Potensi Food Estate Kedaulatan Pangan

Oleh: Fransisco

(Guru Bahasa Inggris SMA di Jakarta) 

Berita hangat mengenai kawasan food estate yang dibangun tidak hanya Sumatra, Kalimantan dan Papua, Kementan (Kementerian Pertanian) telah merencanakan akan membangun kawasan food estate di pulau Jawa. Pulau Jawa dengan penduduk terpadatnya di Indonesia telah menjadi perhatian kementan meluaskan kawasan food estate untuk memenuhi kebutuhan pangan penduduk, mempermudah jalur pendistribusian hasil pertanian serta efisiensi biaya pengiriman komoditas pertanian. 

Pernyataan Menteri Pertanian (Mentan) Syahrul Yasin Limpo yang dikutip dari beberapa media online mengatakan beliau menginginkan adanya perluasan kawasan komoditas strategis sebagai penopang utama kebutuhan kota-kota besar utamanya di pulau Jawa ini, hal ini menandakan adanya upaya besar pemerintah memikirkan ketahanan pangan di masa mendatang. Para kelompok petani terutama dari propinsi Banten dan Yogyakarta menyambut baik gagasan Mentan Syahrul Yasin Limpo.

Pemerintah memprioritaskan komoditas memiliki daya jual menguntungkan di kawasan food estate yang dapat menyentuh peningkatan pendapatan petani dimana hasil pertanian berdampak positif perekonomian masyarakat kawasan food estate. Komoditas pertanian ditanam di lahan food estate yang mampu bertahan disegala musim, cocok bertumbuh pada tanah kawasan food estate dan menghasilkan berkali lipat panen bagi masyarakat. Komoditas pertanian di kawasan food estate di pulau Jawa yang akan dikembangkan kementan akan berbasis pada tanaman holtikultura seperti bawang.

Food estate berbasis holtikultura di pulau Jawa direncanakan berfokus pada bawang merah seluas 500 hektar dan bawang bombay seluas 50 hektar serta 20.000 batang kelengkeng kateki sebagai tanaman konservasi tentunya akan memberi dampak luas ekonomi tidak hanya petani namun pedagang dan pengusaha bawang di Jawa. Bila food estate dengan komoditas bawang ini berjalan akan menghasilkan peluang ekonomi besar bagi penduduk dan menciptakan lapangan kerja besar, karena tidak hanya hasil panen bawang yang akan dijual tetapi akan memperluas terciptanya produk turunan dari komoditas bawang. 

Penguasaan dari hulu ke hilir komoditas bawang di pulau Jawa dengan inisiasi pemerintah melalui desentralisasi kawasan food estate, akan  tercipta pertambahan usaha mikro, kecil & menengah (umkm), kurir pengiriman bawang dan para pekerja di industri pengolahan bawang. Desentralisasi food estate mampu mengurangi jumlah pengangguran dan mengajak anak muda untuk mencintai dunia pertanian. 

Presiden Jokowi serius dalam program food estaste dengan diversifikasi komoditas pangan agenda pemerintahannya. Presiden Jokowi optimis bahwa Indonesia mampu memiliki kedaulatan pangan dan tidak tergantung pada 1 komoditi yakni beras. Indonesia dengan pengembangan kawasan food estatenya dalam perjalanan waktu tidak akan bergantung impor dari negara luar. Mentan Syahrul menyebutkan ada 11 komoditas pokok menyangkut ketahanan pangan yang tetap dikawal, antara lain beras, jagung, bawang merah, bawang putih, cabai besar, cabai rawit, daging sapi/kerbau, daging ayam ras, telur ayam ras, gula pasir, dan minyak goreng.

Ekonom Faisal Basri pernah menyebutkan bahwa 4 tahun belakangan ini terjadi peningkatan kedaulatan pangan.  Pernyataan Faisal Basri secara tersirat mengungkapkan ada kemajuan di dalam ketahanan pangan di masa pemerintahan Jokowi. Pendistribusian komoditas pertanian ini perlu diperbaiki melalui peningkatan jangkauan infrastruktur agar biaya komoditas pertanian efisien dan terjangkau daya beli masyarakat. 

Sebagai bangsa yang besar kita harus menyadari akan ada ancaman yang tidak diperkirakan sebelumnya seperti pandemi korona, krisis pangan, kondisi iklim tidak menentu dan ancaman perang negara luar. Kita harus merespon situasi di masa pandemi bagaimana menguatkan kedaulatan pangan agar tidak didikte oleh bangsa asing, karena tentunya bangsa asing juga mengamankan komoditas pokok pertaniannya untuk masyarakatnya sebelum diekspor. Ketika Indonesia memiliki kedaulatan pangan yang kuat maka bangsa asing tidak bisa mendikte negara kita dengan impor komoditas dan harga pangan saat bangsa Indonesia membutuhkan pangan. Pandemi korona adalah pelajaran besar kita bagaimana memiliki kedaulatan pangan.

Posting Komentar

Lebih baru Lebih lama