Sari Pudjiastuti: Uang Yang Saya Terima Dari Kontraktor Tanpa Sepengetahuan Nurdin Abdullah

MAKASSAR (wartamerdeka.info) - Penerimaan uang dari sejumlah kontraktor kepada sejumlah pejabat Pemprov Sulawesi Selatan (Sulsel) ternyata banyak yang tanpa sepengetahuan Gubernur Sulsel Non Aktif  Nurdin Abdullah

Mantan Kepala Biro Barang dan Jasa Pemprov Sulsel Sari Pudjiastuti mengakui hal itu saat memberikan kesaksian di Pengadilan Tipikor Makassar, Kamis (14 Oktober 2021).

Sari mengakui, hal itu sebagai  kesalahan. 

“Apa yang mendorong sehingga anda dikasi uang? Apakah itu semua atas sepengetahuan pak Nurdin Abdullah?” tanya Penasihat Hukum Edy Rahmat kepada Sari.

“Tidak pak. Itu sama sekali tanpa sepengetahuan pak Nurdin Abdullah. Saya lakukan itu atas kesalahan saya. Dan uang yang saya terima dari semua kontraktor, sudah saya kembalikan ke KPK,” jawab Sari.

Soal memenangkan kontraktor tertentu, salah satunya H Momo, Sari juga mengakui bahwasanya juga tidak ada perintah NA untuk memenangkannya.

Yang jelas, kata dia, siapa saja boleh ikut lelang yang penting memenuhi syarat dan kualifikasi. Semua perusahaan yang dimenangkan telah melalui proses seleksi.

“Perusahaan yang diarahkan itu tetap kita seleksi. Itu sepanjang memenuhi syarat sesuai kualifikasinya, kenapa tidak dimenangkan,” jelasnya.

Selain Sari, pada persidangan ke-17, juga turut menghadirkan lima saksi lainnya, masing-masing Syamsul Bahri- ajudan dinas NA, Muh. Salman Natsir-pengawal pribadi NA, Muh. Ardi-Kepala Bank Mandiri Cabang Panakkukang, Miftahul Janah-CS Bank Mandiri Cabang Panakkukang danAsriadi-Koordinator teller Bank Mandiri Cabang Panakkukang.

Sementara Syamsul Bahri dalam kesaksiannya, mengemukakan bahwasanya antara Edy Rahmat (eks Sekretaris Dinas Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat Pemprov Sulsel) dengan NA, sama sekali tidak ada kedekatan khusus. Paling tidak, keduanya hanya sebatas atasan dan bawahan saja.

Sehingga selama ini, diketahui Syamsul, tidak ada komunikasi maupun pembahasan khusus antara Edy dengan NA terkait proyek, terkecuali saat NA melakukan survey jalan. Begitu halnya soal pemberian uang dari sejumlah kontraktor yang diluar sepengetahuan NA.

Disinggung soal pertemuan NA dengan Robert, H Haeruddin dan Ferry dengan adanya pemberian uang saat itu, Salman mengaku kurang yakin. “Saya tidak tahu apa yang dibahas. Itu hanya asumsi saya saja kalau dibahas soal uang terima kasih,” akunya.

Mengenai pemberian uang dollar dari H Momo dalam amplop coklat, disebutnya itu diperuntukkan buat Iqbal, ipar NA. Namun Iqbal menolak dan lantas dollar Singapura itu diambil Syamsul.

“Bagaimana mungkin, anda bisa mengambil uang itu, sementara Pak Iqbal saja menolak,” tanya PH NA.

“Iya, karena saat itu butuh pak,” jawab Syamsul.

Posting Komentar

Lebih baru Lebih lama