Kenapa Unit Investasi KUD Minatani Dihapus?

Metode Investigative atau opini interpretatif, seperti implisit diharapkan oleh pengurus  ternyata mampu menguak sejumlah dugaan adanya sistem manajemen (pengelolaan) koperasi di KUD Minatani yang melenceng dari koridor jatidiri sebuah lembaga koperasi. 

Dan dugaan adanya "masalah" tersebut semakin massif, artinya bukan hanya di satu dua Unit usaha saja. Melainkan hampir di semua bagian. 

Bisa disimpulkan, misalnya, sistem yang sudah terbangun lebih mengedepankan kepentingan sejumlah oknum di internal lembaga Koperasi daripada Lembaga mendahulukan kepentingan anggota. 

Selain itu, dalam tulisan sebelumnya, misalnya, kuat dugaan adanya sejumlah problem seperti di Unit Simpan Pinjam dan TPI. Di TPI, misalnya yang tiba tiba Pengurus melempar ide akan menaikan retribusi untuk mendongkrak pemasukan sehingga kerugian yang dialami bisa tertutupi, adalah suatu fakta bahwa sistem pengelolaan TPI ada yang salah. Meskipun, wacana tersebut kemudian lenyap karena berpotensi memunculkan demo atau protes dari para pengguna jasa. 

Nah, menjadi semakin menarik, ketika investigasi dilakukan kian jelas carut marutnya. Ini baru di Unit Simpan Pinjam dan TPI, belum lagi, misalnya ke Unit SKT, PU, Apotek sampai pada adanya Unit yang kemudian hilang, yakni Unit investasi. 

Unit investasi ini belakangan mencuat setelah 4 stand di lokasi terminal wisata (milik pemkab) yang dikelola oleh Koperasi Minatani dikontrak Laskar Buah (toko untuk menjual buah buahan) beredar isu, kontrak atau sewanya tidak langsung ke KUD Minatani tapi pihak lain. Ironisnya, sejumlah pengurus dikonfirmasi kaitan isu yang tidak sedap ini, tidak ada penjelasan sama sekali. 

"Silakan langsung menghubungi Ketua Pengurus Koperasi saja karena terkait informasi atau penjelasan apapun, satu pintu," balas salah seorang Pengawas. 

Lagi lagi, disayangkan jika permohonan konfirmasi tidak ada balasan apapun, meski teks WA yang dishare sudah masuk dan dibaca. Pada konteks inilah peranan Korpok lantas menjadi cukup strategis sehingga tidak hanya sekadar diberi penjelasan dalam bentuk seremonial saja, melainkan lebih dari sekadar retorika, adalah upaya menggali lebih dalam lagi. 

(W. Masykar/bersambung)

Posting Komentar

Lebih baru Lebih lama