Meski Jadi Pejuang Pangan, Karyawan Perumda Pasar Jaya Terancam Tidak Dapat THR

Para karyaean Perumda Pasar Jaya resah terancam tak dapat THR

JAKARTA (wartamerdeka.info) - Gara-gara wabah pandemi virus Covid 19, karyawan Perumda Pasar Jaya terus terpuruk melalui kebijakan-kebijakan internal.

Setelah "dininabobokan" sebagai pejuang-pejuang pangan untuk melakukan packing sembako sebanyak 1,2 juta Bansos bagi warga Jakarta, kini pil pahit bakal menyusul lagi.

Pasalnya, Badan Pembinaan Badan Usaha Milik Daerah (BP BUMD) DKI Jakarta, Faisal Syafrudin SE MSi, lewat suratnya bernomor 87I/-085 yang berisikan imbauan tidak memberikan THR kepada sejumlah BUMD yang dikelola Pemda.

Alokasi THR tersebut, seperti tercantum di point 2, diperuntukkan untuk kegiatan atau donasi kemanusiaan terkait penanggulan pademi  Covid-19.

Sementara di point 3, diimbau direksi agar menerapkan kebijakan point 1 dan 2, pada anak perusahaan yang terkonsolidasi pada BUMD dan dalam pelaksanaannya disesuaikan dengan kondisi keuangan perusahaan.

Padahal, meski "kampanye" Work From Home terus digaungkan, namun karyawan Perumda Pasar Jaya harus memenuhi target packing Sembako yang kabarnya di tahap II melebihi dari 1,2 juta Sembako.

Selain itu, tuntutan rapid test yang digaungkan karyawan, sampai sejauh ini belum terealisasi. Lagi-lagi "hantu" virus Covid 19 menghantui mereka. Terlebih social distancing sarat dilanggar sekalipun mereka dibagi tiga shift.

Sejumlah karyawan mengaku ketar-ketir dengan proyek Sembako yang melibatkan mereka, mengingat protokol kesehatan belum diterapkan sebagaimana mestinya.

"Mas ingat karyawan Sampoerna yang terindikasi suspect Corona, otomatis produk rokoknya juga jadi pantauan," tutur karyawan yang bertugas di sebuah Pasar kawasan Jakarta Utara.

Bujangan yang mengaku dari Jawa Barat ini mencontohkan pedagang yang terindikasi di Pasar Bojonegoro, Jawa Timur. Semua pedagang, termasuk pasar itu, terpaksa diisolasi maupun karantina.

"Tolonglah protokol kesehatannya dikedepankan. Kan yang kena, kita-kita juga," jelas karyawan yang tidak mau jati dirinya disebut.

Dia maupun puluhan karyawan lainnya, berharap agar keluhan ini dapat ditindaklanjuti.

Namun, banyak juga yang pesimis, mengingat penggantian direksi Perumda Pasar Jaya dilakukan secara mendadak.

Ramses Butar-Butar yang menjabat Direktur Keuangan dan Administrasi diganti oleh Ratih Mayasari dari MRT. Belum diketahui penyebab pergantian tersebut.

Padahal satu atau dua hari sebelumnya, sejumlah media online mengungkap borok-borok Perumda Pasar Jaya sesuai temuan Inspektorat DKI Jakarta di 2016 dan kuartal 1 di 2017.

Paling anyar, soal piutang Perumda Pasar Jaya yang mencapai Rp 153 miliar. Sampai saat ini, sesuai hasil temuan Inspektorat, berpotensi tidak tertagih.

Sampai berita ini diturunkan, belum ada penjelasan dari Dirut Keuangan dan Administrasi. Dia mendadak diganti siang tadi.

Padahal, soal HRD, berada di bawah Direktur Keuangan dan Administrasi.

"Kami berharap ibu Ratih bisa memperjuangkan nasib kami pada proyek Sembako Tahap II ini agar dilakukan rapid test," ujar karyawan lain saat ditemui diam-diam oleh awak media.(tim)

Posting Komentar

Lebih baru Lebih lama