Peserta dari Inggris, Warnai Pelatihan Jurnalistik Seri-3 PPWI-Fikom Universitas Mpu Tantular

Foto: Para Narasumber, MC, Moderator dan Para peserta Pelatihan Dasar Jurnalistik Seri-3 PPWI-Fikom Universitas Mpu Tantular

 

JAKARTA, wartamerdeka.info

Jika pada Pelatihan Dasar Jurnalistik Seri-1 Persatuan Pewarta Warga Indonesia (PPWI) dan Fakultas Ilmu Komunikasi (Fikom) Universitas Mpu Tantular Jakarta diikuti peserta dari Perancis, maka pada Pelatihan Seri-3 ini diwarnai peserta dari Inggris.

 

Acara pelatihan tersebut diselenggarakan secara online (virtual zoom meeting) hari Sabtu (26/02/2022), dari pukul 13.00-17.00 WIB. Ada 41 peserta dari berbagai wilayah, seperti dari Aceh, Samosir, Rokan Hilir, Jabodetabek, Surabaya, Manado, Sangihe, Kapuas Hulu (Kalbar), Tanah Laut (Kalsel), dan Ackworth, West Yorkshire, United Kingdom.

 

Teguh Santosa, peserta dari Ackworth, West Yorkshire, United Kingdom itu dengan antusias mengikuti pelatihan sejak awal hingga selesai. Bahkan dalam bertanya, ia tidak sungkan untuk langsung ‘raise hand’.

 

Dari konfirmasi yang dilakukan media ini, Teguh Santosa yang beristerikan wanita Inggris itu sudah sejak tahun 2002 berdomisili disana, dan memiliki 2 (dua) orang anak laki-laki. Teguh rupa-rupanya disarankan oleh teman satu alumni SMA-nya, untuk mengikuti pelatihan dasar jurnalistik ini.

 

Karena penasaran dan selama ini memang dirinya belum pernah bersentuhan dengan dunia jurnalistik, akhirnya dia mengikuti saran teman alumninya itu. Kebetulan juga dia punya waktu pada saat hari pelaksanan pelatihan tersebut.

 

Ketika ada instruksi menulis berita sebagai Tugas Akhir (TA) pelatihan, Teguh Santosa bahkan membuat judul yang bikin peserta lain mendelik. Judulnya, “Dahsyat! Bikin Melek Ilmu, Pelatihan Dasar Jurnalistik Online Seri-3 PPWI dan Fikom Universitas MPU Tantular Jakarta”.

 

Dalam uraiannya yang diunggah di WhatsApp Group pelatihan, pria yang lahir dan besar di Jakarta ini mengatakan, karena selain para narasumber yang piawai dalam bidangnya masing-masing, materi yang diberikan betul-betul membuat peserta pelatihan ‘melek ilmu’. Dahsyat!

 

Sementara itu, pelatihan Seri-3 ini menghadirkan 3 (tiga) narasumber, yang cukup berpengalaman, dengan materi pelatihan yang sebelumnya sudah ditetapkan. Mereka adalah, Wilson Lalengke, S.Pd., M.Sc., M.A (Ketua Umum DPN PPWI, Alumni Lemhannas dan Pengelola Media) dengan materi Bahasa Indonesia Dalam Jurnalistik;  Mung Pujanarko, S.Sos., M.I.Kom (Dosen Ilmu Komunikasi dan Penulis dibeberapa media) dengan materi Tehnik Penulisan Berita; dan Danny PH Siagian, S.E., M.M (Jurnalis dan Praktisi Jurnalistik) dengan materi Editing Berita dan Foto.

 

Dalam paparannya, Wilson Lalengke, S.Pd., M.Sc., M.A mengatakan penggunaan Bahasa Indonesia dalam jurnalistik itu sangat penting dan mendasar. Penguasaan perbendaharaan kata, pemahaman soal Ejaan Yang Disempurnakan (EYD), soal penempatan Subjek (S), Predikat (P) dan Objek (O) demikian juga hingga tanda baca yang sangat beragam, harus betul-betul dikuasai.

 

Bahkan Wilson Lalengke kadang prihatin, karena masih banyak pewarta warga maupun wartawan pemula, melakukan kesalahan dalam menghasilkan tulisan sebagai produk jurnalistik.

 

“Saya kadang prihatin melihat teman-teman pewarta warga maupun wartawan pemula yang masih tidak memahami penggunaan Bahasa Indonesia dalam penulisan jurnalistik. Membuat tulisan yang kadang-kadang bertele-tele, berpanjang-panjang, tapi tidak jelas maksudnya. Penggunaan tanda baca seperti penempatan tanda koma, titik koma, tanda kutip, tidak ada atau tidak pada tempatnya. Sehingga inilah yang sering di ‘cap’ sebagai karya jurnalistik abal-abal,” ungkapnya.

 

Sebab itu, Wilson yang alumni Pasca Sarjana bidang studi Global Ethics Universitas Birmingham, Inggris ini mengatakan, pelatihan semacam ini menjadi penting. Selanjutnya, perlu pelatihan lanjutan, atau setidaknya harus rajin belajar sendiri dari berbagai macam media yang sudah ada.

 

Narasumber kedua, Mung Pujarnako, S.Sos., M.I.Kom menjelaskan soal Teknik Penulisan Berita dengan pola ‘Quick News’. Dia mengawali paparan tentang 5W dan 1H serta konsep Piramida Terbalik dalam jurnalistik.

