Banjir Lamongan, Semua Pintu Wangen Dibuka


LAMONGAN  (wartamerdeka.info) - Pemkab Lamongan secara serius atasi banjir Bengawan Jero. Berbagai upaya telah dilakukan agar genangan air dapat segera surut. 

Mulai perbaikan infrastruktur Bengawan Jero, pengadaan pompa banjir, hingga penggunaan Backhoe Amphibi untuk membersihkan tanaman eceng gondok.

Asisten Pemerintahan dan Kesejahteraan Rakyat Pemkab Lamongan, Moh Nalikan, Rabu (13/1), menyebut melalui berbagai upaya, banjir Lamongan dibandingkan 10 tahun yang lalu sudah lebih  membaik penanganannya.

“10 tahun yang lalu, genangan di Bengawan Jero bisa berbulan-bulan. Saat ini dengan pembangunan infrastruktur Bengawan Jero, pengadaan pompa banjir, usaha memperlancar pembuangan ke laut dengan penggunaan Backhoe Amphibi untuk mempercepat pembersihan eceng gondok, lama genangan dapat dikurangi,” ungkapnya.

Nalikan menambahkan, saat ini empat pintu di Wangen telah dibuka secara maksimal, sehingga dapat mempercepat pembuangan air ke laut. Sebelumnya, empat pintu ini sempat terkendala masalah teknis sehingga tidak semuanya dapat dibuka.

Selain itu, telah disiapkan 19 pompa banjir dengan rincian 3 unit pompa dengan kapasitas 500 liter per detik dan 2 unit pompa dengan kapasitas 125 liter per detik du UPT Babat, 2 unit pompa kapasitas 1.000 liter per detik, 8 pompa kapasitas 500 liter per detik, dan 2 unit pompa kapasitas 250 liter per detik du UPT Kuro ditambah 2 unit pompa dengan kapasitas 250 liter per detik di UPT Deket..

"Komunikasi dan lobby intens ke pemerintah pusat juga terus dilakukan. Sehingga terbitlah Peraturan Presiden Nomor 80 Tahun 2019 tentang Percepatan Pembangunan Ekonomi di Kawasan Gresik, Bangkalan, Mojokerto, Surabaya, Sidoarjo, Lamongan, Kawasan Bromo – Tengger – Semeru, serta Kawasan Selingkar Wilis dan Lintas Selatan," jelas Nalikan.

Perpres ini salah satunya, lanjut dia memberikan prioritas pembangunan penuntasan banjir di Bengawan Jero, namun karena adanya pandemi, sehingga realisasi pembangunannya tertunda.

PemKab Lamongan sudah menyalurkan 15 ton bantuan beras secara bertahap kepada masyarakat terdampak banjir. Bhakti sosial kesehatan gratis juga sudah dibuka di setiap desa terdampak banjir di enam kecamatan.

Wilayah Lamongan dapat dikatakan sebagai wilayah yang rentan terhadap banjir, hal ini dikarenakan secara topografis sebagian wilayah Lamongan merupakan daerah rawa yang memiliki ketinggian lebih rendah dari rata-rata permukaan air laut. Oleh sebab itu, dapat pula dikatakan bahwa banjir di Lamongan merupakan banjir kiriman.

Apalagi, perubahan lingkungan dan tatanan hidrologis di sekitar aliran Sungai Bengawan Solo, serta penumpukan tanaman eceng gondok juga dapat dijadikan faktor terendamnya beberapa wilayah.

Badan Meteorologi Klimatologi dan Geofisika (BMKG) juga telah memprediksi adanya curah hujan tinggi di Indonesia sebagai akibat dari fenomena La Nina. BMKG sejak bulan Oktober 2020 telah memprediksi bahwa puncak musim hujan akan terjadi pada Januari hingga Februari 2021. (Mas)

Posting Komentar

Lebih baru Lebih lama