Ratusan Anggota Kontak Tani Temu Wicara Bersama Bupati Lamongan


LAMONGAN (wartamerdeka.info) - Sekitar 400 orang dari kontak tani dan sejumlah UPT terkait, melakukan temu wicara dengan  bupati Fadeli, hari ini (Jumat 18 Oktober 2019) di pendopo Lokatantra.

Kegiatan tersebut juga dihadiri sejumlah pakar dan profesional sebagai narasumber, salah satu tujuan dalam kegiatan tersebut adalah mewujudkan sumber daya manusia petani milenial menuju industri 4.0 bukan sesuatu yang mustahil untuk dicapai.

Agenda tahunan ini merupakan forum diskusi antara pemerintah sebagai perencana dengan masyarakat petani sebagai eksekutor secara langsung.

Menurut kepala dinas Tanaman Pangan, Hortikultura dan Perkebunan Rujito, acara tersebut merupakan acara pertemuan strategi dibidang pertanian.

“Temu wicara ini merupakan pertemuan strategis bidang pertanian, yang hingga saat ini peningkatan produktivitas di Lamongan khususnya jagung rata-rata 19 persen per tahun, dan 2019 ini mencapai 10 hingga 12 ton perhektare, ini sangat luar biasa. Selain itu padi juga mengalami peningkatan yang signifikan. Sehingga secara bisnis petani mengalami pertumbuhan pendapatan,” katanya.


Dalam pertemuan tersebut Bupati Lamongan Fadeli melihat adanya penurunan semangat dalam membantu petani untuk bercocok secara benar, menggunakan teknologi pertanian.

“Saya melihat ada penurunan semangat di tahun ini. Mari kita pompa semangat sehingga pertanian modern dapat kita aplikasikan. Jangan pernah merasa pintar, mari kita terus belajar memperbaiki keadaan,” tutur bupati Fadeli.

Acara yang menghadirkan narasumber Prof Sidi Asmono dari Indonesia Country Coordinator International Food Policy Research Institute-Program For Biosafety Systems (IFPRI-PBS), menjelaskan bahwa Lamongan sebenarnya mampu menghasilkan produksi jagung yang lebih banyak.

Namun dengan sisa konsumsi perkapita per tahun yang sangat sedikit, Indonesia rentan terhadap kekurangan pangan untuk masa depan bilamana terjadi gangguang anomali iklim dan hama.

Sementara itu teknologi belum diterapkan dengan maksimal. Teknologi pertanian menurutnya harus menyentuh sampai tingkat bawah agar dapat berhasil.

Selain itu perlu adanya perbaikan benih lebih unggul agar tahan terhadap hama.
Dia mencontohkan hama tikus yang selama ini menyerang tanaman telah mengalami perubahan. Oleh karenanya perlu adanya inovasi untuk meminimalisir hama ini menyerang lebih luas lagi. 

Selain itu hadir pula sebagai narasumber peneliti utama bidang hama dan penyakit tanaman Balai Pengkajian Teknologi Pertanian (BPTP) Jawa Timur Prof. Moh Cholil Mahfud, Ir Satoto Berbudi Kepala UPT PSBTPH Jawa Timur dan peneliti madya bidang pedologi dan pengindraan jarak jauh BPTP Ir Chendy Tafakresnanto. (Mas)

Posting Komentar

Lebih baru Lebih lama