalimantan Timur dan Kalimantan Selatan.

Group Managing Director Coca-Cola Amatil Group (Amatil), Alison Watkins, dan Presiden Direktur Amatil Indonesia, Kadir Gunduz meresmikan fasilitas terbaru tersebut bersama Direktur Jenderal Industri Agro – Kementerian Perindustrian RI, Abdul Rochim dan Asisten Perekenomian dan Pembangunan Pemprov Jatim, Wahid Wahyudi.

Saat ini, Jawa Timur memberikan kontribusi sebesar 30 persen dari total produksi Amatil Indonesia secara nasional melalui pabrik Pasuruan yang menaungi tujuh lini produksi. Total produksi di pabrik Pasuruan akan meningkatkan hasil produksi yang signifikan sebesar 130.000 preform/jam, serta kapasitas penyimpanan produk sebanyak 40,3 juta botol dan 7.100 palet preform.

Sejak tahun 2014, Amatil Indonesia telah menginvestasikan lebih dari US$ 379 juta (Rp 5,51 triliun) dengan meresmikan begitu banyak fasilitas baru sebagai bentuk komitmen untuk bertumbuh di Indonesia, termasuk: 22 jalur produksi di seluruh operasi Sumatera Selatan, Sumatera Utara, dan lini produksi ASSP pertama di pabrik Cikedokan, Jawa Barat. Jalur ASSP terbaru dibangun untuk membantu Amatil Indonesia dalam melayani pasar yang terus bertumbuh di Indonesia Timur, bersama fasilitas yang diresmikan pada tahun 2017, Mega Distribution Centre (Mega DC) dan pabrik Preform dengan total investasi US$ 68 juta.

“Fasilitas yang kami resmikan hari ini merupakan wujud nyata dari komitmen kami untuk terus bertumbuh dan berinovasi di Indonesia. Perjalanan kami telah dimulai sejak 27 tahun yang lalu dan kami telah mengembangkan bisnis kami menjadi salah satu perusahaan minuman regional terbesar yang menyajikan minuman favorit Indonesia,” jelas Presiden Direktur Amatil Indonesia, Kadir Gunduz. “Lini ini menghasilkan botol plastik yang lebih ringan dan berkualitas tinggi dengan lapisan kaca khusus untuk meningkatkan daya tahan dan menjaga kesegaran. Dengan kapasitas 260 juta botol per tahun, lini ASSP dapat menghasilkan banyak kemasan dengan kecepatan lebih cepat dan di saat yang sama mengurangi jumlah plastik.”

Komitmen untuk terus berinvestasi pada fasilitas baru diperkuat oleh komitmen Amatil Indonesia untuk berinvestasi dalam pengembangan kemampuan sumber daya manusia. Saat ini Amatil Indonesia menjalankan sepuluh akademi pelatihan teknis lintas fungsi, memberikan total ~ 64.000 hari pelatihan per tahun. Pada tahun 2014, Amatil Indonesia memulai Supply Chain Technical Academy (SCTA), akademi pertamanya di Jawa Timur.

Keberhasilannya kemudian memungkinkan Amatil Indonesia untuk mengembangkan program tersebut di seluruh Indonesia, dan meluncurkan banyak akademi lain yang terus tumbuh lebih kuat hingga saat ini. Sejauh ini ada 72 karyawan pabrik Amatil Indonesia di Pasuruan yang telah menerima sertifikasi dari SCTA.

“Coca-Cola Amatil Indonesia tidak hanya berinvestasi dalam teknologi manufaktur terbaru, tetapi kami juga berinvestasi pada karyawan kami. Program pengembangan kapabilitas yang kami jalankan bertujuan untuk meningkatkan keterampilan teknis karyawan dalam mengoperasikan mesin dan kemampuan kepemimpinan yang lebih baik,” tambah Bapak Gunduz. “Tahun lalu, kami mengawali kolaborasi bersama dengan Kementerian Ketenagakerjaan dan Kementerian Perindustrian untuk menjalankan program pengembangan keterampilan kejuruan yang telah melibatkan lebih dari 1.200 peserta di seluruh wilayah operasional. Pada kesempatan ini, saya ingin menyampaikan apresiasi yang setinggi-tingginya kepada para perwakilan pemerintah atas dukungannya yang telah menjadi pemacu utama bagi pertumbuhan bisnis kami.”

Berbicara lebih lanjut mengenai komitmen jangka panjang Amatil Indonesia, Group Managing Director Coca-Cola Amatil, Alison Watkins menjelaskan tentang pentingnya membangun bisnis yang berkelanjutan untuk menopang kinerja perusahaan.

”Kami bangga dengan kemajuan yang yang telah dicapai terhadap sasaran keberlanjutan kami serta komitmen pertumbuhan Amatil di Indonesia, terutama pengadaan kemasan yang berkelanjutan. Melalui teknologi lapisan ASSP, kita dapat membuat botol PET yang jauh lebih ringan dan mengurangi jumlah plastik yang digunakan. Lini ASSP adalah salah satu dari banyak program yang kami kejar dalam mencapai empat pilar keberlanjutan terintegrasi—People, Wellbeing, Environment dan Community,” jelasnya.

Secara bersamaan, Amatil Indonesia akan terus menumbuhkan hubungan positif dengan para pemangku kepentingannya untuk menjalankan bisnis yang berkelanjutan, termasuk pemerintah dan masyarakat setempat. Amatil Indonesia telah menjalankan berbagai inisiatif sustainability sebagai berikut: program Water Stewardship untuk mengembalikan jumlah air yang terpakai dalam proses produksi kembali ke alam dan masyarakat, Coke Kicks, City Clean-ups (termasuk kegiatan Bali Beach Clean Up yang sering mendapatkan penghargaan), dan Coca-Cola Forest. Program Coca-Cola Forest menggabungkan kegiatan penanaman pohon dengan pelayanan pendidikan, dan program pemberdayaan masyarakat.

Inisiatif tersebut pertama kali berjalan di Lampung pada tahun 2014, disusul dengan wilayah Jawa Barat pada tahun 2015, dan Jawa Tengah pada tahun 2017. Melalui program Coca-Cola Forest, Amatil Indonesia telah menanam lebih dari 6.200 pohon dan mendonasikan lebih dari 300.000 pohon pada masyarakat. (A)

Posting Komentar

Lebih baru Lebih lama