 

Dosen Fakultas Ilmu Komunikasi Universitas Jayabaya, Jakarta yang mengawali karir sebagai wartawan di Surabaya ini menjelaskan bagaimana membuat struktur penulisan sebuah berita. Khususnya dan tehnik ‘Quick News’ atau Menulis Berita Cepat (MBC) dengan menggunakan sekitar 150 kata dan hanya dalam waktu 5-10 menit.

 

Bahkan dalam penjelasannya kepada peserta, ketika narasumber Wilson Lalengke memaparkan materinya selama 30 menit, dirinya sudah selesai membuat satu berita, dan mengunggahnya di laman blognya sendiri.

 

“Bapak Ibu peserta, ini sebagai pembuktian dan motivasi saja. Tadi, ketika pak Wilson memaparkan materinya selama 30 menit, saya sudah selesai membuat satu berita, dan langsung saya unggah di blog saya. Ini dengan pola ‘Quick News’ tadi. Coba kita lihat,” ungkap pak Dosen yang humoris ini, sambil menunjukkan blognya.

 

Mung mengatakan, untuk bisa seperti itu, wartawan harus bisa cepat memutuskan satu ‘Point of Interest’ atau PoI.

 

“Jadi, kita harus bisa segera memutuskan, apa poin utama yang akan kita tulis. Apa ‘Point of Interest’ atau poin ketertarikan kita untuk memulai menulis. Itu langsung saja kita tulis sebelum hilang momentum, dengan dasar 5W 1H tadi. Terus, lanjutkan dengan uraian yang berkaitan dengan uraian diatasnya, dan perhatikan jumlah kata minimalnya 150 kata. Saya yakin, bisa selesai berita singkat dan memenuhi kaidah jurnalistik, dalam waktu 5 sampai 10 menit,” bebernya.

 

Di bagian akhir, narasumber ketiga, Danny PH Siagian, S.E., M.M dengan materi ‘Editing Berita dan Foto’ menjelaskan pentingnya Editing berita dan foto dalam sebuah pemberitaan, baik untuk berita di media online, maupun media audio dan audio visual lainnya.

 

Danny Siagian yang cukup berpengalaman sebagai jurnalis yang meliput di Parlemen Senayan Jakarta ini mengatakan, Editing harus dilakukan untuk menghindari pemberian informasi yang salah kepada masyarakat.

 

“Editing adalah proses memperbaiki huruf yang salah atau sering disebut typo, kemudian memperbaiki kata yang kurang huruf, salah angka, salah tulis nama orang, hingga memperbaiki kata demi kata yang tidak sinkron untuk menjadi sebuah kalimat. Editing itu harus dilakukan untuk menghindari pemberian informasi yang salah kepada masyarakat. Bahkan mungkin akan merugikan pihak lain. Editing juga bertujuan untuk menghindari tuntutan hukum yang mungkin terkait,” ungkapnya.

 

Bahkan lebih jauh, Danny Siagian mengatakan, perlunya pengorganisasian dari mulai judul berita, kemudian berlanjut kepada ‘Lead’ atau teras berita, hingga kalimat-kalimat dalam paragraf, supaya sinkron dan enak dibaca.

 

“Bayangkan jika judul yang anda tulis soal nasi goreng, tapi yang anda jelaskan di ‘Lead’-nya, atau uraian di paragraf pertama adalah bakso duluan, baru nasi goreng kemudian. Ini akan fatal, dan orang juga langsung tidak mau melanjutkan membaca uraian berikutnya,” katanya sambil memperlihatkan contoh pemberitaan yang fatal dimaksud.

 

Selain itu, pengeditan foto juga menjadi penting untk mendukung kesesuaian dengan naskah berita.

 

“Bagaimana mengatasi foto yang buram menjadi lebih jernih, demikian juka sebaliknya, kemudian melakukan ‘cropping’ atau pemotongan keliling gambar, untuk mendapatkan fokus gambar, hingga bila penting melakukan penggabungan gambar. Dan setiap gambar, wajib memiliki ‘caption’ atau keterangan gambar, dengan kata-kata yang minimal tapi mampu menjelaskan arti gambar itu sendiri,” pungkasnya.

 

Setelah mendengarkan penjelasan materi, diadakan juga sesi tanya jawab langsung, dan menjawab pertanyaan dengan menggunakan Google Form. Ada juga sedikit hiburan dengan menjawab pertanyaan-pertanyaan quiz berhadiah.

 

Seyogiyanya acara dibuka oleh Dekan Fikom Universitas Mpu Tantular, Dra. Ratih Kurnia, M.I.Kom, atau Kaprodi Ilmu Komunikasi, Fitriana Sandi, S.I.Kom.,M.I.Kom, Namun karena berhalangan, akhirnya dibuka oleh Ketua Umum DPN PPWI, Wilson Lalengke.


Acara yang dipandu Serepina Tiur Maida, S.Sos., M.Pd., M.I.Kom (Dosen Ilmu Komunikasi), dan Moderator Arta Peto Sinamo, Dra. Arta Peto Sinamo, Dip. Ed., MA in Ed itu berjalan lancar, dan penuh keramahan. Acara ditutup oleh Danny Siagian, yang juga sebagai Ketua Panitia.


Acara didukung oleh: Wartamerdeka.info; Pewartaindonesia.com; Batakindonesia.com; Hipakad’63news.com; 1KATA.com; IndonesiaVoice.Com; AniRos Collections; dan Solusindo Kreatif Konsultan (SKK). DANS

Posting Komentar

Lebih baru Lebih lama