Mountrash Revolusi ‘Mindset’ 500-an Siswa se-Jawa Barat Supaya Kelola Sampah dan Untung

Foto: Para Narasumber, dan para siswa peserta Webinar Sadar Sampah se-Jawa Barat
 

KOTA BEKASI (wartamerdeka.info)

Mountrash merevolusi atau membuka ‘Mindset’ hampir 500-an siswa se-Jawa Barat untuk sadar mengelola sampah dan akan memberi untung, melalui Webinar bertema “Siswa Sadar Sampah Seri ke-2 Jawa Barat”, Sabtu, 27 Nopember 2021, dari pagi hingga siang.

Mountrash menggelar Webinar secara khusus untuk upaya membuka pikiran ratusan siswa, agar tidak lagi menganggap sampah sebagai sesuatu onggokan yang harus disingkirkan dan tidak berguna. Tapi justru sesuatu yang kini bernilai ekonomis, dan emberi kentngan bagi para pemilik sampah.

Mountrash bekerjasama dengan Komunitas Guru Diatas Garis, Sekolah Sampah Nusantara, Le Minerale, Bank BJB, dan didukung Dinas LHK provinsi Jawa Barat dan Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan (LHK). Para peserta zoom meeting terdiri dari para siswa SD, SMP SMA, SMK, dan ternyata bukan saja dari Jawa Barat dan DKI Jakarta, akan tetapi ada yang dari Medan, Nias, Jawa Tengah maupun dari Jawa Timur, maupun kota lainnya.

Chief Executive Officer (CEO) PT Mountrash Avatar Indonesia, Gideon Widjaja Ketaren, yang menjadi salah satu narasumber mengatakan, pihaknya akan merubah ‘mindset’ para siswa dengan revolusi pemikiran. Karena, mindset yang selama ini soal sampah sebagai sesuatu yang jorok, bau, tidak berguna dan harus disingkirkan atau dibuang, itu sudah tidak berlaku lagi.

Gideon Widjaja Ketaren mengatakan, bahwa sampah itu sekarang dapat memiliki nilai ekonomis dan akan memberi keuntungan bagi manusia.

“Kami mengajak para siswa untuk merevolusi pikiran, agar sampah dikelola mulai dari rumah. Jangan lagi membuang sampah begitu saja. Tapi, pilih dan pilah, kami nanti akan memberi anda nilai ekonomisnya. Kelola sampah, pasti untung!,” ujar Gideon. 

Dikatakan Gideon Ketaren asal Jawa Barat ini melanjutkan, sampah bukan lagi hanya persoalan pekerjaan tukang sampah atau pemulung.

“Tapi setiap siswa, sekolah, rumahtangga dan semua pihak mestinya sadar sampah, dan turut mengelola secara gotong-royong. Apalagi generasi sekarang yang nantinya akan merasakan dampak dari gerakan yang kita lakukan. Selain menghindari banjir dan kerusakan lingkungan serta menghindari bau karena pembusukan, sebaiknya dikelola dengan mengumpulkannya dan nanti dapat dikompensasikan dengan nilai ekonomis,” tandasnya.

Lebih jauh, Gideon yang dulu kuliah di IPB ini mengatakan, dalam melakukan penanggulangan sampah, memang dibutuhkan kolaborasi.

“Salah satu cara kolaborasi yakni dengan menggunakan Aplikasi Mountrash dan mengakses fitur Mountcare. Siswa harus membentuk Tim. Tim maksimum anggotanya 50 orang. Anggota Tim harus dari 1 (satu) sekolah. Sekolah boleh memiliki banyak Tim. Di setiap sekolah akan ditempatkan dropbox. Setiap sampah yang dikumpulkan memiliki poin tersendiri. Perlombaan dimulai 1 Desember 2021 hingga 20 Februari 2022. Pengumuman dilakukan pada tanggal 21 Februari 2022. Pemberian Award akan dilakukan di Auditorium Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan pada tanggal 25 Februari 2022,” bebernya.

Sebelumnya, Direktur Sekolah Sampah Nusantara, Pramu Wisanto memberikan sambutannya yang pada intinya mengajak seluruh siswa saatnya sadar sampah, seraya membuka acara Webinar secara resmi. Acara dipandu denngan gegap-gempita oleh MC sekaligus Moderator, Sabam Sopian Silaban, CEO Guru Diatas Garis.

