"Menutup akhir tahun 2021 ini kita melakukan giat ekspor serentak dari 34 provinsi pintu ekspor secara live sebanyak 1,3 juta ton senilai Rp 14,4 triliun ke 124 negara tujuan ekspor. Ini membuktikan tidak ada daerah yang tidak melakukan ekspor. Tahun depan wujudkan kita ekspor 3 kali lipat dari ini," kata Menteri Pertanian Syahrul Yasin Limpo pada acara Gebyar Ekspor di Pelabuhan Soekarno Hatta, Makassar.

Mentan Syahrul dalam keterangan tertulis yang diterima di Jakarta, Jumat, menegaskan sektor pertanian dalam dua tahun terakhir di masa pandemi menjadi penyangga utama pertumbuhan ekonomi nasional. Dia mengemukakan data BPS yang mencatat hanya PDB di sektor pertanian yang pertumbuhannya positif pada triwulan II 2020 yakni 16,4 persen, sementara sektor lainnya mengalami kontraksi.

Kemudian nilai ekspor pertanian Januari-Desember 2021 sebesar Rp 451,77 triliun naik 15,79 persen dibanding 2019 yang hanya Rp390,19 triliun.

"Kinerja sektor pertanian pun ditunjukkan tidak ada impor beras dalam dua tahun terakhir ini. Dan kita tahun ini punya surplus beras 9 juta ton. Oleh karena itu, untuk memperkuat sektor pertanian ke depannya kami butuh pengawalan dari kepolisian," kata Mentan Syahrul.

Kegiatan yang mengangkat tema "Ekspor Tangguh, Indonesia Tumbuh" ini dihadiri langsung Menteri Pertanian Syahrul Yasin Limpo (Mentan SYL), Kapolri Jenderal Listyo Sigit Prabowo dan Plt Gubernur Sulsel Andi Sudirman Sulaiman guna melepas ekspor sekaligus patroli laut gabung di Pelabuhan Soekarno Hatta, Makassar.

Kapolri Jenderal Listyo Sigit Prabowo memberikan apresiasi atas capaian prestasi Kementerian Pertanian di bawah kepemimpinan Mentan SYL yang mampu menjadi sektor pertanian sebagai penyelamat pertumbuhan ekonomi nasional di masa pandemi.

"Apalagi ini dicapai di masa pandemi Covid-19, dunia mengalami kesulitan dan pertumbuhan ekonomi di semua sektor mengalami kontraksi. Namun sektor pertanian justru memberikan pertumbuhan yang luar biasa dibuktikan dengan surplus nilai ekspornya," ujarnya.

Sigit pun menegaskan Mentan SYL tak hanya berhasil meningkatkan nilai ekspor, namun juga mampu membuat surplus produksi beras sehingga terdapat stok beras hingga saat ini sebesar 9 juta ton. Menurutnya, hal itu merupakan prestasi yang luar biasa sebab dibuktikan oleh kepolisian di lapangan dengan melakukan pengecekan stok pangan setiap tiga bulan.

"Kami dari kepolisian siap bersinergi melakukan pengawalan untuk memperkuat stok pangan nasional. Dan tadi Pak Menteri sampaikan di tahun 2022 merencanakan ekspor beras, jika ini terjadi tentunya memecahkan rekor. Adanya stok beras 9 juta tentu membuat negara ini tenang dan tidak perlu impor," katanya. (An)