Nasdem Bahaya Dan Harapannya Untuk Indonesia

Oleh: Saiful Huda Ems (SHE)

- Lawyer dan Pengamat Politik

Kran kran keterbukaan dan pembaharuan yang selalu digaungkan oleh Nasdem, ternyata tidak sejalan dengan realitasnya di lapangan. Mulai dari dihimpunnya para politisi bayaran yang diambilnya dari kader-kader potensial dari partai-partai politik papan atas hingga menengah, yang dimodali oleh SP untuk menjadi Pengurus Partai mulai dari tingkat pusat hingga tingkat Provinsi. Lalu memodali para Caleg unggulan atau potensial di beberapa daerah, hingga mendeklarasikan Anies Baswedan sebagai Capres dari Nasdem, menjadikan Nasdem nampak sebagai Parpol yang hanya sibuk bermain-main di wacana Demokrasi Prosedural belaka, dan bukan Demokrasi Partisipatoris yang lebih relevan untuk diterapkan di Indonesia yang tengah bergerak maju. 


Maka yang terjadi kemudian, ribuan kader Nasdem ramai-ramai keluar dari Nasdem yang dahulu dibangga-banggakanya. Tragis sekali memang, jika Parpol didirikan tidak oleh sekelompok politisi pejuang yang memiliki tekad besar untuk memajukan bangsa dan negaranya, melainkan oleh kaum pemodal atau sekelompok oligarki yang hanya ingin mengkooptasi dan menghegemoni kekuasaan negara di atas penderitaan rakyat atau bangsanya. Meski demikian saya masih melihat adanya politisi-politisi muda, atau yang sudah berumur namun sangat berbakat yang sudah lama saya kenal, dan yang saat ini masih tergabung dalam kepengurusan Nasdem. 


Saya sangat berharap, sahabat-sahabat yang masih menjadi pengurus Nasdem ini suatu ketika dapat menemukan momentumnya yang tepat, untuk benar-benar melakukan perubahan dari dalam, dan membersihkan Nasdem dari penguasaan oligarki keparat. Oligarki berbaju Nasdem yang bertahun-tahun turut merekayasa Indonesia untuk jatuh tergelincir menjadi negara pengekor negara adi kuasa dunia, dan menjadi negara pengimpor barang dan berbagai kebutuhan hidup rakyat, yang sebenarnya dapat diproduksi di dalam negeri sendiri. Oligarki berbaju Nasdem yang sebelumnya bermodus operandi di Golkar, dan yang kemudian tersingkir dan mendirikan partai baru. Oligarki berbaju Nasdem yang memodali Capres Khayalan yang pernah menjarah berbagai pemikiran emas Cendekiawan Muslim ternama di Paramadina, dan yang melecehkannya di mimbar-mimbar kaum intoleran radikal di Petamburan !...(SHE).


25 Desember 2022.



Posting Komentar

Lebih baru Lebih lama