Sementara itu, Dirjen Pengelolaan Limbah, Sampah dan B3, Kementerian LHK, yang diwakili oleh Dr. Ir. Novrizal Tahar, IPM, Direktur Pengelolaan Sampah, Direktorat Jenderal PSLB3 Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan (KLHK), dalam paparannya menjelaskan adanya risiko kenaikan suhu global yang diakibatkan emisi gas rumah kaca dan pengelolaan sampah yang tidak benar.

Novrizal juga menghimbau, agar sampah sudah dikelola dan dipilah dari rumah, untuk meminimkan penumpukan sampah yang biasanya dibuang.

“Termasuk kita komposkan di rumah. Jika bisa dilakukan secara masif, maka diperkirakan 90 persen sampah akan selesai diolah di rumah. Paling sekitar 10 persen yang diangkut oleh tukang sampah ke TPA. Kami berharap, mari kita bangun peradaban yang minim sampah, agar ke depannya tercipta kultur pengelolaan sampah yang baik, serta adik-adik generasi sekarang bisa menikmati masa depan yang bersih lingkungan,” tandasnya.

Kepala Dinas LHK provinsi Jawa Barat, Dr. Ir. Prima Mayaningtias, M.Si dengan topik makalahnya “Edukasi Pengelolaan Sampah Sejak Dini” menjelaskan, 40% sampah di Jawa Barat belum tertangani dengan baik. Ia menampilkan kondisi terkini dari TPPAS Sari Mukti, yang menampung sampah rata-rata tiap hari 2.000 ton, dengan sekitar 450 truk yang mengangkut sampah di Jawa Barat.

“Sedangkan timbunan sampah masyarakat Jawa Barat itu hingga 24.790 ton/ hari, atau dengan rata-rata 0,497 kg/orang/ hari. Sampah organik mencapai 43% per hari di urutan pertama, sampah plastik urutan kedua sebesar 15%. Sebenarnya ini masih bisa diolah semua lho,” bebernya.

Prima Mayaningtias menganjurkan agar sekolah meminimalisasi penggunaan bahan-bahan yang akan menimbulkan sampah. Kemudian membuat pola pengelolaan sampah yang terintegrasi dan konsisten, baik sampah kertas, karton dan lain-lain.  

Foto: Cuplikan materi beberapa narasumber
Adapun Helda Fikri, pendiri Bank Sampah Jaya DanaKirti Tangerang Selatan dan inisiator 45 bank sampah di Tangerang Selatan dalam paparannya mengatakan, yang tidak peduli pengelolaan sampah masih sekitar 72%.

“Menurut data KLHK yang masih belum peduli atau sadar pengelolaan sampah, masih sekitar 72 persen. Jadi yang baru sadar pengelolaan sampah masih sekitar 28 persen. Jadi, masih banyak lagi komunitas yang harus kita raih agar sadar pengelolaan sampah dari rumah,” ujarnya mengawali pembicaraan.

Dikatakan Helda, pengelolaan sampah bukan hanya dilempar ke para siswa dan guru saja, tapi kepada seluruh masyarakat secara kolektif.

“Jadi sebenarnya, soal sadar sampah ini jangan hanya dilempar ke para siswa dan guru saja. Tapi ini penting bagi keseluruhan, termasuk orangtua siswa, keluarga-keluarga dan secara kolektif,” tandasnya.  

Helda juga memutarkan video motivasi penelolaan sampah dari rumah, yang sudah dilakukannya sejak 2018, setelah dia kembali dari Australia yang melihat langsung kesadaran masyarakat soal pengelolaan sampah dari rumah. Dia juga membina masyarakat di sekitarnya, untuk tidak lagi sembarang membuang sampah ke TPA.

Selain paparan para narasumber, MC Sabam Silaban juga memandu pembacaan puisi-puisi terbaik dari para siswa yang telah dikirim sebelumnya. Dan memilih beberapa puisi yang mendapatkan hadiah.

Diujung acara, Mountrash melalui Rony Sinaga bersama Sabam Silaban, memandu para siswa untuk mengakses dan menggunakan aplikasi Mountcare, yang kemudian dapat digunakan untuk pelaporan sampah yang akan mendapatkan uang. Bagi yang tercepat mengakses, mendapatkan pulsa 25.000 dari Mountrash. DANS

Posting Komentar

Lebih baru Lebih lama