Puluhan Tahun Mengabdi, Gagal Lolos Seleksi PPPK, Sutardi Akan Berhenti Jadi Guru Honorer


TASIKMALAYA (wartamerdeka.info) - Sutardi (58) seorang guru honorer asal Kecamatan Bojonggambir, Kabupaten Tasikmalaya, merasa kecewa, karena  tidak lulus seleksi PPPK meski nilainya telah melewati passing grade.

Sutardi sudah menjadi guru honorer, selama puluhan tahun. Ia mengaku awal menjadi guru pada 1988, namun Sutardi sempat bekerja di perusahaan walau pada akhirnya 2003 dia kembali sebagai Guru honorer, 

 "Sejak awal saya sudah mengetahui kuota PPPK formasi guru PAI hanya ada satu untuk Kecamatan Bojonggambir, namun dengan  bekal keyakinan karena  pemerintah katanya akan mengangkat guru berusia di atas 50 tahun, semangat saya untuk mendaftar semakin yakin," ujar Sutardi.

Tapi takdir berkata lain, lanjut Sutardi, dirinya tidak lulus tergeser orang lain, walau nilai yang dimilikinya melewati passing grade, ternyata ada yang mendaftar dari kecamatan lain untuk di Bojonggambir, padahal dirinya asli warga Bojonggambir, dan sudah puluhan tahun menjadi honorer di Bojonggambir, dengan gaji 250 ribu perbulan.

Lanjut Sutardi, gaji 250 ribu perbulan memang tidak cukup, namun dengan rasa cintanya mengajar di wilayah tersebut menjadi penambah semangat, walau untuk keperluan sehari harinya dia harus menjadi tukang jahit di rumahnya.

Kini dalam kepasrahannya Sutardi mengaku sudah lelah menjadi guru honorer karena tidak ada perhatiannya dari Pemerintah. "Saya lelah, saya akan berhenti jadi guru," katanya.

Berdasarkan data Dinas Pendidikan dan Kebudayaan Kabupaten Tasikmalaya, kuota guru PPPK yang dibuka dalam seleksi kali ini hanya sekitar 984 formasi. Sementara jumlah pendaftar mencapai sekitar 3.614 orang. (H Adam) 

Posting Komentar

Lebih baru Lebih lama