Direktur Eksekutif MDI Andi Taufik: Danny Pomanto Fitnah JK Melukai Banyak Orang

Direktur Eksekutif Mitra Demokrasi  Indonesia (MDI), Andi Taufiq Aris

MAKASSAR (wartamerdeka.info) - Direktur Eksekutif Mitra Demokrasi Indonesia (MDI), Andi Taufiq Aris mengatakan bahwa fitnah terhadap Jusuf Kalla (JK) yang dilakukan calon wali Kota Makassar (petahana) Mohammad Ramdhan 'Danny' Pomanto adalah kesalahan yang paling fatal. 

"Fitnah Danny Pomanto terhadap JK (Jusuf Kalla) melukai perasaan banyak orang. Karena, JK itu tokoh bangsa. Dia juga kebanggaan orang Indonesia Timur, khususnya orang Sulawesi Selatan," ujar Andi, Sabtu (5/13/2020).

Apapun itu, tambahnya, terlepas dari kelebihan dan kekuranganya, JK telah banyak berbuat untuk orang Sulawesi Selatan. Kegiatan sosialnya juga banyak. Bukan hanya saat jadi wapres, sebelum menjabat pun dia telah banyak berbuat," ujarnya.

"Misalnya, setial Ramadhan, JK selalu sumbang al Quran di setiap masjid. DP berani memfitnah JK, sudah berbuat apa untuk masyarakat Sulawesi Selatan?"  katanya.

Dalam rekaman yang beredar itu, tegasnya, pernyataan DP bisa memecah bangsa. "Di dalam rekaman, DP jelas sekali mengadu domba antara Jokowi, JK, Prabowo. Menurut saya ini berbahaya," cetusnya.

Dia juga melihat, Danny Pomanto seolah-olah tak memiliki etika dan sopan santun, yang dipegang teguh oleh orang Sulwesi Selatan, khususnya Makassar.  "Kita punya budaya saling jaga, saling menghormati. Apalagi dengan orang tua," ujarnya.

Dia menyayangkan, DP sebagai calon wali kota Makassar ternyata tak memiliki rasa sopan santun.

Dia juga menilai,  DP selama ini hanya omong kosong saja. Tidak ada prestasinya yang patut dibanggakan saat dia jadi Wali Kota Makassar.

"DP juga selalu menuduh orang memfitnah dirinya, meskipun tuduhannya itu ngawur. Eh, dia sekarang memfitnah orang sembarangan. Apakah pantas orang seperti itu dipilih jadi Wali Kota?" katanya.

Seperti diketahui dalam video rekaman suara berdurasi 1 menit 58 detik yang beredar di lini massa, Sabtu (5/12/2020) pagi, calon walikota Makassar (petahana) Mohammad Ramdhan 'Danny' Pomanto dengan keji memfitnah JK.

Rekaman yang diduga suara Danny Pomanto yang menurut video tersebut berlokasi di Jalan Amirullah (kediaman Danny Pomanto di Makassar), pada 27 November 2020,  menyinggung sejumlah tokoh-tokoh besar di negeri ini. Sebut saja Wakil Presiden ke 10 dan 12 RI Jusuf Kalla (JK), Presiden Joko Widodo, Menteri Pertahanan Prabowo Subianto, Gubernur DKI Jakarta Anies Baswedan, Mantan Menteri KKP Edhy Prabowo, penyidik senior KPK Novel Baswedan hingga pentolan FPI Habib Rizieq Shihab (HRS).

Percakapan itu, awalnya menyinggung peristiwa tangkap tangan Menteri KKP Edhy Prabowo di Bandara Soekarno Hatta Jakarta, oleh KPK yang dikomandoi Novel Baswedan.

Setelahnya, suara yang diduga Danny Pomanto itu menyimpulkan bahwa penangkapan yang dipimpin Novel Baswedan itu erat kaitannya dengan JK dan Anies Baswedan.

"Kalau urusannya Edhy Prabowo ini, kalau Novel (Baswedan) yang tangkap berarti JK (Jusuf Kalla) - Anies Baswedan. Maksudnya kontrolnya di JK," katanya.

Percakapan itu mengalir lebih dalam hingga menyinggung para penguasa negeri ini. Menurut suara yang diduga Danny, JK secara tersirat telah menyerang Prabowo. Dan membenturkannya dengan Presiden Jokowi. Pasalnya, Prabowo yang merupakan Ketum Gerindra dan Edhy sebagai Waketum Gerindra disebut telah mengkhianati kepercayaan presiden.

"Artinya dia sudah menyerang Prabowo. Yang kedua nanti seolah-olah Pak Jokowi yang suruh, akhirnya Prabowo dan Jokowi baku tabrak. Ini kan politik," tuturnya lagi.

Menurutnya, dengan ramainya pemberitaan terkait penangkapan Edhy selepas lawatannya dari Amerika dalam kasus suap benih lobster, isu bahwa JK merupakan aktor di balik kepulangan Rizieq Shihab pun perlahan menguap.

"Kemudian mengalihkan (isu) Habib Rizieq. Ini mau digeser JK dan Habib Rizieq. Karena JK yang paling diuntungkan dengan tertangkapnya Edhy Prabowo. Coba siapa yang paling diuntungkan. JK lagi dihantam, beralih ke Edhy Prabowo kan," ujar rekaman yang begitu identik dengan suara Danny Pomanto itu.

"Kemudian Prabowo yang turun karena dianggap bahwa korupsi pale disini, calon presiden to. Berarti Anies dan JK yang diuntungkan. Kemudian (Prabowo) mengkhianati Jokowi. Jadi yang paling untung ini JK. Begitu memang chaplin. Jago memang mainnya. Tapi kalau kita hapal, apa yang dia mau main ini," tegasnya kemudian.

Di akhir video, Danny kembali menyerukan kepada seluruh masyarakat, jangan pilih tukang fitnah, jangan pilih omong kosong.

Posting Komentar

Lebih baru Lebih lama