FKIP UKI Sukses Gelar Konferensi Internasional Pendidikan Dan Sains, Inilah Komentar Sang Dekan Dr Sunarto MHum

Dekan FKIP UKI Dr Sunarto MHum

JAKARTA (wartamerdeka.info) - FKIP UKI pada  9-10 Desember 2020 berhasil  menggelar  konferensi internasional The 2nd International - Conference of Education and Science. 

Kegiatan ini sebagai salah satu sarana bagi para dosen UKI untuk mempublikasikan hasil penelitiannya di dunia internasional.

Dekan FKIP UKI Dr Sunarto MHum dalam wawancara khusus kepada wartamerdeka.info, hari ini, mengungkapkan, konferensi tersebut diharapkan juga dapat menaungi publikasi riset dari peneliti luar negeri. Hal tersebut dilakukan agar para dosen juga mengetahui perkembangan riset pendidikan di berbagai negara dan menjalin hubungan antara sesama peneliti dengan negara-negara lain peserta konferensi. 

"Event ini diselenggarakan untuk kedua kalinya. Kegiatan yang sama, sebelumnya,  diselenggarakan pada 16 Oktober 2019," ujar Dr Sunarto yang didampingi Ketua Panitia konferensi tersebut, Chandra Ditasona yang juga dosen Pendidikan Matematika FKIP UKI.

Menurutnya, melalui konferensi internasional sains dan pendidikan ini diharapkan Dosen UKI akan memiliki pandangan yang luas mengenai Pendidikan serta memiliki Kerjasama dengan peneliti-peneliti dari berbagai negara sehingga hal tersebut mendorong tercapainya visi FKIP UKI.


Apa hasil yang diharapkan dari penyelenggaraan acara ini baik untuk mahasiswa yang mengikuti maupun peserta lainnya?

Hasil yang diharapkan diantaranya:

Peningkatan jumlah publikasi hasil penelitian dosen dan mahasiswa

Adanya sarana diskusi antar sesama peneliti sehingga melalui forum diskusi tersebut tercipta gagasan-gagasan untuk pengembangan riset di bidang Pendidikan

Seluruh peserta termasuk mahasiswa dapat memperoleh  ilmu pengetahuan dari para narasumber ataupun pemakalah yang menyampaikan hasil penelitian mereka.

Sebagai invite speaker dari Indonesia, dalam konferensi ini, Dr Sunarto MHum menyampaikan  pentingnya Pendidikan Lingkungan dalam era new normal. Yang dimaksud new normal adalah tatanan, kebiasaan dan perilaku yang baru berbasis pada adaptasi untuk membudayakan perilaku hidup bersih dan sehat.

Saat ini masih dalam suasana yang memprihatinkan karena pandemic Covid-19, kita, bahkan manusia seluruh dunia harus melakukan sebagian materi pendidikan lingkungan, terutama kita harus sadar untuk peduli lingkungan demi kesehatan kita bersama.  

Pandemic covid -10 ini berdampak pada ranah sosial, ekonomi dan pendidikan. Untuk itu semua manusia harus meningkatkan literasi lingkungan yang berkelanjutan. Dalam melaksanakan protokol kesehatan, kita wajib menggunakan masker jika keluar rumah, sering mencuci tangan dengan sabun untuk kebersihan kita dan melakukan social distansing  dalam rangka menghindari kerumunan. Tindakan melaksanakan protokol kesehatan merupakan bagian dari peduli lingkungan. 


Dalam kepedulian lingkungan termasuk diantaranya menjaga kebersihan lingkungan dari pencemaran, efisiensi penggunaan air, efisiensi penggunaan energi seperti pemakai listrik.

"Kita mesti mengajak secara bersama sama untuk peduli lingkungan demi keberlangsungan kita dalam hal kesehatan, perekonomian  dan keharmonisan hubungan manusia dengan lingkungan hidup kita," ujarnya.

Hal ini telah ditunjukkan oleh Kementrian Lingkungan Hidup dan kehutanan (KLHK) yang mengumumkan  sekitar 72 persen masyarakat Indonesia kurang peduli dengan sampah, terutaman tidak peduli dengan sampah plastik

Menurut Dr Sunarto, tema ini sangat relevan dengan situasi yang kita hadapi saat ini. Sehingga sangat penting untuk membahas isu-isu terkait Pendidikan dalam menghadapi situasi pandemic. 

Pastinya ada banyak hal-hal yang mungkin akan berubah selama kondisi pandemic ini. Bagaimanapun juga kita tidak bisa berdiam diri saja dalam keadaan seperti ini, untuk itu kami memutuskan melakukan langkah yang mungkin bisa menghasilkan ide maupun gagasan yang dapat diterapkan dalam bidang Pendidikan di era new normal melalui konferensi ini. 

"Dengan mengangkat tema ini kami mengharapkan ada banyak peneliti yang akan berbagi pengalaman dan hasil penelitian mereka menghadapi kondisi baru dalam Pendidikan ini," tandasnya.


Dalam konferensi berrema New Normal on Education, masalah apa yang paling banyak diangkat peserta dan bagaimana penyelesaiannya?

Permasalahan yang banyak diangkat antara lain:

Permasalahan terkait dengan kesiapan perangkat pembelajaran daring. Permasalahan ini masih banyak didapati untuk daerah-daerah di Indonesia. Permasalahannya bisa berupa tidak memiliki perangkat untuk belajar seperti laptop ataupun jaringan internet yang belum tersedia. Dalam situasi seperti ini beberapa solusi yang dapat diberikan adalah dengan cara mendistribusikan handout dalam bentuk hard copy ataupun alat peraga yang sederhana, menyelenggarakan pembelajaran dengan bantuan orang tua, melaksanakan pembelajaran outdoor dengan jumlah siswa yang dibatasi.

Bagaimana melaksanakan belajar mata pelajaran sains dari rumah.

Untuk persoalan ini juga memiliki solusi yang berbeda-beda karena kesulitan ini juga terbagi tiga kondisi, kondisi pertama untuk daerah yang tidak memiliki perangkat pembelajaran daring. Kondisi kedua untuk daerah yang sudah memiliki jaringan internet tetapi msih kekurangan perangkat teknologi yang dipergunakan dalam pembelajaran.  Kondisi ketiga adalah di daerah yang sudah tersedia perangkat teknologi untuk pembelajarannya. Untung masing-masing kondisi tersebut memiliki solusi yang berbeda-beda namun memiliki kesamaan dalam hal partisipasi orang tua dalam pembelajaran yang dilakukan. Semakin sulit kondisinya maka peran orang tua yang dibutuhkan semakin besar.

Teknologi yang digunakan dalam pembelajaran daring. Penggunaan berbagai aplikasi pembelajaran, learning management system, penggunaan artificial intelligence dalam pembelajaran.

Dalam konferensi ini, Prof Nizam, Direktur Jenderal Pendidikan Tinggi Kemendikbud tampil sebagai keynote speaker mewakili Mendikbud Nadiem Anwar Makarim.

Sedangkan Prof Dr R Agus Sartono Deputi Bidang  Koordinasi dan Agama, Kementrian  Koordinator Pembangunan Manusia dan Kebudayaan juga menjadi keynote speaker mewakili Menko Pembangunan Manusia dan Kebudayaan Muhadjir Effendy.

Acara ini dibuka oleh Rektor UKI  Dr. Dhaniswara dan sambutan ketua yayasan UKI Ir. Edy R Sinulingga MBA. (A)

Posting Komentar

Lebih baru Lebih lama