Di Toraja Utara, Gubernur NA Paparkan Langkah Penanganan Covid-19 Dan Skenario Pemulihan Ekonomi Pasca Pandemi

Gubernur Sulsel Prof HM Nurdin Abdullah

TORAJA UTARA (wartamerdeka.info) - Gubernur Sulsel Prof HM Nurdin Abdullah menyampaikan langkah yang dilakukan dalam penanganan memutus mata rantai Covid-19 dan skenario pemulihan ekonomi dari Corona. Yang pertama dilakukan adalah semua pasien berstatus Positif dan terdapat gejala, maka akan dimasukkan ke rumah sakit.

"Kita klasifikasi rumah sakitnya. Kalau hanya gejala dan tidak ada penyakit bawaan, itu ada dua rumah sakit isolasi. Dan kalau ada bawaan, itu kita juga ada punya rumah sakit khusus," kata Nurdin Abdullah di Gugus Tugas Covid-19 di Toraja Utara, Sabtu, 9 Mei 2020.

Kedua, bagi pasien status Orang Tanpa Gejala (OTG) atau orang status Positif Covid-19 tetapi tanpa gejala, maka disiapkan hotel karantina. Demikian juga Orang Dalam Pengawasan (ODP). Sedangkan Pasien Dalam Pengawasan (PDP) dimasukkan ke rumah sakit.

Mereka yang menempati hotel karantina melalui program wisata Covid-19 ini adalah mereka yang telah didata dari berbagai kabupaten kota di Sulsel. Ia juga meminta kepala daerah agar jika memiliki warga yang memenuhi syarat untuk dikarantina.

"Seperti kemarin Luwu Utara, mengirim 19 orang, itu carrier dari pesantren di Magetan, dan itu sekarang ada di Makassar. Memang virusnya yang harus dimatikan, caranya dengan diisolasi. Maka inkubasi itu 14 hari paling lama," jelasnya.

Gubernur Nurdin Abdullah sendiri telah menyiapkan hotel untuk menampung ODP. Dan hotel lain untuk menampung OTG. Selama 14 hari mereka dikarantina, dipersiapkan makanan bergizi, dokter, tenaga medis dan juga psikolog. Suasana bahagia berupaya dihadirkan dan diciptakan.

"Harapan kita setelah selesai, mereka dapat menjadi edukator di tengah masyarakat," ucapnya.

Ia menyebutkan, hadirnya program ini selain menyehatkan masyarakat, juga menyelamatkan karyawan hotel dari PHK.

Saat ini, Sulsel adalah daerah tertinggi dari lima episentrum utama dari sisi persentase tertinggi kesembuhan. Walaupun dari sisi jumlah, DKI tertinggi.

Data itu berdasarkan konferensi pers Juru Bicara penanganan Covid-19 per 4 Mei 2020, Ahmad Yurianto terdapat lima provinsi dengan kesembuhan tertinggi pasien positif Covid-19, yakni DKI Jakarta 632 pasien, Sulsel 199 pasien, Jawa Timur 178 pasien, Jawa Barat 159 pasien, dan Bali 159 pasien.

Adapun persentase kesembuhan tertinggi dari lima provinsi episentrum, yakni Sulawesi Selatan 34,93 persen; Jawa Timur 15,57 persen ; Jawa Tengah 14,43 persen ; Jawa Barat 14,42 persen ; dan DKI Jakarta 14,16 persen. Sedangkan terbaru tingkat kesembuhan Sulsel per Sabtu (9/5) pukul 17.09 Wita dengan jumlah persentase sembuh 36,6 persen ini terdiri dari, 260 orang yang telah sembuh dari 710 pasien positif.

Ia berharap agar pandemi Covid-19 segera berakhir, sebab berbagai aspek lini kehidupan terdampak.

"Kita berdoa dan berharap bisa hidup normal. Kita dan bangun ekonomi kita kembali, saya sampaikan setelah corona, maka episode kedua akan muncul, yakni persoalan ekonomi," ucapnya.

Hal yang harus dilakukan adalah skenario pemulihan dan menanggulangi muncul status masyarakat sebagai orang miskin baru akibat pandemi ini.

"Saudara-saudara kita yang miskin baru ini. Ada 24.000 ribu di Sulsel yang dirumahkan termasuk PHK. Ada 169 perusahaan tutup," bebernya.

Upaya yang harus dilakukan bagaimana memberikan stimulus untuk merancang ini dapat produktif dan berproduksi kembali.

Terkait penanganan Covid-19 ini, pemerintah pusat meminta pemerintah daerah melakukan realokasi dan refocusing Anggaran Penerimaan dan Belanja Daerah (APBD). Pemerintah pusat juga menekankan kepada Pemerintah Daerah (Pemda) untuk melakukan penyesuaian anggaran secara menyeluruh.

Gubernur menyampaikan, Pemprov juga berkolaborasi dengan berbagai kementerian pusat, termasuk dengan PUPR. Terdapat beberapa proyek yang coba direfocusing dan direalokasi menjadi kegiatan padat karya.

"Mungkin di Sulsel tidak kurang ada 30.000 kesempatan kerja yang akan terbuka, saya kira ini ada episode kedua yang harus kita kerjakan. Tetapi saya berharap kita curahkan perhatian kita dulu untuk menyelesaikan persoalan Covid-19 ini," jelasnya.

Gubernur memahami betul betapa beratnya kondisi keuangan daerah saat ini di sisi lain harus memutus mata rantai penularan ini, dibutuhkan refokusing dan relokasi anggaran. Tetapi di sisi lain juga mengalami pemotongan anggaran 50 persen, ditambah beberapa proyek yang dibiaya Dana Alokasi Khusus ditarik.

"Itu kan skenario terburuk, saya percaya kalau kita cepat menyelesaikan masalah Covid-19 ini, pasti skenarionya berubah," pungkasnya. (A)

Posting Komentar

Lebih baru Lebih lama