Unik....Penggiat Budaya Dan Pelestari Alam Di Malang, Rayakan Kemerdekaan Dengan Menggelar Sarasehan Budaya

MALANG (wartamerdeka.info) - APDI (Asosiasi Pendamping Desa Indonesia) dan sejumlah organisasi pecinta budaya dan pelestarian alam menggelar Sarasehan Budaya Ruwat Patirtan Sumber Umbulan, di Dusun Sumber Umbulan Lor, Desa Ngenep, Kec. Karangploso, Kabupaten Malang, Kamis (18/8/2022).

Sarasehan Budaya yang diikuti 18 organisasi yang peduli terhadap pelestarian budaya dan kelestarian alam ini mengambil tema "Memaknai Kemerdekaan Dengan Melestarikan Alam".

Organisasi yang hadir, di antaranya adalah Persatuan Berbudi dan berbudaya, Jayameru Malang, Hurip Huru, Green Alam, Malang Hijau, Mbois Malang, Warga Agung Pasembahan Purwojati, Pondok Abu Nawas dan lainnya.

Para penggiat budaya dan pelestari alam ini berkumpul bersama-sama dalsm rangka melakukan perayaan hari kemerdekaan dengan do’a bersama, supaya bangsa Indonesia lebih baik ke depannya.

Mereka juga mendapat nasehat-nasehat dari seorang guru spiritual yang dikenal dengan panggilan Mbah Mad.

Salah satu yang disampaikan yaitu,  agar  tidak meninggalkan tradisi dan budaya Jawa.

Sebelum berdo’a bersama, mereka melakukan ruwat pentirtan Sumber Umbulan, atau biasa dikenal juga dengan Ruwatan Air Suci Menyucikan dan Air Hidup Kehidupan.

Mereka melakukan penyucian diri dengan "air suci atau air kehodupan" yang ada di Sumber Umbulan.

Mereka menyakini bahwa Air (tirta -bahasa Jawa) di Sumber Umbulan adalah air yang keramat dan suci.

Mbah Mad, pencetus dan penggagas acara tersebut kepada awak media Warta Merdeka, mengatakan, acara tersebut diadakan tahunan dan selalu disertai dengan ruwat pentirtaan sebelum sarasehan dimulai.

Tujuan utamanya adalah supaya kita dan generasi-generasi selanjutnya tidak lupa dengan leluhur dan budaya kita.

Mbah Mad dengan tampilan busana adat Jawa menuturkan bahwa sekarang sudah banyak yang lupa pendidikan etika atau tatakrama dalam berkehidupan berbangsa dan bermasyarakat.

"Melalui kegiatan ini kami berharap  supaya anak cucuk kita terjaga, dan selalu menjunjung etika tatakrama, seperti yang diajarkan oleh leluhur-leluhur kita,” ungkap Mbah Mad.

Acara ini, kata  Mbah Mad, dalam sehari diadakan sampai dua kali. Pagi dan sore. Yang pagi untuk orang-orang Jawa Timur dan yang sore untuk warga Malang.

Yang menarik, tempat acara tersebut juga dikenal merupakan sebuah destinasi wisata religi dengan pemandangan sawah teras siring Jawa, ehingga areal tersebut penuh dengan ketenangan dan kenyaman serta kesejukan.

Bagi para pencinta wisata religi, lokasi tersebut memang pas untuk dikunjungi.

Tempat tersebut dikenal sebagai ”Wisata Umbulan”. Di sini, banyak pohon tinggi dan besar mengelilingi kolam air yang jernih dan bersih.

Di tempat, suasana mistik dan magic terasa keseluruh relung tubuh, sehingga hati dan pikiran terasa terjadi penyatuan.

(Achmad Bahrudin)

Posting Komentar

Lebih baru Lebih lama